Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pembuatan Sabun Mandi Padat dari VCO yang Mengandung Karotenoid Wortel Langingi, Raymon; Momuat, Lidya I.; Kumaunang, Maureen G.
Jurnal MIPA Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.1.1.2012.426

Abstract

Penelitian ini bertujuan menentukan konsentrasi NaOH yang optimum untuk direaksikan dengan VCO mengandung karotenoid wortel guna menghasilkan sabun mandi padat yang memenuhi kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 06-3532-1994. Pembuatan sabun mandi diawali dengan penentuan bilangan penyabunan, yang digunakan pada perhitungan konsentrasi NaOH, yakni 25%, 30% dan 35%. Sabun mandi padat yang dihasilkan diuji kualitasnya menurut SNI No. 06-3532-1994. Bilangan penyabunan dari VCO mengandung karotenoid wortel diperoleh sebesar 173,18 mg. Sabun mandi pada semua konsentrasi NaOH memenuhi SNI untuk uji jumlah asam lemak, alkali bebas dan asam lemak bebas. Untuk kadar air, sabun yang memenuhi SNI ada pada konsentrasi NaOH 35%, dan minyak mineral pada konsentrasi NaOH 30%. Sabun pada semua konsentrasi NaOH tidak memenuhi SNI untuk uji lemak netral. Penelitian ini menyimpulkan bahwa belum diperoleh konsentrasi NaOH yang optimum untuk pembuatan sabun mandi padat dari VCO mengandung karotenoid wortel yang memenuhi kualitas SNI No. 06-3532-1994. Sabun mandi yang mendekati kualitas SNI ada pada konsetrasi NaOH 30% dan 35%.
Identifikasi Barcode Tumbuhan Gedi Merah (Abelmoschus manihot L. medik) dan Gedi Hijau (Abelmoschus moschatus) Berdasarkan Gen matK Fattah, Yusuf R.; Kamu, Vanda S.; Runtuwene, Max R. J.; Momuat, Lidya I.
Jurnal MIPA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.2.2014.5863

Abstract

Gedi (Abelmoschus L.) merupakan tumbuhan tropis. Tumbuhan ini memilki efek farmakologis. Masyarakat Minahasa mengkonsumsi daun gedi yang direbus tanpa diberi bumbu sebagai obat tradisional untuk menurunkan kadar kolesterol, antihipertensi dan antidiabetes. Suatu metode baru untuk mengidentifikasi dan menganalisis keanekaragaman genetika spesies telah dikembangkan dengan menggunakan potongan gen standar yang dikenal dengan teknik DNA barcoding. Salah satu gen yang terdapat pada tumbuhan yaitu gen matK telah digunakan sebagai gen standar untuk barcoding. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi DNA total dan gen matK penanda barcode DNA dari gedi merah dan gedi hijau, serta analisis in-silico terhadap produk gen matK gedi merah, gedi hijau, dan kerabat terdekatnya. Gen matK diisolasi dan diamplifikasi menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan primer forward (5’-CGTACAGTACTTTTGTGTTT ACGAG-3’) dan primer reverse (5’-ACCCAGTCCATCTGGAAATCTTGGTTC-3’). Hasil pengurutan nukleotida DNA barcode matK menunjukkan bahwa sebanyak 828 pb matK berhasil diisolasi untuk tumbuhan gedi merah dan tumbuhan gedi hijau. Urutan nukleotida matK gedi merah dan gedi hijau menunjukkan tingkat kemiripan yang tinggi, yaitu > 95%. Selain itu, hasil analisis in-silico menunjukkan bahwa protein MatK gedi dan kerabat terdekatnya bersifat hidrofobik.Gedi (Abelmoschus L.) is a tropical plant. This plant has the pharmacological effects. Minahasan people consumed boiled gedi without any spices addition to lower cholesterol level, blood pressure, and glucose level. A new method for identifying and analyzing the genetic diversity of species has been developed using standard gene known as DNA barcoding technique. One of the genes found in plants called matK gene was used as standard for DNA barcoding. In this research, identification of DNA barcode of red gedi and green gedi based on matK gene, and in-silico analysis on the matK gene products of red gedi, green gedi, and its closest relatives gedi have been done. matK gene was isolated with Polymerase Chain Reaction (PCR) using forward primer (5'-CGTACAGTACTTTTGTGTTTACGAG-3') and reverse primer (5'-ACCCAGTCCATCTGGAAATCTTGGTTC-3'). Barcode DNA of red and green gedi showed 828 bp nucleotide sequence based on matK gene. In addition, matK of both gedi showed high similarity, i.e. >95%. Furthermore, in-silico analysis of MatK gedi and its closest relative showed that this protein is hidrophobic.
Profil Lipida Plasma Tikus Wistar yang Hiperkolesterolemia pada Pemberian Gedi Merah (Abelmoschus manihot L.) Gani, Nanang; Momuat, Lidya I.; Pitoi, Mariska M.
Jurnal MIPA Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.2.1.2013.765

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh daun gedi merah (Abelmoschus manihot L.) terhadap kadar lipida dari plasma darah hewan uji yang menderita hiperkolesterolemia. Penelitian ini menggunakan 16 ekor tikus jantan, strain Wistar berumur 2-3 bulan dengan berat 120-250 g, dan dibagi dalam 3 tahap perlakuan. Tahap pertama, tikus diadaptasikan terlebih dahulu selama 8 hari dengan pemberian pakan standar, dan diakhiri masa adaptasi, sebanyak 3 ekor tikus dibedah untuk dianalisis kadar lipida plasmanya (Baseline). Tahap ke-2, tikus diberi pakan aterogenik selama 14 hari untuk meningkatkan kadar kolesterol plasmanya, dan diakhiri tahap ini sebanyak 3 ekor tikus dibedah untuk dianalisis kadar lipida plasmanya (kelompok Aterogenik). Tahap ke-3, tikus dibagi menjadi dua perlakuan, yakni: tikus yang diberi pakan standar (kelompok PS), dan tikus yang diberi pakan standar mengandung 36% pasta daun gedi merah (kelompok PG). Setiap perlakuan terdiri dari 5 ekor tikus dan diakhiri tahap perlakuan ini, semua tikus dibedah untuk dianalisis kadar lipida plasmaya menggunakan metode enzimatik kolorimetri. Pemberian pakan sebanyak 20 g per ekor per hari dan air minum dilakukan secara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok PG secara signifikan memiliki kadartotal plasma cholesterol (TPC) yang lebih rendah daripada baseline, kelompok aterogenik dan PS, kelompok PG juga memiliki kadar kolesterol dalam partikel low density lipoproteins (k-LDL) lebih rendah daripada kelompok aterogenik, dan kelompok PG memiliki kadar trigliserida (TG) yang lebih rendah daripada kelompok aterogenik dan PS. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mengkonsumsi pakan standar mengandung 36% pasta daun gedi merah dapat menurunkan kadar TPC, k-LDL dan trigliserida berpengaruh nyata terhadap penurunan kolesterol tikus percobaan yang hiperkolesterolemia.The purpose of this research was to study the effect of red gedi (Abelmoschus Manihot L.) leaves on the blood plasma lipid levels of the tested animals suffering from hypercholesterolemia. This study used 16 Wistar strain male rats, 2-3 months old with the body weight of 120 to 250 g. The tested animals were divided into three groups based on the treatments stages. At the first stage, all rats were adapted for 8 days with the standard food and at the end of the treatment 3 rats were dissected for plasma lipid level analysis (the baseline group). At the second stage, all rats were received atherogenic feeding for 14 days to increase the plasma cholesterol levels and at the end of the treatment 3 rats were dissected for plasma lipid level analysis (the atherogenic group). At the third stage, the rats were divided into two groups of treatments: the PS group and the PG group Each group consisted of 5 rats. The rats in The PS group were fed with standard food and the PG group were fed with the standard food containing 36% of red gedi leaf paste. At the end of the treatment, the rats were dissected for plasma lipid level analysis using enzymatic colorimetric methods. During the treatments, each rat was received 20 g of food and drinking water ad libitum. The results showedthat the total plasma cholesterol (TPC), low density lipoprotein cholesterol (LDL-C), and triglyceride levels of the rats receiving red gedi (the PGgroup) were lower compare to the other groups (thebaseline, theatherogenicandPS groups). This studyconcludedthat consumingthe standardfoodcontaining 36% of redgedileaf paste was able to reduce the cholesterol levels of hypercholesterolemiarats.
KARAKTERISASI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SERAT PANGAN DARI DAGING BUAH PALA (MYRISTICA FRAGRANS Houtt) Dareda, Christina Tang; Suryanto, Edi; Momuat, Lidya I.
CHEMISTRY PROGRESS Vol 13, No 1 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/cp.13.1.2020.29661

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik fisikokimia dan potensi antioksidan serat pangan dari daging buah pala. Parameter yang digunakan adalah komposisi proksimat, serat pangan, kandungan hemiselulosa, selulosa, lignin, karakteristik gugus fungsi, aktivitas antioksidan, dan kapasitas penangkal nitrit. Hasil  karakteristik  secara  fisik  dengan analisis  Fourier Transform Infra Red (FT-IR) menunjukkan  adanya  daerah serapan gugus –OH, -CH, -CH2, C-O-C yang merupakan identifikasi adanya selulosa pada sampel. Hasil analisis Particle Size Analysis (PSA) menunjukkan ukuran partikel dari daging buah pala 137.08 µm. Analisis X-ray Difraction (XRD) menunjukkan adanya karakteristik dari selulosa dari sampel daging buah pala. Hasil karakterisasi secara kimia menunjukkan komposisi kimia dari daging buah pala seperti air (9.11%), abu (3.43%), lemak (1.81%), protein (4.04%), serat kasar (17.57%), serat pangan tak larut (48.61%), serat pangan terlarut (1.67%), serat pangan total (50.28%), hemiselulosa (10.72%), selulosa (15.66%) dan lignin (19.09%). Hasil pengujian aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa ekstrak fenolik bebas daging buah pala lebih besar dibandingkan dengan ekstrak fenolik terikat daging buah pala dan aktivitas penangkal nitrit dari daging buah pala menunjukkan bahwa ekstrak fenolik bebas daging buah pala lebih besar dibandingkan dengan ekstrak fenolik terikat daging buah pala.ABSTRACT The purpose of this study was to determine the physicochemical characteristics and antioxidant potential of food fiber from nutmeg meat. The parameters used are proximate composition, dietary fiber, hemicellulose content, cellulose, lignin, functional group characteristics, antioxidant activity, and nitrite repellent capacity. The results of physical characteristics with Fourier Transform Infra Red (FT-IR) analysis showed the absorption area of the -OH, -CH, -CH2, C-O-C groups which was an identification of cellulose in the sample. The results of the Particle Size Analysis (PSA) show the particle size of the nutmeg flesh 137.08 µm. X-ray Difraction (XRD) analysis showed the characteristics of cellulose from nutmeg meat samples. Chemical characterization results showed the chemical composition of nutmeg meat such as water (9.11%), ash (3.43%), fat (1.81%), protein (4.04%), crude fiber (17.57%), insoluble food fiber (48.61% ), dissolved food fiber (1.67%), total food fiber (50.28%), hemicellulose (10.72%), cellulose (15.66%) and lignin (19.09%). The results of antioxidant activity testing showed that the extract of phenolic-free nutmeg was greater than the phenolic extract bound to nutmeg meat and the nitrite-antidote activity of nutmeg showed that the phenolic extract of nutmeg-free flesh was greater than that of phenolic extract bound to nutmeg meat. 
Aktivitas Antihiperglikemik dari Ekstrak Etanol dan Heksana Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida [L.] Kunth) pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus L.) yang Hiperglikemik Togubu, Sariyana; Momuat, Lidya I.; Paendong, Jessy E.; Salma, Navila
Jurnal MIPA Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.2.2.2013.2999

Abstract

Telah dilakukan penelitian kadar glukosa darah tikus wistar yang hiperglikemia pada pemberian ekstrak etanol dan heksana tumbuhan suruhan (Peperomia pellucida [L]. Kunth). Penelitian ini menggunakan metode uji toleransi glukosa, terhadap 16 ekor tikus jantan wistar yang hiperglikemia akibat diinduksi sukrosa. Selanjutnya, tikus dibagi dalam 4 kelompok perlakuan yaitu kelompok kontrol negatif (K-) diberi CMC 0,5%, kelompok kontrol positif (K+) diberi Glibenklamid dosis 0,45 mg/kgBB, kelompok ekstrak etanol tumbuhan suruhan (EETS) dosis 40 mg/kgBB, dan kelompok ekstrak heksana tumbuhan suruhan (EHTS) dosis 40 mg/kgBB. Setiap kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Kadar glukosa darah tikus diukur dengan alat Drglukometer pada menit ke-30, 60, dan 120 setelah diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada menit ke-120, kadar glukosa darah tikus pada kelompok EETS dan EHTS masing-masing turun sebesar 54,57% dan 51,25%, dan tidak berbeda nyata dengan K(+). Kadar glukosa darah kelompok K(+) dan EETS pada menit ke-120 mencapai kadar yang sama dengan keadaan basal (normal). Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak etanol dan heksana tumbuhan suruhan dengan dosis 40 mg/KgBB memiliki efek hipoglikemik pada tikus jantan wistar yang hiperglikemia.A study on blood glucose level in hyperglycemic wistar rats treated with ethanol and hexane extracts of suruhan (Peperomia pellucida [L]. Kunth) had been done. This study used glucose tolerance test method applied on 16 male wistar rats which were hyperglycemic by sucrose induction. The rats were divided into four treatment groups, each of which contained four rats, which were negative control (K-) group treated with CMC 0.5%, positive control (K+) group treated with glibenclamide 0.45 mg/kg body weight, group treated with ethanol extract of P. pellucida (EETS) 40 mg/kg body weight, and group treated with hexane extract of P. pellucida (EHTS) 40 mg/kg body weight. Glucose level in rat blood was measured using Drglucometer at minute 30, 60, and 120 after treatment. The results showed that at minute 120 the blood glucose level of EETS and EHTS was decreased by 54.57% and 51.25%, respectively, which were not significantly different from K(+). At minute 120, blood glucose of K(+) and EETS reached the same level with that of basal (normal) state. It was concluded that ethanol and hexane extract of P. pellucida 40 mg/kg body weight had hypoglycemic effect on hyperglycemic wistar rats.