Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Karakterisasi Limbah Padat Tambak Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) untuk Kultur Murni Chlorella sp. Sartika Tangguda; Diana Arfiati; Arning Wilujeng Ekawati
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2015: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limbah padat tambak udang vaname mengandung 1,92% C organik, 0,54% N total, dan 1,70% P. Limbah organik ini harus diubah menjadi bahan anorganik untuk dapat dimanfaatkan oleh mikroalga dalam bentuk amonium, nitrat, dan fosfat. Perendaman merupakan salah satu cara untuk merubah bahan organik menjadi bahan anorganik dengan bantuan berbagai kelompok bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan unsur hara pada limbah padat tambak udang, mengetahui jenis bakteri yang terkandung pada limbah padat tambak udang, dan mengkaji waktu penguraian bahan organik menjadi bahan anorganik dalam proses perendaman limbah padat tambak udang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian menggunakan 7 perlakuan (24, 48, 72, 96, 120, 144, dan 168 jam) serta 3 ulangan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah kadar amonium, nitrat, dan fosfat. Data yang diperoleh dari penelitian selanjutnya dianalisis dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan aplikasi statistik, yaitu SPSS versi 16.0. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perendaman limbah selama 24 jam memberikan pengaruh terbaik pada kadar amonium (0,673 ppm), nitrat (1,213 ppm), dan fosfat (0,165 ppm). Kadar bahan anorganik tersebut mencukupi kebutuhan Chlorella sp. sehingga diharapkan limbah padat tambak udang vaname dapat dijadikan media kultur alternatif untuk pertumbuhan Chlorella sp.Kata kunci: perendaman, limbah padat tambak udang vaname, Chlorella sp.AbstractWhite shrimp pond solid waste containing 1.92% organic C; 0.54% N total; and 1.70% P. Organic waste is to be converted into inorganic matter to be used by microalgae in the form of ammonium, nitrate, and phosphate. Soaking is one method to convert organic matter to inorganic matter by various bacteria. The purpose of this research was to know nutrients in shrimp pond solid waste, to know species bacteria in shrimp pond solid waste, and to assess the time decomposition of organic matter into inorganic matter in the soaking process of white shrimp pond solid waste. The method used in this research was experimental method. This research consisted of 7 treatments (24, 48, 72, 96, 120, 144, and 168 hours) and three replications. The parameters observed in this research was the content of ammonium, nitrate, and phosphate. The results obtained from this research is soaking of waste for 24 hours gives the best effect on ammonium (0.673 ppm), nitrate (1.213 ppm), and phosphate content (0.165 ppm). Anorganic contents sufficient for Chlorella sp. so white shrimp pond solid waste can be used as alternative medium for Chlorella sp. growth.Kata kunci: soaking, white shrimp pond solid waste, Chlorella sp
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) dengan Dosis Berbeda Terhadap Kandungan Pigmen Nannochloropsis Oculata: The Effect of Different Dosages of Liquid Organic Fertilizer from Water Hyacinth (Eichhornia Crassipes) on the Pigment Content of Nannochloropsis Oculata Huda, Mukhammad Eka Purnama; Arning Wilujeng Ekawati; Heny Suprastyani
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 8 No. 1 (2024): JFMR on March
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2024.008.01.6

Abstract

Eceng gondok seringkali dianggap sebagai gulma dan dapat merugikan organisme perairan. Namun pengolahan eceng gondok yang tepat dapat memberikan efek positif, salah satu olahan tersebut berupa pupuk organik cair yang dapat berpengaruh pada fitoplankton. Fitoplankton berperan penting terhadap ketersediaan oksigen di perairan dan sebagai pakan alami bagi zooplankton maupun ikan-ikan kecil. Salah satu jenis fitoplankton adalah Nannochloropsis oculata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serta dosis terbaik pemberian pupuk organik cair eceng gondok dengan dosis yang berbeda terhadap kandungan pigmen N. oculata. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Reproduksi Ikan dan Laboratorium Perikanan Air Tawar Sumberpasir Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya sejak bulan Februari sampai Mei 2023. Penelitian ini menggunakan RencanaAcak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan masing – masing 3 pengulangan. Dosis pemberian Pupuk Organik Cair Eceng Gondok (POC EG) adalah  A (4,07 ml/L), B (5,38 ml/L), C (6,69 ml/L), D (8 ml/L) dan kontrol (Walne 1 ml/L). Pengamatan dilakukan selama 9 hari dengan fase puncak kepadatan berada pada hari ke-7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik, β-karoten dan klorofil-a. Dosis terbaik perlakuan POC EG untuk laju pertumbuhan spesifik adalah 6,33 ml/L sebesar 0,24/hari, dosis POC EG 6,53 ml/L dengan hasil  β-karoten sebanyak 3,19 µg/mL, dan dosis POC 6,55 ml/L dapat menghasilkan klorofil-a sebesar 0,06 µg/mL. Perlakuan kontrol menunjukan hasil lebih baik sebesar 10% pada laju pertumbuhan, 74% pada kandungan klorofil a, dan 9,5% pada kandungan β-karoten.Water hyacinth is often considered as a weed and can harm aquatic organisms. However, proper processing of water hyacinth can have a positive effect, one of these preparations is liquid organic fertilizer which can have an effect on phytoplankton. Phytoplankton plays an important role in the availability of oxygen in waters and as natural food for zooplankton and small fish. One type of phytoplankton is Nannochloropsis oculata. The aim of this research was to determine the effect and best dose of giving water hyacinth liquid organic fertilizer at different doses on the pigment content of N. oculata. The method used is an experimental method. This research was conducted at the Fish Reproduction Laboratory and Freshwater Fisheries Laboratory, Sumberpasir, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Brawijaya University from February to May 2023. This research used a Completely Randomized Plan (RAL) with 5 treatments and 3 repetitions each. The dosage of water hyacinth liquid organic fertilizer (POC EG) is A (4.07 ml/L), B (5.38 ml/L), C (6.69 ml/L), D (8 ml/L) and control (Walne 1 ml/L). Observations were carried out for 9 days with the peak concentration phase being on the 7th day. The results showed that the treatment had a significant effect on the specific growth rate, β-carotene and chlorophyll-a. The best dose of POC EG treatment for specific growth rate is 6.33 ml/L with a specific growth rate of 0.24/day, the dose of POC EG is 6.53 ml/L with a β-carotene yield of 3.19 µg/mL, and a POC dose of 6.55 ml/L can produce chlorophyll-a of 0.06 µg/mL. The control treatment showed better results of 10% in growth rate, 74% in chlorophyll a content, and 9.5% in β-carotene content.