Jeanny Maria Fatimah
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MAKNA PESAN SIMBOLIK NON VERBAL TRADISI MAPPADENDANG DI KABUPATEN PINRANG Puspitasari Rakhmat; Jeanny Maria Fatimah
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.5 No.2 Juli - Desember 2016
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kjik.v5i2.1911

Abstract

Main purpose of this reseacrh was: to know and make the category about representation of essential message non verbal from moving and attributes that used in Mappadendang tradition.This reserach have executed at Pinrang District, South Sulawesi. The people who have been source of information was true peoples of Bugis ethnic that called have been qualified and inderstood about Mappadendang tradition clearly. Methology of this research have qualitative meaning by semiotika’s approach. Primary data conducted from observation and interwiew clearly that have relation on this reserach and secondary data conducted by reseacrh from lterature study, was collecting data that conducted from any source that hae relation with this reseracrh like books, opinions, data from litaraturs and etc. Result of the reserach showed that Mappadendang tradition still often did by true peoples of Bugis is villages. Mappadendang tradition was one of true heritage of Bugis tradition that invented to create the togetherness between the farmer and surrounded people. This traditional have a message as give thanks to Allah SWT caused by successful of rice harvest at one area. In Mappadendang tradition have any symbols of this reserch that showed how the peoples make communication to that symbols, then did interpretation became a message essential. As the supporting elements that contained in Mappadendang like lesung, alu and baju bodo that weared by Mappadendang players.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkategorisasi representasi makna pesan non verbal dari gerakan dan atribut yang digunakan dalam tradisi Mappadendang.Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Adapun yang menjadi informan adalah masyarakat asli suku bugis yang dianggap menguasai dan mengetahui tradisi Mappadendang secara mendalam. Metode penelitian ini bersifat kualitatif melalui pendekatan semiotika. Data primer dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam terkait dengan penelitian dan data sekunder yang diperoleh penulis melalui kajian kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai data yang berhubungan dengan penelitian berupa buku-buku, artikel, data dari kepustakaan dan literature lain yang berhubungan dengan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Mappadendang masih sering dilakukan oleh masyarakat asli suku bugis di pedesaan atau pedesaan. tradisi Mappadendang adalah salah satu warisan asli kebudayaan bugis yang diadakan untuk menyatukan rasa kebersamaan antara petani dan masyarakat sekitar. Tradisi ini memiliki makna sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas berhasilnya panen padi di suatu daerah. Dalam tradisi Mappadendang terdapat simbol-simbol dari penelitian ini yang memperlihatkan bagaimana masyarakat berinteraksi terhadap simbol-simbol tersebut, kemudian menginterpretasikan menjadi sebuah makna pesan. Adapaun unsur-unsur pendukung yang terkandung dalam Mappadendang seperti lesung, alu dan baju bodo yang dikenakan para pemain Mappadendang.
PENYEBARAN INFORMASI STANDARDISASI POMPA UKUR BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) UNTUK PERLINDUNGAN KONSUMEN DI KOTA MAKASSAR Muh Zulkarnain; Muhammad Nadjib; Jeanny Maria Fatimah
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.6 No.1 Januari - Juni 2017
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kjik.v6i1.5177

Abstract

Ketidaktahuan konsumen terhadap informasi standardisasi pompa ukur BBM mengakibatkan konsumen merasa tidak terlindungi dalam membeli BBM di SPBU kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis eksistensi informasi standardisasi pompa ukur BBM, upaya penyebaran informasi informasi standardisasi pompa ukur BBM yang dilakukan oleh instansi kemetrologian di kota makassar dan hambatan-hambatan dalam menyebarkan informasi standardisasi pompa ukur BBM. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pendekatan kualitatif. Objek penelitian ini adalah instansi kemetrologian dan pengelola SPBU di kota makassar. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan eksistensi informasi standardisasi pompa ukur BBM dapat diketahui melalui tanda tera dan sertifikat hasil peneraan; plat identitas pompa ukur BBM; Informasi jenis media yang diukur, dan harga satuan/liter; Pompa Ukur BBM terpasang kokoh dan terjamin dan terjamin keamanannya; memiliki nomor pompa sesuai dengan konsol; Jendela penutup tidak pecah atau rusak; gelas penglihat dalam keadaan bersih, berisi bola plastik dan terisi penuh dengan cairan; selang dalam kondisi baik, tidak pecah dan terkelupas; menampilkan semua elemen (eight tes) “888888” sebelum muncul angka 0. Upaya penyebaran informasi standardisasi pompa ukur BBM dilakukan melalui komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Adapun hambatan yang dihadapi dalam menyebarkan informasi adalah keterbatasan jumlah SDM, keterbatasan anggaran, dan kurangnya upaya untuk mendapatkan informasi standardisasi pompa ukur BBM oleh pengelola SPBU.