Trisna I. Noor
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN BAWANG MERAH DI PROVINSI JAWA BARAT Pandi Pardian; Trisna I. Noor; Achdya Kusumah
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 1, No 2 (2016): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1153.063 KB) | DOI: 10.24198/agricore.v1i2.22711

Abstract

ABSTRAKBawang merah (Allium ascalonicum L) merupakan sayuran rempah yang umum dikonsumsi olehmasyarakat di Indonesia. BPS memperkirakan bahwa kenaikan harga bawang merah merupakanpenyebab terbesar ke dua setelah kenaikan BBM pada bulan Maret 2015. Rendahnya tingkatproduktivitas bawang merah dan karakteristik produksi bawang merah yang bergantung pada musimtidak mampu mengimbangi tingkat permintaan yang cenderung konstan. Kondisi ini menyebabkankesenjangan (gap) antara pasokan (supply) dan permintaan (demand) sehingga menyebabkanfluktuasi harga antar waktu. Penelitian ini menganalisa permintaan dan penawaran bawang merah diIndonesia sehingga dapat dihasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan bawang merah denganmelihat aspek penawaran dan permintaan. Penelitian ini menggunakan metode analisis penawarandan permintaan bawang merah yang dilakukan secara kualitatif; serta analisis proyeksi pemetaanpenawaran dan permintaan bawang merah dilakukan secara kuantitatif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pola produksi bawang merah Jawa Barat sangat dipengaruhi oleh 5 kabupatensentra produksi utama (Cirebon, Bandung, Majalengka, Garut, Kuningan). Produktivitas bawangmerah relatif stagnan karena belum terjadi perubahan yang signifikan terkait dengan teknologibudidaya dan pasca panen untuk meningkatkan produktivitas. Di sisi permintaan, tingkat permintaanbawang merah cenderung mengikuti kenaikan jumlah penduduk. Ini menyebabkan Jawa Barat selaludefisit dalam ketersediaan bawang merah.Kata kunci: bawang merah, fluktuasi harga, penawaran, permintaanABSTRACTShallot (Allium ascalonicum L.) is one of the vegetables consumed by people in Indonesia. Bureau ofStatistics data shows that the increase of shallot price is the second most contributing factor afterthe rising petroleum price to the national inflation in March 2015. Low productivity and its seasonalproduction characteristics became hindrances at the production level, and thus limiting supplycapability to meet the demand. This situation has affected the supply and demand equilibrium bycreating a gap which leads to market price fluctuation. This study analyses shallot’s supply anddemand in order to formulate recommendations to the policy makers so that they are able to supportthe development of shallot by including the supply and demand elements in their policies. This studyutilizes qualitative and quantitative research methods in analyzing and mapping shallot’s supply anddemand. The results show that shallot’s national production is concentrated in 5 provinces (CentralJava, East Java, West Java, West Nusa Tenggara, and West Sumatera). The productivity is relativelylow and stagnant due to limited access to technology and good agricultural practices, in both pre-and post-harvest activities. As for the demand side, due to shallot’s inelastic characteristic, thedemand is constantly growing as the population gets higher. This condition has caused West Java tobe in a constant deficit situation for shallot.Keywords: shallot, price fluctuation, supply, demand