Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENDIDIKAN YANG DEMOKRATIS DALAM ERA GLOBAL Dewi Pusposari
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Berbagai upaya dilakukan agar terwujud pendidikan yang ideal bagi sepuruh pihak. Termasuk di dalamnya mewujudkan demokratisasi pendidikan. Demokrasi dalam pendidikan dipandang perlu karena untuk menghindari kemungkinan pemaksaan kehendak dari satu kelompok, menghindari pengambilan keuntungan bagi sebagian pihak, dan pemerataan kesempatan pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Demokratisasi proses pendidikan bermakna menjamin dan mengembangkan kebebasan akademik. Demokrasi merupakan benteng pengembangan moral masyarakat dan menjadi sebagai lembaga pengontrol dari pelaksanaan nilai-nilai kebenaran, keindahan, moral, dan agama. Demokrasi dapat dikembangkan dengan meningkatkan pemikiran kritis, pemikiran alternatif, penjaminan kebebasan berpikir dan bertanggung jawab atas alternatif yang dipilih. Demokrasi pada dasarnya mengakui setiap warga negara sebagai pribadi yang unik, berbeda satu sama lain dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Demokrasi memberikan kesempatan yang luas bagi pelaksanaan dan pengembangan potensi masing-masing individu tersebut baik secara fisik maupun mental spiritual. Demokrasi juga mengakui bahwa setiap individu mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Karena itu, pendidikan yang demokratis adalah pendidikan yang menempatkan peserta didik sebagai individu yang unik berbeda satu sama lain dan mempunyai potensi yang perlu diwujudkan dan dikembangkan semaksimal mungkin. Dengan demikian pendidikan yang demokratis memberikan pelayanan berbeda kepada sasaran didik sesuai dengan karakteristik masing-masing. Kata-kata Kunci: demokrasi, pendidikan, kebebasan, berpikir
PENDIDIKAN YANG DEMOKRATIS DALAM ERA GLOBAL Dewi Pusposari
FKIP e-PROCEEDING 2017: SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berbagai upaya dilakukan agar terwujud pendidikan yang ideal bagi sepuruh pihak. Termasuk di dalamnya mewujudkan demokratisasi pendidikan. Demokrasi dalam pendidikan dipandang perlu karena untuk menghindari kemungkinan pemaksaan kehendak dari satu kelompok, menghindari pengambilan keuntungan bagi sebagian pihak, dan pemerataan kesempatan pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat.  Demokratisasi proses pendidikan bermakna menjamin dan mengembangkan kebebasan akademik. Demokrasi merupakan benteng pengembangan moral masyarakat dan menjadi sebagai lembaga pengontrol dari pelaksanaan nilai-nilai kebenaran, keindahan, moral, dan agama. Demokrasi dapat dikembangkan dengan meningkatkan pemikiran kritis, pemikiran alternatif, penjaminan  kebebasan berpikir dan bertanggung jawab atas alternatif yang dipilih. Demokrasi pada dasarnya mengakui setiap warga negara sebagai pribadi yang unik, berbeda satu sama lain dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Demokrasi memberikan kesempatan yang luas bagi pelaksanaan dan pengembangan potensi masing-masing individu tersebut baik secara fisik maupun mental spiritual. Demokrasi juga mengakui bahwa setiap individu mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Karena itu, pendidikan yang demokratis adalah pendidikan yang menempatkan peserta didik sebagai individu yang unik berbeda satu sama lain dan mempunyai potensi yang perlu diwujudkan dan dikembangkan semaksimal mungkin. Dengan demikian pendidikan yang demokratis memberikan pelayanan berbeda kepada sasaran didik  sesuai dengan karakteristik masing-masing. Kata Kunci: demokrasi, pendidikan, kebebasan, berpikir.  
Kepribadian dan Aktualisasi Diri Unyil dalam Petualangan Si Unyil Prayoga Adi Purna; Dewi Pusposari
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts Vol. 1 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.786 KB) | DOI: 10.17977/um064v1i22021p280-293

Abstract

Abstract: This present study aims at describing the personality and self-actualization of Unyil in the animation video of The Adventures of Si Unyil. This is a descriptive qualitative study in which the personality of Unyil was analyzed using Sigmund Freud’s psychoanalysis theory with the theory specifying id, ego, and superego. Meanwhile, the self-actualization of Unyil was explored using Abraham Maslow’s hierarchy of need with the needs consisting of physiological, safety, social, self-conception, and self-actualization. The data were elicited via a number of methods, including observation, transcription, and note-taking. The collected data were then analyzed using the chosen theories. The key findings of this study indicate that Unyil embraces a good personality by helping others, conforming to the acceptable norms, competitive, and selfless. However, at some point, he is also selfish and likes to tease his friends. With respect to self-actualization, it can be said that Unyil can generally fulfill his needs. The needs he cannot fulfill were not all due to his mistakes. Kata kunci: Unyil, personality, self-actualization Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepribadian dan aktualisasi diri Unyil dalam animasi Petualangan Si Unyil. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Peneliti dalam penelitian ini berusaha mendeskripsikan kepribadian dan aktualisasi diri Unyil dalam Petualangan Si Unyil. Kepribadian Unyil dianalisis menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Teori psikoanalisis Sigmund Freud, yaitu id, ego, dan superego. Teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow digunakan untuk menganalisis pemenuhan aktualisasi diri Unyil. Teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan aktualisasi diri. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan metode menonton, mentranskripsi, dan mencatat. Kemudian data-data dalam penelitian ini dikaitkan dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud dan hierarki kebutuhan Abraham Maslow. Teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow Hasil penelitian ini adalah Unyil memiliki kepribadian yang baik dengan mau menolong orang, berkelakuan baik sesuai norma-norma, kompetitif, dan tidak mementingkan dirinya sendiri. Namun, di waktu tertentu Unyil terkadang egois dan mengejek temannya. Unyil dapat memenuhi sebagian besar kebutuhannya sehingga dapat memenuhi aktualisasi dirinya. Kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi Unyil tidak semua karena faktor kesalahannya. Kata kunci: Unyil, kepribadian, aktualisasi diri