Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa jarang mendapatkan perhatian dan guru hanya berfokus pada aspek komputasi yang bersifat algoritmik sehingga menjadikan siswa kurang aktif dan cenderung pasif sehingga tidak dapat menyampaikan ide matematiknya. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran CTL lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran Konvensional. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 16 Garut dengan sampel sebanyak dua kelas, yaitu: kelas XI-IPS 3 sebagai kelas kontrol yang mendapatkan model pembelajaran Konvensional dan kelas XI-IPS 2 sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan model pembelajaran CTL. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Statistika. Instrumen penelitian ini berupa tes dengan bentuk uraian yang diberikan pada saat pretest dan postest serta diberikan tes skala sikap siswa. Dari hasil pretest diperoleh Ho Tidak diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal yang signifikan antara kelas yang mendapatkan model pembelajaran CTL dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran Konvensional. Dari hasil postes diperoleh bahwa Ha Tidak diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran CTL lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran Konvensionali. Tingkat pencapaian materi siswa yang mendapatkan model CTL lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran Konvensional, tetapi daya serapnya masih rendah yaitu 29,73% yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Skala sikap siswa diolah dengan menggunakan skala Likert dan dapat disimpulkan bahwa sikap siswa berinterpretasi cukup.Kata Kunci: Kemampuan Komunikasi Matematis, CTL, Konvensional.