Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

IMPLEMENTASI PROGRAM M-PLIK KEMKOMINFO TERHADAP PENGENALAN DAN PEMANFAATAN INTERNET BAGI MASYARAKAT KABUPATEN MAROS DAN JENEPONTO Izki Fikriani Amir; Hafied Cangara; Muhammad Farid
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.3 No.3 Juli - September 2014
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kjik.v3i3.586

Abstract

Abstract Communication activities for humans, an intrinsic part of life. The research aims to (1) find out the implementation of district internet service mobile program (M-PLIK) KEMKOMINFO on the internet introduction and utilization for people in Maros and Jeneponto regencies; (2) analyze the effectivity of the program; and (3) reveal the benefit and challenges faced by the local governments in internet utilization through M-PLIK in both regencies. The research was cerried out in maros and jeneponto regencies. The method used was field research by interviewing 10 M-PLIK users and 7 M-PLIK operators as informants. Data sample was selected using purposive sampling from maros and jenepontoregencies. Data analysis was carried out using data reduction, data display, also drawing and verifying conclusion. Research result indicates that the implementation of the program is different from the initial expectation of mplik program. Also, the internet is not effective due to 256 kbps speed is considered very slow. The benefit of mplik is its mobile service enable the internet reaches the remote area, whereas, the biggest challenge is the cost for operators and facilities. Abstrak Kegiatan komunikasi bagi diri manusia, merupakan bagian yang hakiki dalam kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program mobil pelayanan internet kecamatan (M-PLIK) KEMKOMINFO terhadap pengenalan dan pemanfaatan internet bagi masyarakat yang ada di kabupaten Maros dan kabupaten Jeneponto. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Maros dan Kabupaten Jeneponto. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey lapangan dengan mewawancarai 10 pengguna M-PLIK dan 7 Operator M-PLIK sebagai informan. Pengambilan sample dilakukan secara purposive sampling dari Kabupaten Maros dan Kabupaten Jeneponto. Data analisi menggunakan reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing ang verifying conclusions). Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi dilapangan tidak sesuai dengan harapan awalnya program M-PLIK, serta belum terlalu efektif dirasakan bagi masyarakat karena kecepatan 256 kbps dinilai sangat lambat. Keuntungannya karena M-PLIK ini bersifat Mobile jadi mudah menjangkau daerah terpencil, dan kendala terbesarnya adalah pembiayaan operator dan fasilitas yang tidak lengkap. 
KOMPETENSI KOMUNIKASI APARATUR SIPIL NEGARA TERHADAP KINERJA DALAM BUDAYA ORGANISASI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BIAK NUMFOR Mulyadi Setiawan; Andi Alimuddin Unde; Muhammad Farid
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.3 No.4 Oktober - Desember 2014
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kjik.v3i4.595

Abstract

Abstract The aims of this study were to observe how far communication competence affect the performance of the state civil apparatus on regional employment board of Biak Numfor and factors influencing communication competence of personnel to maximize their performance. This study used a descriptive qualitative research approach, data collection techniques were using Miles and Huberman interactive data models, with four processes: data collection, data reduction, presentation of data, and drawing conclusions. The results of this study indicated that communications competence of state civil apparatus at the regional employment board of Biak Noemfoor had an influence on individual performance, and there was no correlation between communication competence theory initiated by Bran Spitzberg and William Cupach and improved performance of the apparatus. The component of theory, namely: Knowledge, Motivation, and Skills were parameters of someone communication competence, and also the factors of age and maturity, mainset, educational level, acceptance and message translation or different instruction are also factors influencing communication competence of apparatus for performance improvement.Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) Kompetensi Komunikasi memengaruhi Kinerja Aparatur Sipil Negara pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Biak Numfor, (2) faktor-faktor yang memengaruhi Kompetensi Komunikasi aparatur dalam memaksimalkan kinerjanya. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, Pengumpulan Data dilakukan melalui Observasi, Wawancara, Kajian Pustaka, dan Dokumentasi. Data dianalisis dengan menggunakan model interaktif Miles dan Huberman, melalui empat proses yang berlangsung secara interaktif berupa pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kompetensi Komunikasi Aparatur Sipil Negara pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Biak Numfor berpengaruh terhadap kinerja aparatur, terdapat korelasi antara Teori Kompetensi Komunikasi yang digagas oleh Bran Spitzberg dan William Cupach dengan peningkatan kinerja aparatur, berupa: Pengetahuan, Motivasi dan Keahlian. Hal tersebut menjadi parameter kompetensi komunikasi seseorang dan faktor kematangan usia dan pola pikir, faktor tingkat pendidikan, faktor penerimaan dan penerjemahan pesan atau instruksi yang tidak sama menjadi faktor yang memengaruhi Kompetensi Komunikasi aparatur terhadap peningkatan kinerja. 
PENGETAHUAN JURNALISTIK PEGAWAI HUMAS PEMERINTAH DALAM KEGIATAN PUBLISITAS Rahmita Saleh; Muhammad Iqbal Sultan; Muhammad Farid
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.4 No.1 Januari - Maret 2015
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kjik.v4i1.608

Abstract

Abstract Public relations require skills in journalistic to generating quality publicity. This researh aims to describe and analyze the knowledge of journalism public relations employee of South Sulawesi Provincial Government in the publicity activities. This study used a qualitative descriptive approach using the techniques of data collection through in-depth interviews and observations of public relations personnel assigned to conduct publicity activities. Analysis using an interactive model of Huberman and Miles were taken through the stages of data reduction, data display, making conclusions and verification. The results showed that public relations employee of South Sulawesi Provincial Government conduct publicity activities through three stages, namely the coverage of the government's agenda, write and distribute press releases to journalists. Writing a press release is not adjusted to the rules of journalistic writing and the medium. Are loaded in the media have gone through editing stages agenda tailored to each medium, so that the core of the publicity that was sent was not published. This research concluded that government public relations employee of South Sulawesi Provincial Government, in generating publicity decent fit in the mass media, still lack of mastery in terms of expertise and knowledge in the field of journalism.Abstrak Humas memerlukan kemampuan di bidang jurnalistik agar dapat menghasilkan publisitas yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis pengetahuan jurnalistik pegawai humas Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam menjalankan kegiatan publisitas. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap pegawai humas yang bertugas melakukan kegiatan publisitas. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Huberman dan Miles yang ditempuh melalui tahap reduksi data, display data, pengambilan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pegawai humas Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melakukan kegiatan publisitas melalui tiga tahap, yaitu peliputan agenda pemerintah, menulis press release dan menyebarluaskan kepada wartawan. Penulisan press release tidak disesuaikan dengan kaidah penulisan jurnalistik dan mediumnya. Pemuatannya di media massa telah melalui tahap pengeditan disesuaikan dengan agenda masing- masing media, sehingga inti dari publisitas yang dikirim tidak terpublikasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pegawai humas Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, dalam menghasilkan publisitas yang layak di muat di media massa, masih kurang memiliki penguasaan dalam hal keahlian dan pengetahuan di bidang jurnalistik. 
DESAS DESUS INFORMASI HAJI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN DAFTAR TUNGGU BAGI CALON JEMAAH HAJI DI KABUPATEN GOWA Ibrahim Ibrahim; Andi Alimuddin Unde; Muhammad Farid
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.4 No.3 Juli - September 2015
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kjik.v4i3.627

Abstract

Abstract Rumors information Hajj often bring news is not true, circulated from mouth to mouth very quickly and circulated like a snowball throws prospective pilgrims. This research aims to: Knowing the form of rumors circulating among Hajj information prospective hajj congregation waiting list, Knowing acceptance of rumor information of hajj for potential congregation waiting list, find out how patterns of rumor information of hajj for hajj congregation waiting list candidates in Gowa region. This research used a descriptive approach with case studies as a focus of analysis. The technique of collecting data through in-depth interviews, the study of librarianship, observation and physical devices. As for the data analysis done qualitatively-verifikatif with data validation using the technique of triangulation of sources. The research showed the form of the rumor for hajj information related to the waiting list for candidates in Gowa region is a "add cost" If you want to quickly set off without having to wait for the queue number portion. These rumors circulating through the interaction of the mouth to the mouth, no clear source originally, spread information quickly and spread like a snowball. The reception of rumor information of Hajj "add cost" taken by the informant because the rumor information derived from competent and credible Communicator, the proximity to the recipient, as well as have motivation and self-actualization, already impatient want to leave for the Hajj so there is involvement of stimulus ego (ego-involvement) in the reception of the rumor information. Hajj congregation candidate ultimately tend to chase down rumors of information that can be sent out quickly without having to wait for the queue number portion of the Hajj. As for the pattern of the rumors spread of tissue imaged Hajj information cluster model (cluster), where the source of the dominant role to take in the dissemination of information because there are rumors of homophily, that is in common interests and goals.Abstrak Desas desus informasi haji sering membawa berita tidak benar, beredar dari mulut kemulut dengan sangat cepat serta beredar seperti bola salju menerpa calon jemaah haji. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk desas- desus informasi haji yang beredar dikalangan calon jemaah haji daftar tunggu, mengetahui penerimaan desas-desus informasi haji bagi calon Jemaah haji daftar tunggu, mengetahui bagaimana pola desas-desus informasi haji bagi calon jemaah daftar tunggu di Kabupaten Gowa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan studi kasus sebagai fokus analisis. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth interview), studi kepustakaan, observasi dan perangkat-perangkat fisik. Adapun analisis data dilakukan secara kualitatif-verifikatif dengan validasi data menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk desas- desus informasi haji dalam hubungannya dengan daftar tunggu bagi calon jemaah haji di Kabupaten Gowa adalah “menambah biaya” jika ingin cepat berangkat haji tanpa harus menunggu antrian nomor porsi. Desas-desus ini beredar melalui interaksi mulut kemulut, tidak jelas sumber asalnya, menyebarkan informasi dengan cepat dan menyebar seperti bola salju. Penerimaan desas-desus informasi haji “menambah biaya” tersebut ditanggapi oleh informan sebab desas-desus informasinya berasal dari komunikator yang kompotensi dan kredibel, adanya kedekatan dengan penerima, serta adanya motivasi dan aktualisasi diri, sudah tidak sabar ingin berangkat haji sehingga ada stimulus keterlibatan ego (ego-involvement) dalam penerimaan desas-desus informasi haji. Pada akhirnya calon jemaah haji cenderung memburu desas-desus informasi yang bisa memberangkatkan dengan cepat tanpa harus menunggu antrian nomor porsi haji. adapun pola desas-desus informasi haji tergambar jaringan penyebaran model gugus (cluster), dimana sumber mengambil peranan yang dominan dalam penyebaran desas- desus informasi karena ada faktor homophily, yaitu kesamaan minat dan tujuan. 
ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI ORGANISASI ANTARA ATASAN-BAWAHAN DALAM MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DPRD KOTA BENGKULU Agus Yudi Harsono; Muhammad Farid
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.4 No.3 Juli - September 2015
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kjik.v4i3.630

Abstract

Abstract The aims of the research were describe the style of leadership, organizational communication and organizational culture, to determine the significance of the closeness of the relationship between leadership style and organizational communication of organizational culture. This research is explanatory research. Data was collected by questionnaire, Analysis techniques using value index, crosstab, chi square, and multiple correlation with the help of SPSS 21. Result showed (1) descriptive analysis of the characteristics of leadership styles 49.05%,, organizational communication 50.33% and organizational culture 49.02%, can be seen from the index value of each variable. For the leadership styles of 49.05%, organizational communication of 50.33%, and at 49.02% for the organizational culture. (2) There is a relationship of closeness positive and the significance of leadership style for the culture of the organization for 64.1% with a significance value of <0.05.(3) there is a strong closeness of the relationship positive and the significance of the organization's communication with the organization's culture for 72% with a significance value of <0.05. (4) There is a relationship of closeness strong (positive) and the significance together (simultaneously) between leadership style and organizational communication of organizational culture with the R value of 77.2% and a significance value of <0.05. This means dependent variables organizational culture can be explained by the independent variable leadership style and organizational communication at 77.2%, while the remaining 22.8% is explained by other independent variables that are not included in this research model.Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi dan budaya organisasi, untuk mengetahui signifikansi hubungan keeratan antara gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi terhadap budaya organisasi. Penelitian ini adalah penelitian explanatori. Populasinya adalah seluruh PNS Sekretariat DPRD Kota Bengkulu berjumlah 62 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner. Teknik analisis menggunakan nilai indeks, crosstab, chi square, dan korelasi berganda dengan bantuan program SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan 1) analisis deskriptif karakteristik dari gaya kepemimpinan, komunikasi organisasi dan budaya organisasi termasuk dalam kategori sedang. Nilai indeks masing-masing variabel, Untuk gaya kepemimpinan sebesar 49.05%, komunikasi organisasi sebesar 50.33%, dan untuk budaya organisasi sebesar 49.02%. (2) Terdapat hubungan keeratan yang positif dan signifikansi antara gaya kepemimpinan terhadap budaya organisasi sebesar 66,6% dengan nilai signifikansinya < 0.05. (3) terdapat hubungan keeratan yang positif dan signifikansi antara komunikasi organisasi dengan budaya organisasi sebesar 72% dengan nilai signifikansinya < 0.05 (4) Terdapat hubungan keeratan yang positif dan signifikansi secara simultan antara gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi terhadap budaya organisasi dengan nilai R sebesar 77,2% dan nilai signifikansinya < 0.05. Hal ini berarti variabel terikat budaya organisasi dapat dijelaskan oleh variabel bebas yakni gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi sebesar 77.2%, sedangkan sisanya sebesar 22.8% dijelaskan oleh variabel bebas lainnya yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. 
KOMUNIKASI PARTISIPATIF APARAT KELURAHAN DALAM MENDUKUNG MAKASSAR KOTA DUNIA MELALUI PROGRAM KEBERSIHAN LINGKUNGAN “MAKASSARTA’ TIDAK RANTASA” Yamlikh Azikin; Muhammad Iqbal Sultan; Muhammad Farid
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.4 No.4 Oktober - Desember 2015
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kjik.v4i4.651

Abstract

Abstract This research aimed (1) to investigate the participative communication of the village apparatus in implementing the government program of “Makassarta’ Tidak Rantasa”; (2) to identify the problem occurred the village level in the success of the enviromental Cleanliness Program of “Makassarta’ Tidak Rantasa”.The resesearch used a descriptive approach with the case study as the focus of the analysis. The techniques of data collection were the in- depth interviews, library studies, observation, and other physical equipment. The data analysis was carried out qualitatively, and the data validation used the source triangulation technique. The Research result revelaed that in implanting the Environmental Cleanliness Program “Makassarta’ Tidak Rantasa”, the Village apparatus needed to master the cleanliness program “Makassarta’ Tidak Rantasa”, touse the media of the circular letter, posters, and direct socialization to the scieties in order to spread the information about the program, i.e. always readyfor 24 hours, and 7 days a week to make sure that the program “Makassarta’ Tidak Rantasa”was running well. Because there was no standard context about the system of the program implementation, the village apparatus implemented the program according to their own opinion. However it was quite suprising that the output were the same. Though the village apparatus wer different personnel and different village. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk : 1). Mengetahui Komunikasi Partisipatif Aparat Kelurahan dalam Menjalankan Program Pemerintah kota Makassarta Tidak Rantasa, 2). Mengidentifikasi Permasalahan yang terjadi pada tingkat kelurahan dalam keberhasilan Program kebersihan Lingkungan Makassarta Tidak Rantasa. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan studi kasus sebagai fokus analisis. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth interview), studi kepustakaan, observasi dan perangkat-perangkat fisik. Analisis data dilakukan secara kualitatif-verifikatif dengan validasi data menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjalankan Program Kebersihan Lingkungan Makassarta Tidak Rantasa aparat kelurahan perlu menguasai Program Kebersihan Makassarta Tidak Rantasa, Aparat kelurahan menggunakan media surat edaran ,poster, dan sosialisasi secara langsung kepada masyarakat dalam menyebarkan informasi tentang program ini, selain itu partisipasi aparat kelurahan dalam menjalankan program ini yaitu selalu siap 24 jam, 7 hari seminggu untuk mengawal jalannya progam kebersihan lingkungan makassarta tidak rantasa. Dikarenakan tidak adanya konteks yang baku tentang tata cara pelaksanaan program ini maka para aparat kelurahan mengimplementasikan program ini menurut pemikiran masing-masing namun walaupun pemaknaan program ini dilakukan oleh orang dan kelurahan yang berbeda akan tetapi hasil keluaran yang dilakukan oleh masing-masing kelurahan sama.