Main purpose of this reseacrh was: to know and make the category about representation of essential message non verbal from moving and attributes that used in Mappadendang tradition.This reserach have executed at Pinrang District, South Sulawesi. The people who have been source of information was true peoples of Bugis ethnic that called have been qualified and inderstood about Mappadendang tradition clearly. Methology of this research have qualitative meaning by semiotika’s approach. Primary data conducted from observation and interwiew clearly that have relation on this reserach and secondary data conducted by reseacrh from lterature study, was collecting data that conducted from any source that hae relation with this reseracrh like books, opinions, data from litaraturs and etc. Result of the reserach showed that Mappadendang tradition still often did by true peoples of Bugis is villages. Mappadendang tradition was one of true heritage of Bugis tradition that invented to create the togetherness between the farmer and surrounded people. This traditional have a message as give thanks to Allah SWT caused by successful of rice harvest at one area. In Mappadendang tradition have any symbols of this reserch that showed how the peoples make communication to that symbols, then did interpretation became a message essential. As the supporting elements that contained in Mappadendang like lesung, alu and baju bodo that weared by Mappadendang players. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkategorisasi representasi makna pesan non verbal dari gerakan dan atribut yang digunakan dalam tradisi Mappadendang.Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Adapun yang menjadi informan adalah masyarakat asli suku bugis yang dianggap menguasai dan mengetahui tradisi Mappadendang secara mendalam. Metode penelitian ini bersifat kualitatif melalui pendekatan semiotika. Data primer dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam terkait dengan penelitian dan data sekunder yang diperoleh penulis melalui kajian kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai data yang berhubungan dengan penelitian berupa buku-buku, artikel, data dari kepustakaan dan literature lain yang berhubungan dengan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Mappadendang masih sering dilakukan oleh masyarakat asli suku bugis di pedesaan atau pedesaan. tradisi Mappadendang adalah salah satu warisan asli kebudayaan bugis yang diadakan untuk menyatukan rasa kebersamaan antara petani dan masyarakat sekitar. Tradisi ini memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berhasilnya panen padi di suatu daerah. Dalam tradisi Mappadendang terdapat simbol-simbol dari penelitian ini yang memperlihatkan bagaimana masyarakat berinteraksi terhadap simbol-simbol tersebut, kemudian menginterpretasikan menjadi sebuah makna pesan. Adapaun unsur-unsur pendukung yang terkandung dalam Mappadendang seperti lesung, alu dan baju bodo yang dikenakan para pemain Mappadendang.