Ada istilah dalam bahasa Bali menyebutkan "Alisne madon intaran'. Maksudnya alis yang menyerupai bentuk seperti daun intaran. Daun intaran digunakan sebagai lambang alis, karena memang dari segi bentuknya menyerupai alis yang indah. Da¬un intaran digunakan dalam rangkaian upacara mempreteka mayat yang sudah dimandikan. Bentuk daun intaran yang sangat indah, dengan pengharapan ketika orang yang ber-reinkarnasi lagi alisnya bentuknya bagus menyerupai daun intaran yang inclab. Sebagai alis orang yang meninggal, daun ini diletakkan di atas atau menurupi alis sawa (mayat). Daun intaran juga dimanfaatkan untuk kebutuhan upakara lainnya. Sebagaimana fungsinya, bentuk daun intaran memang menyerupai alis manusia. Daunnya bersirip atau bergerigi, warna hijau kekuningan. Kata usadha berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu ausadha yang berarti tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat, atau dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Tetapi batasan usadha di Bali lebih luas, usadha adalah semua tata cara untuk menyembuhkan penyakit, cara pengobatan, pencegahan, memperkirakan jenis penyakit/diagnosa, perjalanan penyakit dan pemulihannya. Kalau dilihat secara analogi, hampir sama dengan pengobatan modern. daun mimba memiliki banyak kegunaan baik untuk upacara keagamaan khususnya upacara kematian, dimana daun tersebut diletakkan di alis mayat dengan tujuan pada saat inkarnasi nanti memiliki alis yang indah seperti daun mimba. Sedangkan manfaat daun mimba dalam dunia pengobatan sangat banyak yaitu berkhasiat sebagai antibakteri, antiviral, antidiuretic, antifungal, dan anti sedative. Selain itu intaran juga bisa digunakan untuk obat berbagai macam penyakit seperti : alergi, amandel, asma,radang sendi, ambeven (wasir),obat batuk, bisul kencing manis (diabetes), mencret, dan lainnya.