Fathiyah Fathiyah
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PAPPASENG: PEWARISAN PESAN PESAN KOMUNIKASI BUDAYA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PEREMPUAN BUGIS DI SULAWESI SELATAN Fathiyah Fathiyah; Hafied Cangara; Nurhayati Rahman
KAREBA : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol.6 No.1 Januari - Juni 2017
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31947/kjik.v6i1.5171

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui 1). bentuk  pesan- pesan dalam pappaseng yang dijadikan sebagai warisan budaya yang berkaitan dengan pembentukan karakter perempuan Bugis; 2). proses pewarisan pesan-pesan tersebut kepada perempuan dalam masyarakat Bugis.dan 3). Bentuk karakter perempuan ideal bagi masyarakat Bugis. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif naratif. Data dianalisis dengan tiga tahap, yaitu: mengidentifikasi dan memahami data Pappaseng berdasarkan pesan yang ditujukan kepada perempuan, menguraikan data berdasarkan narasumber yang ditemui dilapangan dan menganalisis hubungan antara paseng yang ada dalam lontaraq dengan data lapangan dari narasumber. Data dalam penelitian ini berupa naskah yang telah dikumpulkan oleh para filolog dan budayawan Bugis yang telah ditranskripsikan dan diterjemahkan, serta didukung dengan wawancara terhadap beberapa informan. Hasil penelitian menunjukkan banyak warisan dalam lontaraq maupun dalam budaya tutur yang mengandung makna pembentukan karakter perempuan Bugis agar senantiasa : Matanre siriq (menjaga kehormatan), malebbiq (sederhana), mapakkeq (disiplin), misseng dapureng (pintar memasak), malabo (dermawan), serta setia kepada suami. Pewarisan pesan pesan komunikasi budaya pada masyarakat Bugis terhadap perempuan terjadi melalui proses sosialisasi dan enkulturasi. Sosialisasi  melalui proses verbal yakni melalui nasehat, petuah, wejangan dan juga tindakan yang berupa orang tua memberi contoh mengenai apa yang baik, dan tidak baik kepada anak, adapun proses enkulturasi terjadi melalui pembiasaan oleh anak terhadap nilai-nilai yang dipelajari dari orang tua maupun terhadap lingkungan sekitarnya.