This Author published in this journals
All Journal Sari Pediatri
Tressa Bayu Bramantyo
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UNS/RSUD Dr.Moewardi

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Prediktor Mortalitas Skor PRISM III dan PELOD 2 pada Anak Sakit Kritis Non Bedah Tressa Bayu Bramantyo; Sri Martuti; Harsono Salimo
Sari Pediatri Vol 19, No 5 (2018)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp19.5.2018.284-9

Abstract

Latar belakang. Tujuan utama perawatan pasien di PICU adalah untuk menyelamatkan jiwa pasien yang mengalami sakit kritis, tetapi masih dapat disembuhkan. Sarana, prasarana, sumber daya manusia yang terbatas di PICU dengan biaya rawat yang mahal masih menjadi perhatian utama. Sistem skoring digunakan untuk memprediksi luaran dan prognosis pasien. Sampai saat ini, belum ada sistem skoring yang digunakan di PICU secara baku untuk penilaian awal pasien di Indonesia.Tujuan. Menganalisis perbandingan kemampuan prediktor mortalitas antara skor PRISM III dan skor PELOD 2 pada anak sakit kritis non bedah.Metode. Penelitian kohort dilakukan dengan subyek pasien anak berusia 1 bulan-18 tahun yang dirawat di PICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dari kelompok pasien non bedah.Hasil. Studi kohort dari bulan Maret sampai dengan Juli 2017 terhadap 40 pasien anak berumur 1 bulan-18 tahun yang dirawat di PICU. Didapatkan hasil skor PELOD 2 >20 berisiko terjadi mortalitas sebesar 7,75 kali lipat dibandingkan dengan pasien dengan skor PELOD 2 <20 (RR 7.750 (95% IK 3.105-19.342), p<0,001). Pasien dengan skor PRISM III ≥8 berisiko terjadi mortalitas sebesar 10 kali lipat dibandingkan dengan pasien dengan skor PRISM III <8 (RR 10,00 (95% IK 3.418-29.256), p<0,001). Skor PRIM III memiliki sentitivitas 76,9% dan spesifisitas 100,0%, sedangkan skor PELOD 2 memiliki sensitivitas 69,2% dan spesifisitas 100,0% untuk memprediksi mortalitas.Kesimpulan. Skor PRISM III lebih unggul dalam memprediksi mortalitas pada pasien anak sakit kritis non bedah bila dibandingkan dengan skor PELOD 2. 
Perbandingan Mortalitas Pasien Anak dengan Acute Respiratory Distress Syndrome yang Menggunakan Delta Pressure Tinggi dan Rendah Tressa Bayu Bramantyo; Sri Martuti; Pudjiastuti Pudjiastuti
Sari Pediatri Vol 19, No 3 (2017)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp19.3.2017.156-60

Abstract

Latar belakang. Strategi ventilasi protektif paru (protective lung strategy) direkomendasikan dalam penanganan pasien acute respiratory distress syndrome (ARDS). Strategi tersebut mencakup pembatasan PEEP dan delta pressure pada penggunaan ventilator untuk mencegah mortalitas. Pembatasan delta pressure ≤13 mmHg diharapkan dapat menurunkan angka mortalitas pasien ARDS dengan ventilator.Tujuan. Mengetahui perbandingan mortalitas pasien anak dengan ARDS yang menggunakan delta pressure tinggi dan rendah.Metode. Penelusuran rekam medis pasien anak berusia 1 bulan-18 tahun yang menderita ARDS yang dirawat di PICU dengan menggunakan ventilator.Hasil. Studi cross sectional dari bulan September 2016 sampai dengan Maret 2017 terhadap 32 pasien anak berumur 1 bulan-18 tahun yang menderita ARDS, didapatkan hasil bahwa mortalitas pasien anak dengan ARDS lebih tinggi pada penggunaan setting ventilator dengan delta pressure tinggi (ΔP>13 cmH2O) dibandingkan dengan yang menggunakan pengaturan ventilator dengan delta pressure yang rendah (ΔP≤13 cmH2O) (p<0,001, OR 45,00 (IK95%: 5,47-370,02).Kesimpulan. Pasien anak dengan ARDS yang menggunakan setting ventilator dengan delta pressure rendah, mortalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan yang menggunakan pengaturan ventilator dengan delta pressure tinggi.