This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Alifiani Hikmah Putranti
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr Kariadi- Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengaruh Asfiksia Neonatal Terhadap Gangguan Pendengaran Gatot Irawan Sarosa; Alifiani Hikmah Putranti; Tri Kartika Setyarini
Sari Pediatri Vol 13, No 1 (2011)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp13.1.2011.5-13

Abstract

Latar belakang. Kejadian gangguan pendengaran di negara maju 1–3 dari 1000 kelahiran hidup, sedangkan prevalensi gangguan pendengaran di Indonesia ±4,2%, penyebabnya antara lain asfiksia. Identifikasi dini usia 3 bulan pertama kehidupan dan intervensi optimal 6 bulan pertama mencegah gangguan bicara, bahasa, kognitif, personal sosial, emosional, perilaku, akademik dan keterbatasan kesempatan kerja.Tujuan. Membuktikan asfifi ksia sebagai faktor risiko gangguan pendengaran sensorineural dengan mempertimbangkan prematuritas, obat ototoksik, dan ventilator mekanik.Metode. Penelitian observasional dengan rancangan kohort prospektif di RSUP Dr. Kariadi Semarang bulan Desember 2009 – November 2010. Subjek penelitian 68 neonatus terdiri dari 34 neonatus kelompok asfiksia dan 34 neonatus tanpa asfiksia Pemilihan subjek secara consecutive sampling, dicatat data klinis, laboratorium, dilakukan timpanometri, oto acustic emission (OAE) pertama usia <1 bulan dan OAE kedua dan brainstem evoked response audiometry (BERA) usia 3 bulan. Analisis statistik dengan uji Chi-square, uji Mc Nemar dan uji t tidak berpasangan, regresi logistik.Hasil. Kejadian gangguan pendengaran 35,3% pada asfiksia berdasarkan OAE pertama (p=0,003; RR:6,0; 95%CI:1,5-24,8), menjadi 20,6% pada OAE kedua (p=0,15). Gangguan pendengaran pada asfiksia berat 57,1% berdasarkan OAE pertama (p=0,003), menjadi 28,6% pada OAE kedua (p=0,16). Gangguan pendengaran sedang pada asfiksia 11,8% berdasarkan BERA (p=0,14). Faktor risiko prematuritas pada OAE pertama dan kedua p=1,00. Obat ototoksik, ventilator mekanik dan gangguan pendengaran pada OAE pertama (p=0,005; RR:4,4; 95%CI:1,3-14,3 dan p=0,03; RR:3,5; 95%CI:1,5-8,2). Analisis multi variat faktor risiko gangguan pendengaran untuk asfiksia (OR 1,3; 95%CI 0,1 - 19,9; p=0,84), obat ototoksik (OR 3,7; 95%CI 0,3 - 55,0; p=0,34), ventilator mekanik (OR 1,5; 95%CI 0,2-10,2;p=0,69)Kesimpulan. Asfiksia merupakan faktor risiko gangguan pendengaran usia kurang dari satu bulan. Gangguanpendengaran terbanyak pada asfiksia berat. Obat ototoksik dan ventilator mekanik merupakan faktor risikogangguan pendengaran usia kurang dari satu bulan. Prematuritas dan asfiksia, obat ototoksik, ventilatormekanik secara bersama-sama belum dapat disimpulkan sebagai faktor risiko gangguan pendengaran.