Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR TEKNIS DAN ORGANISASIONAL TERHADAP PENGEMBANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA (Studi Pada OPD Kota Pekanbaru) gusmarila eka putri
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Vol. 16 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jieb.v16i1.1654

Abstract

Berdasarkan instruksi presiden nomor 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) No.589/IX/6/Y/1999 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang telah diperbaiki dengan Keputusan LAN Nomor 239/IX/6/8/2003. Tahun 2006 pemerintah mengeluarkan peraturan lain yang mendukung implementasi sistem pengukuran kinerja di Indonesia, yakni PP RI No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Selanjutnya ada PERMENPAN RB No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan AKIP. Dikeluarkannya PP RI Nomor 8 Tahun 2006 dan PERMENPAN RB Nomor 29 tahun 2010 menunjukkan keseriusan pemerintah terhadap perbaikan kinerja organisasi pemerintah dan mendorong dibangunnya sistem manajemen organisasi pemerintah yang berbasis kinerja (performance-based management) di Indonesia Namun faktanya, kemampuan sistem pengukuran kinerja untuk meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) masih sering diperdebatkan atau dipertanyakan. Situasi ini cukup masuk akal karena beberapa hasil penelitian memang masih menunjukkan adanya masalah dalam implementasi sistem pengukuran kinerja. Permasalahan muncul pada tahap pengembangan sistem pengukuran kinerja maupun pada tahap penggunaan hasil dari implementasi sistem pengukuran kinerja Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan sistem pengukuran kinerja pada OPD Kota Pekanbaru. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor teknis dan organisasional. Faktor teknis meliputi keterbatasan sistem informasi, dan faktor organisasional meliputi komitmen manajemen, otoritas pengambilan keputusan, serta budaya organisasi. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survey dengan mendistribusikan kuesioner kepada pejabat eselon 2, 3, dan 4 yang terlibat dan bertanggungjawab dalam pembuatan Renstra dan Lakip pada OPD Kota Pekanbaru. Dengan metode purposive sampling, kemudian dilakukan analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa keterbatasan sistem informasi tidak terbukti berpengaruh negatif terhadap pengembangan sistem pengukuran kinerja, komitmen manajemen, otoritas pengambilan keputusan, dan budaya organisasi terbukti berpengaruh positif terhadap pengembangan sistem pengukuran kinerja.
PENTINGNYA PENERAPAN PENGELOLAAN KEUANGAN BAGI UMKM jeni wardi; gusmarila eka putri; liviawati liviawati
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Vol. 17 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jieb.v17i1.3250

Abstract

Keberadaan perkembangan UMKM di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah untuk menggerakan ekonomi di Negara kita ini, tetapi ternyata sektor ini belum menjadi sektor yang mandiri dan sehingga belum bisa dijadikan tumpuan perekonomian nasional. Banyak sekali hambatan dan permasalahan terkait UMKM ini. Dan umumnya masalahnya adalah pengelolaan keuangan karena pemilik UMKM tidak focus dalam mengerjakannya. Pentingnya hal ini dilakukan agar UMKM mampu menunjukkan kinerjanya dalam mengelola bisnis UMKM secara transparan dan akurat akan memberikan dampak yang baik bagi bisnis UMKM, kondisi ini juga dilakukan demi keberlanjutan usaha ke depannya. Metode deskriptif digunakan dengan sampel adalah pemilik UMKM di Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru sudah baik. Sampel pada penelitian ini diambil 25 responden. Penelitian ini studi kasus. Data dikumpulkan dengan instrumen kuesioner dan dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Pengelolaan keuangan pengelola UMKM masih sangat jelek dalam hal penggunaan anggaran, pencatatan, pelaporan, dan pengendalian. Kondisi ini menyebabkan keberlanjutan bisnis tidak bisa terjamin.
ANALISIS RASIO KEUANGAN YANG BERPENGARUH TERHADAP NPL BANK SWASTA NASIONAL liviawati liviawati; gusmarila eka putri; jeni wardi
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Vol. 18 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jieb.v18i2.5931

Abstract

Secara umum, pendapatan bunga kredit merupakan sumber pendapatan yang diandalkan oleh bank-bank di Indonesia sebagai pendapatan utama dalam membiayai operasionalnya. Kredit yang diberikan oleh bank dijamin dengan agunan, namun apabila kredit tersebut merugikan sektor perbankan dimana sektor perbankan akan mengalami kerugian berupa tidak menghasilkan pendapatan bunga, kerugian yang lebih fatal adalah adanya biaya-biaya lain yang akan ditanggung. dikeluarkan oleh bank dalam upaya mencairkan dana tersebut dan kehilangan waktu. Tinggi rendahnya kualitas kredit yang diberikan akan memberikan rasio NPL suatu bank. Semakin tinggi NPL maka semakin rendah kualitas kredit yang berarti semakin rendah kolektibilitas kredit dan sebaliknya. Tingginya NPL juga mengganggu tingkat efisiensi operasional bank yang pada gilirannya akan mengganggu kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas). Oleh karena itu, perbankan sangat perlu memperhatikan NPL ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi NPL pada bank swasta, studi kasus pada bank swasta nasional.
ANALISIS PENGARUH MODAL, LIKUIDITAS, EFISIENSI, SUKU BUNGA SBI, INFLASI, DAYA BELI DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KUALITAS KREDIT PADA BANK BUMN Liviawati Liviawati; Gusmarila Eka Putri; Jeni Wardi
Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis Vol. 20 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/jieb.v20i1.8389

Abstract

RINGKASAN Perusahaan – perusahaan besar memiliki struktur modal yang dikuasai oleh hutang terutama hutang bank jangka panjang. Kebanyakan perusahaan-perusahaan besar melakukan peminjaman pada bank pemerintah. Oleh sebab itu selama tahun 2020 NPL bank pemerintah terus meningkat. Untuk menghindari peningkatan yang tajan terhadap NPL bank BUMN tersebut maka pemerintah mengambil kebijakan restrukturisasi hutang. Bahkan mulai dari maret 2020 sampai dengan desember 2020 perusahaan-perusahaan itu diberikan keringanan untuk tidak membayar cicilan cukup hanya membayar bunganya saja. Bahkan pelaku UMKM yang menggunakan fasilitas kredit KUR disubsidi pemerintah untuk pembayaran bunga. Bank BUMN telah melakukan rekstrukturisasi kredit cukup besar terhadap debitur terdampak pandemi covid 19 sepanjang 2020. Dari jumlah debitur yang telah mendapatkan relaksasi tersebut tetap ada yang masuk dalam kategori berisiko tinggi sehingga berpotensi turun kasta kedalam kredit bermasalah atau NPL. Sebagian bank memprediksi rasio NPL di tahun 2021 ini masih berpotensi lebih tinggi dari tahun sebelumnya mengingat fasilitas rekstrukturisasi kredit tidak lagi bisa diberikan kepada debitur yang masih tetap mengalami pemburukan kinerja setelah mendapatkan strukturisasi tahap pertama.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi Non performing loan bank BUMN yang terdiri dari CAR, LDR, NIM, BOPO, suku bunga SBI,ukuran perusahaan, dan daya beli. Populasi dalam penelitian ini adalah bank BUMN yang terdaftar di BEI. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan full sampling . Jenis data yang digunakan merupakan data yang diambil dari laporan keuangan serta data-data publkasi seperti tingkat suku bunga pasar.Teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini bahwa secara parsial, CAR, BOPO dan total aset berpengaruh terhadap NPL sedangkan LDR,GDP, inflasi dan tingkat bunga SBI tidak berpengaru terhadap NPL bank BUMN. Secara simultan CAR,LDR,BOPO, total aset, GDP, tingkat bunga SBI dan inflasi berpengaruh terhadap NPL bank BUMN Kata Kunci : Non Performing Loan, Bank, BUMN