Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SHEAR STRENGTHENING OF REINFORCED CONCRETE BEAM USING EXTERNALLY STRIRRUPS Arga Saputra; Sri Murni Dewi; Lilya Susanti
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2019): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.417 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v3i2.10296

Abstract

Initial design errors, especially the installation of stirrups, one of them can cause the beam having shear failure due to installing capacity of stirrups less than the shear capacity that occurs. Shear strengthening in this study used externally stirrups ∅6-75 which were installed in the shear area only. The results of calculation analysis, shear capacity can increase up to 137.82%; 133.42% and 137.12% while the test results increased by 31.58%; 0% and 4.76% in this caseload did not look significant from the results of calculation analysis. However, when viewed from crack pattern that occurs without external stirrups, outer ring has a combination of flexural and shear cracks occurs quite much, besides of flexural and shear cracks, combination of crack also occurs because of pressure beam reach pressure capacity first rather than tensile beam because the ratio of installed reinforcement is over reinforced. Meanwhile, in the beam with external stirrups, the crack pattern that occurs is also a combination of bending and shear cracks, but the cracks that occur are relatively less than the beam without external stirrups. When viewed from the deflection that occurred during the first crack, the reinforced beam experienced a relatively smaller deflection of 0.61 mm beam; 0.31 mm and 0.18 mm rather than beams without externally stirrups 1.28 mm; 0.55 mm and 0.32 mm, so that the beam with external stirrups can be said to be more rigid than the beam without external stirrups. Kesalahan desain awal, khususnya pemasangan sengkang, salah satunya dapat mengakibatkan balok mengalami kegagalan geser akibat kapasitas sengkang yang terpasang kurang dari kapasitas geser yang terjadi. Perkuatan geser pada penelitian ini menggunakan sengkang ∅6-75 yang dipasang pada daerah geser saja. Hasil dari perhitungan analisis, kapasitas geser dapat meningkat sampai 137,82%; 133,42% dan 137,12% sedangkan dari hasil pengujian mengalami peningkatan sebesar 31,58%; 0% dan 4,76% dalam hal ini peningkatan beban tidak terlihat sesignifikan dari hasil analisis perhitungan, namun jika dilihat dari pola retak yang terjadi beton tanpa perkuatan sengkang luar mengalami kombinasi retak lentur dan geser yang cukup banyak, selain kombinasi retak lentur dan geser, juga terjadi retak akibat balok tekan yang mencapai kapasitas tekan terlebih dahulu daripada balok tarik karena rasio tulangan yang terpasang over reinforced. Sementara itu pada balok dengan perkuatan sengkang luar, pola retak yang terjadi juga kombinasi retak lentur dan retak geser, namun retak yang terjadi relatif lebih sedikit daripada balok tanpa perkuatan. Jika ditinjau dari lendutan yang terjadi pada saat crack pertama, balok yang diberi perkuatan mengalami lendutan yang relatif lebih kecil yaitu 0,61 mm; 0,31 mm dan 0,18 mm daripada balok tanpa perkuatan 1,28 mm; 0,55 mm dan 0,32 mm sehingga balok yang diperkuat dengan sengkang luar dapat dikatakan lebih kaku daripada balok tanpa perkuatan.
RETROFITTING AND DACTILITY OF REINFORCED CONCRETE BEAMS USING AN EXTERNAL REINFORCEMENT METHOD Novita Ike Triyuliani; Sri Murni Dewi; Lilya Susanti
Jurnal Rekayasa Sipil dan Lingkungan Vol 3 No 2 (2019): JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.519 KB) | DOI: 10.19184/jrsl.v3i2.10613

Abstract

The innovations strengthening building structures are important topics. Failure in structures such as beams and columns due to time, re-functions of a building, even initial design errors that are weak or lack the safety factor of a building structure. External reinforced concrete beams are one of the beams currently being developed. It is a concrete block with reinforcement of steel reinforcement on the outer (external) of the beam. This study aims to determine the index of increasing beam strength and ductility after retrofitting external steel reinforcement, which has the dimension of beams 15 x 15 x 100 cm, repeating 12 pcs, with external reinforcement each 6 pcs 2Ø6 and 3Ø6. The results from this study are an increasing the index of beam flexural strength after retrofit with external steel reinforcement. Meanwhile, beams after retrofit with 2Ø6 external steel have an average increase index of 1.25 and 1.21 while for external steel 3Ø6 are 1.29 and 1.60 respectively. The ductility depends on the value of ultimate load and maximum deflection that occurs, where the ductility value for the comparison of each specimen experiences a reduction in the average ductility value with 2Ø6 external steel which is 37.74% and 70.95% while with 3Ø6 external steel is 61,65% and 60.62%. Berbagai inovasi upaya peningkatan kekuatan struktur bangunan telah menjadi bahasan yang penting. Kegagalan pada struktur seperti balok dan kolom karena umur, alih fungsi suatu bangunan, bahkan kesalahan desain awal yang lemah atau kurang memenuhi faktor keamanan suatu struktur bangunan. Balok beton bertulangan eksternal adalah salah satu balok yang sedang dikembangkan pada saat ini, yaitu balok beton dengan perkuatan tulangan baja di sisi terluar (eksternal). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks peningkatan kekuatan balok dan daktilitas setelah dilakukan perbaikan menggunakan tulangan baja eksternal, dengan dimensi balok 15 × 15 × 100 cm berulang 12 buah, penambahan tulangan baja eksternal masingmasing 6 buah 2Ø6 dan 3Ø6. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah indeks peningkatan kekuatan lentur balok setelah dilakukan perbaikan menggunakan tulangan baja eksternal. Dimana balok setelah dilakukan perbaikan dengan baja eksternal 2Ø6 memiliki indeks peningkatan rata-rata 1,25 dan 1,21 sedangkan untuk baja eksternal 3Ø6 masing-masing 1,29 dan 1,60. Daktilitas tergantung dari nilai beban ultimit dan lendutan maksimum yang terjadi, dimana nilai daktilitas untuk perbandingan tiap benda uji mengalami reduksi nilai daktilitas rata-rata dengan baja eksternal 2Ø6 yaitu sebesar 37,74% dan 70,95% sedangkan dengan baja eksternal 3Ø6 sebesar 61,65% dan 60,62%.