This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Erial Bahar
Unit Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RS Moh. Hoesin, Palembang

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Efektifitas dan Keamanan Parasetamol Intravena dan Ibuprofen Oral pada Penutupan Duktus Arteriosus Persisten pada Bayi Kurang Bulan Oktaviliana Sari; Ria Nova; Herman Bermawi; Erial Bahar
Sari Pediatri Vol 17, No 4 (2015)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.221 KB) | DOI: 10.14238/sp17.4.2015.279-84

Abstract

Latar belakang. Duktus arteriosus persisten (DAP) pada bayi kurang bulan (BKB) dapat menimbulkan gangguan hemodinamika sehingga perlu segera ditutup. Salah satu cara penutupan adalah dengan obat penghambat siklooksigenase (COX), khususnya ibuprofen. Mengingat efek samping yang ditimbulkan ibuprofen, parasetamol yang bekerja menghambat peroksidase mulai diperkenalkan sebagai alternatif dengan efektifitas setara dan efek samping yang minimal.Tujuan. Membandingkan efektifitas dan keamanan antara parasetamol intravena dan ibuprofen oral untuk penutupan DAP pada BKB.Metode. Uji klinis terbuka, acak terkontrol pada bayi dengan usia gestasi ≤37 minggu yang dikonfirmasi DAP dengan menggunakan ekokardiografi. Dilakukan randomisasi blok untuk menerima parasetamol intravena atau ibuprofen oral. Hasil utama yang dinilai adalah respon terapi penutupan duktus arteriosus (DA), efek samping yang timbul, dan kejadian reopening.Hasil. Penutupan DAP terjadi pada 33 dari 36 (91,6%) BKB yang mendapat parasetamol intravena dan 29 dari 40 (72,5%) yang mendapat ibuprofen oral (p=0,03). Pada kelompok ibuprofen, efek samping yang timbul berupa trombositopenia (28,5%) dan perdarahan saluran cerna (25,7%), sedangkan pada kelompok parasetamol intravena tidak dijumpai efek samping. Reopening terjadi hanya pada satu bayi di kelompok ibuprofen oral.Kesimpulan. Parasetamol intravena lebih efektif dan lebih aman dibandingkan ibuprofen oral untuk penutupan DAP pada BKB.
Ketepatan Parameter Klinis dalam Memprediksi Mortalitas Perdarahan Intrakranial Spontan pada Anak Usia Kurang dari Satu Tahun Liveana Sugono; Msy Rita Dewi; Erial Bahar
Sari Pediatri Vol 17, No 4 (2015)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp17.4.2015.255-60

Abstract

Latar belakang. Pada anak usia di bawah satu tahun, perdarahan intrakranial memiliki tingkat mortalitas yang tinggi. Diperlukan parameter untuk memprediksi mortalitas guna menentukan tata laksana segera yang tepat sehingga diperoleh hasil akhir yang lebih baik.Tujuan. Mendapatkan tingkat akurasi parameter klinis dalam memprediksi mortalitas perdarahan intrakranial spontan pada anak dengan usia kurang dari satu tahun.Metode. Dilakukan uji prognostik dengan data retrospektif dan prospektif dari rekam medik Januari 2009 -Desember 2014 terhadap anak usia di bawah satu tahun yang dirawat di rumah sakit Moh. Hoesin dengan perdarahan intrakranial tanpa riwayat trauma kepala. Parameter klinis yang diamati, yaitu gejala klinis dan neurologis, pemeriksaan laboratorium termasuk pT dan apTT. Dilakukan analisis untuk menentukan hubungan parameter dengan mortalitas.Hasil. Didapatkan 136 anak yang memenuhi kriteria inklusi, 103 bertahan hidup, 33 meninggal dunia. Dari analisis multivariat ditemukan penurunan reflek cahaya, GCS<8, Hb<7g/dL dan pemanjangan apTT memengaruhi mortalitas dengan probabilitas tertinggi 75,75%. Kemudian disusun sistem skoring dengan alokasi skor berdasarkan Odds ratio. Didapatkan beberapa sistem skoring dengan sensitivitas antara 72,7%-93,94%, spesifisitas antara 42,72%-77,67% dan akurasi antara 55,15%-76,47%.Kesimpulan. Berbagai parameter klinis ditemukan dapat memengaruhi mortalitas perdarahan intrakranial spontan pada anak usia di bawah satu tahun. Beberapa sistem skoring kemudian disusun dari temuan penelitian, meski belum memiliki nilai prediksi mortalitas yang ideal