Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EVALUASI JALUR PEJALAN KAKI DI KOTA SEMARANG MENURUT PERMEN PU 03/PRT/M/2014 Baju Arie Wibawa; Ratri Septina Saraswati
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 3, No 2 (2017): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.659 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v3i2.1885

Abstract

Jalur pejalan kaki sebagai salah satu infrastruktur transportasi lokal kota memiliki peran dan fungsi penting untuk memberikan layanan dan kenyamanan bagi warga kota. Pembangunan jalur pejalan kaki di Kota Semarang sudah mulai dilakukan sejak tahun 2010 sampai sekarang. Kondisi yang ada saat ini masih banyak permasalahan terkait kualitas sarana dan prasarana pejalan kaki ini seperti jalur yang naik-turun, licin, ram terlalu tinggi, banyak halangan/gangguan, fungsi lain yang mengganggu dan lain-lain. Permasalahan ini adalah berbeda-beda untuk tiap ruas jalur pejalan kaki. Penelitian ini akan mengevaluasi berbagai aspek pada kualitas jalur pejalan kaki berdasarkan ketentuan perencanaan sarana dan prasarana yang tertuang dalam Peremn PU 03/PRT/M/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan penggalian data di lapangan melalui teknik survey, pengukuran, pengamatan visual dan wawancara, analisis yang dilakukan merupakan analisis evaluasi melalui komparasi kondisi eksisting tiap sample ruas terhadap standar yang berlaku.Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebagian besar jalur pejalan kakik telah memiliki dimensi lebar jalur pejalan kaki yang telah memenuhi standar (kecuali sedikit segmen Jl. Soegijapranata) , namun pada beberapa bagian banyak yang menyempit karena bukaan pintu masuk ke persil bangunan (uptarade) harus lebih panjang sehingga banyak mengurangi dimensi pejalan kaki. Hal ini disebabkan oleh hampir semua tinggi jalur pejalan kaki yang dibangun awal/lama adalah di atas 30 cm (standar maksimal 20 cm), kecuali di Jl. Imam Bonjol (pembangunan paling baru). Dari aspek tinggi bebas 2,5 meter sebagian besar telah memenuhi syarat, kecuali di Jl. Soegijaprata yang memiliki beberapa ruko yang masih memiliki tritisan menjorok ke jalur penajaln kaki. Dari aspek kemiringan permukaan memanjang, hampir semua jalur pejalan kaki adalah datar, kecuali di dua jalur pejalan kaki terbaru (Jl. Imam Bonjol dan Jl. Soegijapranata) yang harus naik turun pada setiap bukaan pintu masuk. Dari aspek kemiringan permukaan dalam arah melintang, maka sebagian besar belum memnuhi syarat kemiringan 20-40, kecuali di 3 ruas jalur pejalan kakik terbaru (Jl. MH. Thamrin, jl. Soegiyopranoto dan jl. Imam Bonjol).
Analisis Kenyamanan Visual Ruang Bioskop E-Plaza Semarang Dhika Fajar Prananda; Baju Arie Wibawa
UMPAK : Jurnal Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 1, No 1 (2018): September
Publisher : Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/umpak.v1i1.15843

Abstract

Bioskop E-Plaza Semarang merupakan salah satu bioskop tua yang ada dikota Semarang. Dengan berkembangnya teknologi di dunia film, standar kenyamanan yang ada di bioskop E-Plaza Semarang perlu ditinjau kembali. Kenyamanan visual adalah salahsatu standar kenyamanan di ruang pertunjukan bioskop, Sebuah bioskop sudah selayaknya memenuhi standar kenyamanan visual sehingga penyampaian informasi dan edukasi dalam sebuah film benar-benar tersampai kepada penonton film. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan kenyamanan visual di ruang pertunjukan bioskop E-plaza semarang dengan mengacu pada standar kenyamanan visual menurut Neufert di buku data arsitek jilid 2 tahun 2002. Berdasarkan analisis kenyamanan visual pada bioskop E- Plaza Semarang dapat ditarik kesimpulan bahwa beberapa aspek belum memenuhi standar yang sesuai seperti kenyamanan visual yang mempertimbangkan jarak tempat duduk dengan layar pertunjukan, Kenyamanan Visual dengan mempertimbangkan ketinggian antar kursi duduk, namun untuk aspek desain jarak antar kursi penonton sudah sesuai dengan kebutuhan standar kenyamanan visual ruang oertunjukan bioskop