This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Nelly Amalia Risan
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Risiko Gangguan Perkembangan Neurologis antara Bayi Kurang Bulan Lanjut dan Bayi Cukup Bulan Sesuai Usia Kehamilan Ike Dwi Wahyuni; Nelly Amalia Risan; Dwi Prasetyo
Sari Pediatri Vol 17, No 3 (2015)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.316 KB) | DOI: 10.14238/sp17.3.2015.190-4

Abstract

Latar belakang. Bayi kurang bulan lanjut mempunyai fisiologis, metabolik, dan imunologi imatur, serta merupakan periodetercepat pertumbuhan dan perkembangan otak. Pada awal kehidupan, BKBL rentan mengalami komplikasi dan mempunyairisiko gangguan perkembangan neurologis (GPN).Tujuan. Menentukan risiko GPN antara BKBL dan BCB sesuai usia kehamilan pada usia 3–6 bulan.Metode. Penelitian dilaksanakan periode Oktober–Desember 2014 di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung. Subjek penelitian adalahbayi BKBL usia 3–6 bulan dengan BCB sebagai kontrol yang memenuhi kriteria inklusi. Risiko GPN diperiksa menggunakanBayley infant neurodevelopmental screener (BINS) dan dianalisis menggunakan uji chi-square dan rasio odds.Hasil. Terdapat 36 BKBL dan 36 BCB, dengan usia rerata 5,58 bulan pada BKBL dan 5,26 pada BCB. Perawakan pendek lebihbanyak pada BKBL dibanding BCB. Sebagian besar subjek pada kedua kelompok tidak mendapatkan ASI eksklusif. Pendidikanterbanyak orangtua adalah SMP dan SMA dengan sebagian besar orangtua bekerja, tetapi mempunyai pendapatan/bulan yangrendah. Risiko GPN pada kelompok BKBL 22 dan BCB 10 bayi (p=0,004) dengan kekuatan hubungan risiko GPN pada BKBL4,086 kali dibanding dengan BCB (RO=4,086; IK95%:1,518–11,000).Kesimpulan. Bayi kurang bulan lanjut sesuai usia kehamilan dan sesuai usia koreksi mempunyai risiko gangguan perkembanganneurologis 4,086 kali lebih besar dibanding dengan bayi cukup bulan.