Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGALAMAN SEKSUAL PASANGAN PENDERITA HIV DALAM MEMPERTAHANKAN STATUS HIV NEGATIF DI RSPI PROF. Dr. SULIANTI SAROSO Widia Astuti AW; Fitrian Rayasari
IJNP (Indonesian Journal of Nursing Practices) Vol 1, No 2 (2017): Indonesian Journal of Nursing Practices
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.019 KB) | DOI: 10.18196/ijnp.v1i2.3436

Abstract

 Abstrak HIV/AIDS masih menjadi masalah di Indonesia dengan faktor risiko tertinggi penularan melalui hubungan heteroseksual. Meskipun hubungan  heteroseksual merupakan faktor penyebab utama penularan HIV,  masih ada pasangan ODHA HIV Positif- HIV negatif dapat hidup dengan normal tanpa tertular HIV meski bertahun – tahun tetap melakukan hubungan seksual. Pasangan ini disebut serodiskordan. Studi fenomenologi ini dilakukan untuk mengeksplorasi berbagai pengalaman seksual serodiskordan dalam mempertahankan status HIV negatif di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Sebanyak 6 serodiskordan berpartisipasi dalam studi ini. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam. Empat tema utama teridentifikasi dalam studi ini : (1) Pengetahuan tentang HIV/AIDS, cara penularan dan penyebab suami terinfeksi, (2) Kebutuhan seksual, (3) Pencegahan penularan HIV, (4) Pandangan tentang seksualitas. Pengetahuan yang baik mengenai pencegahan penularan HIV sangat berdampak pada kemampuan serodiskordan dalam mempertahankan status HIV negatifnya selama ini dengan cara penggunaan kontrasepsi dan memberikan dukungan dalam kepatuhan mengkonsumsi ARV. Diperlukan edukasi dan konseling yang berkelanjutan pada serodiskordan dalam meningkatkan pengetahuannya mengenai HIV/AIDS sehingga dapat mengurangi terjadinya kasus baru  HIV. AbstractHIV/AIDS is still a problem in Indonesia with the highest risk factors for transmission through heterosexual relations. Although heterosexual intercourse is the main cause of HIV transmission factors, there are still a couple people living with HIV can live normally without being infected with HIV even though many – year fixed sexual intercourse. The couple called serodiscordant. Phenomenology study was conducted to explore various sexual experience serodiscordant in maintaining negative HIV status at RSPI, Prof. Dr. Sulianti Saroso. As many as 6 serodiscordant participated in this study. Data collected by in-depth interviews. The four main themes identified in this study: (1) knowledge of HIV/AIDS, transmission method and causes the infected husband, (2) sexual Needs, (3) the prevention of HIV transmission, (4) views about sexuality. A good knowledge about the prevention of HIV serodiscordant ability badly in maintaining its negative HIV status during this time by means of the use of contraceptives and provide support in compliance to consume ARVS. Required education and ongoing counseling on improving his knowledge in serodiscordant about HIV/AIDS so as to reduce the occurrence of new cases of HIV.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PHBS DENGAN PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT: PHBS DENGAN PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT Widia Widia Astuti AW
Jurnal Ilmiah Wijaya Vol. 12 No. 1 (2020): Volume 12 Number 1 : 2020
Publisher : Wijaya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan hidup bersih dan sehat. Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Menggunakan jamban sehat merupakan salah satu indikator PHBS rumah tangga yang sangat berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan tentang PHBS dengan penggunaan jamban sehat pada wilayah Kerja Puskesmas Mekar Wangi Kota Bogor Tahun 2019. Populasi dalam Penelitian ini adalah masyarakat di Rt 03 / Rw 06 Kelurahan Mekar Wangi pada Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Wangi Kota Bogor. Metode penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional, cara pengambilan sampel dengan teknik Aksidental sampling dengan jumlah sampel 117 responden. Analisa data dengan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan Korelasi Kendall Tau. Hasil penelitian menunjukan 88 (75,2%) responden yang berpengetahuan baik mengenai PHBS, dan 29 (24,8%) responden berpengetahuan kurang baik mengenai PHBS. Sedangkan pada pada variabel penggunaan jamban sehat didapatkan 62 (53%) responden yang menggunakan jamban sehat dan didapatkan sebanyak 55 (47%) responden yang tidak menggunakan jamban sehat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh p value = 0,000 dengan nilai signifikan < 0,05. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang PHBS dengan penggunaan jamban sehat di wilayah kerja puskesmas Mekar Wangi Kota Bogor tahun 2019.
Asuhan Keperawatan pada Anak Tersangka Miokarditis Difteri di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2017- 2018 Widia Astuti AW; Herlina Herlina; Bambang Setiaji
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 6, No 2 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v6i2.110

Abstract

Latar belakang: Banyaknya kasus difteri pada anak yang dirawat dibutuhkan asuhan keperawatan yang professional. Mutu asuhan keperawatan dapat tergambar dari dokumentasi proses asuhan keperawatan yang telah dilakukan. Metode: Kajian ini dilakukan untuk mengetahui proses asuhan keperawatan yang telah diberikan pada anak tersangka Miokarditis Difteri di RSPI Sulianti Saroso pada tahun 2017-2018. Sebanyak 10 responden dalam studi ini dan penelitian ini menggunakan analisis deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data dengan cara retrospektif dengan mengumpulkan data sekunder dari catatan rekam medis pasien dengan kasus tersangka miokarditis difteri pada tahun 2017-2018. Hasil: 90% usia penderita tersangka Miokarditis Difteri dalam rentang usia 4-10 tahun, 70% jenis kelamin laki-laki, sebagian besar responden berasal di wilayah Provinsi Jawa Barat, 90% memiliki gejala klinis selama 2 hari sampai 1 minggu, 100% menderita demam, nyeri menelan, dan terdapat pseudomembran yang luas pada dinding faring, uvula, tonsil maupun pallatum dan mengalami gangguan irama jantung, 70% responden memiliki riwayat imunisasi dasar yang tidak lengkap, dan 80% responden tersangka miokarditis difteri meninggal dunia. Kesimpulan: Proses asuhan keperawatan sudah sesuai dengan pedoman standar asuhan keperawatan pada anak dengan difteri, hanya perlu perbaikan formulir-formulir dokumentasi asuhan keperawatan agar mutu pelayanan keperawatan semakin baik.
Relationship Between Disease History and Fear Level During COVID-19 Pandemic in Bogor City Area Devi Irawan; Nining Fitrianingsih; Magdalena A. Yosali; Widia Astuti AW; Yufi Aliyupiudin; Joshua Francisco
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 16 No. 3 (2022): Indian Journal of Forensic Medicine and Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v16i3.18267

Abstract

Background: COVID-19 pandemic is a major concern in almost all countries in the world, including in Indonesia.The number of COVID-19 confirmed cases in the worldwide as of July 20, 2021 was 192 million cases with4.13 million deaths. West Java province of Indonesia became one of the highest COVID-19 contributors with 6,928cases in one day. This very rapid increase has caused psychological impact in society. Some people became moreafraid to get infected with COVID-19 while some others started to get careless in performing health protocols.COVID-19 imposes more threat to people with previous diseases and could also raise fear and anxiety during theoutbreak.Objective: The purpose of this study was to determine the relationship between disease history and fear level ofCOVID-19 in Bogor City area.Methodology: The research method used was analytical survey with a cross-sectional approach. The samplingtechnique was snowball sampling with total of 515 participants aged more than 18 years old. The instrument inthe study was an online questionnaire using a Google Form. Data analysis performed was univariate and bivariateanalysis with chi square test.Result: Out of 515 participants, 431 respondents (83.7%) had no disease history and 411 respondents (79.8%) hadmoderate fear level of COVID-19. The results of the chi square test show the p-value = 0.000.Conclusion: There was a relationship between disease history and fear level of COVID-19 in in Bogor City area.
Asuhan Keperawatan pada Anak Tersangka Miokarditis Difteri di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2017- 2018 Widia Astuti AW; Herlina Herlina; Bambang Setiaji
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 6 No. 2 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v6i2.110

Abstract

Latar belakang: Banyaknya kasus difteri pada anak yang dirawat dibutuhkan asuhan keperawatan yang professional. Mutu asuhan keperawatan dapat tergambar dari dokumentasi proses asuhan keperawatan yang telah dilakukan. Metode: Kajian ini dilakukan untuk mengetahui proses asuhan keperawatan yang telah diberikan pada anak tersangka Miokarditis Difteri di RSPI Sulianti Saroso pada tahun 2017-2018. Sebanyak 10 responden dalam studi ini dan penelitian ini menggunakan analisis deskriptif analitik dengan metode pengumpulan data dengan cara retrospektif dengan mengumpulkan data sekunder dari catatan rekam medis pasien dengan kasus tersangka miokarditis difteri pada tahun 2017-2018. Hasil: 90% usia penderita tersangka Miokarditis Difteri dalam rentang usia 4-10 tahun, 70% jenis kelamin laki-laki, sebagian besar responden berasal di wilayah Provinsi Jawa Barat, 90% memiliki gejala klinis selama 2 hari sampai 1 minggu, 100% menderita demam, nyeri menelan, dan terdapat pseudomembran yang luas pada dinding faring, uvula, tonsil maupun pallatum dan mengalami gangguan irama jantung, 70% responden memiliki riwayat imunisasi dasar yang tidak lengkap, dan 80% responden tersangka miokarditis difteri meninggal dunia. Kesimpulan: Proses asuhan keperawatan sudah sesuai dengan pedoman standar asuhan keperawatan pada anak dengan difteri, hanya perlu perbaikan formulir-formulir dokumentasi asuhan keperawatan agar mutu pelayanan keperawatan semakin baik.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP PENCEGAHAN HIV AIDS PADA KALANGAN USIA REMAJA 15-24 TAHUN Widia Astuti AW; Nofita Fajar Mentari; Nur Afni Rosmania; Putri Nur Gumalasari
Jurnal Ilmiah Wijaya Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Wijaya
Publisher : Wijaya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia danAcquired Immunodefeciency Syndrome (AIDS) adalah sindrom kekebalan tubuh oleh infeksi HIV. Perjalananpenyakit ini lambat dan gejala-gejala (AIDS) rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah terjadi infeksi, bahkan dapatlebih lama lagi.Tinggi nya kasus HIV AIDS yang terus bertambah terutama dari kalangan usia muda atau remajamerupakan permasalahan yang serius. Kurangnya pengetahuan tentang HIV AIDS akan mempengaruhi padasikap pencegahan HIV AIDS yang negatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkatpengetahuan dengan siakp pencegahan HIV AIDS pada kalangan usia remaja 15-24 tahun. Jenis penelitian inimenggunakan deskriptif analitik kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian iniremaja berjumlah 56 responden dengan populasi menggunakan teknik total sampling. Analisa data menggunakanuji statistik Kendal Tau. Berdasarkan uji statistik dari 56 responden sebanyak 22 responden (39,3%) denganpengetahuan yang kurang memiliki siakppencegahan HIV AIDS yang negatif. Hasil analisa bivariat menggunakanuji statistik Kendal Tau, diperoleh nilai P value SEBESAR 0,000<0,05 (alpha) sehinggal Ha diterima dan H0ditolak. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan tingkat penegtahuan dengan siakppencegahan Ahiv AIDS pada kalangan usia remaja 15-24 tahun. Diharapkan remaja di puskesmas pasir mulyakota bogor dapat lebih mengetahui tentang apa itu HIV AIDS dari mulai tanda dan gejala, cara penularan,pencegahan terhadap HIV AIDS, dan sebagainya. Agara remaja bisa memiliki sikap pencegahan yang positif dantidak semakin bnayak orang yang terkena penyakit HIV AIDS.