Ery Erman Ernayati
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, INDONESIA

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RUANG PUBLIK KEAGAMAAN: INTOLERANSI DAN NARASI HUMOR NU GARIS LUCU Ery Erman Ernayati
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol. 6 No. 1 (2021): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25217/jf.v6i1.1394

Abstract

Isu Intoleransi beragama yang ada di Indonesia telah mengakar kuat sampai saat ini. Dimulai dari mengklaim agama yang dianut adalah agama yang paling benar atau menilai agama lain sesat dan dianggap sebagai musuh. Bahkan ada sebagian masyarakat yang bersedia mengorbankan nyawa mereka demi membela agama, yang kemudian menunjukkan eksistensinya di ruang publik, seperti aksi bom bunuh diri, aksi perusakan fasilitas publik, hingga provokasi masyarakat untuk bersikap intoleran. Berbagai upaya telah dilakukan oleh beberapa akademisi untuk meminimalisir tindakan-tindakan tersebut. Selain itu media masa turut memberikan peran penting sebagai usaha tambahan peminimalisiran isu ini, salah satunya akun NUgarislucu di media Instagram. Akun NUgarislucu hadir dengan nuansa humor yang renyah namun mengandung edukasi yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap toleransi beragama. Tulisan ini menggabungkan dua teori sekaligus, pertama konsep Ruang Publik Jurgen Habermas yang menjadikan ruang publik sebagai media untuk mengutarakan semua asumsi secara bebas. Kedua teori Cyberspace yang diusung Yasraf Amir Piliang untuk melihat eksistensi Nugarislucu di ranah media massa mengingat fenomena diruang ini mulai menyaingi isu yang terjadi di dunia nyata termasuk intoleransi beragama. Penggabungan dua konsep ini dapat melihat akun NUgarislucu sebagai media sekaligus ruang publik yang menjadi konsumsi masyarakat hingga dapat membentuk opini publik.
RUANG PUBLIK KEAGAMAAN: INTOLERANSI DAN NARASI HUMOR NU GARIS LUCU Ery Erman Ernayati
Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya Vol. 6 No. 1 (2021): Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25217/jf.v6i1.1394

Abstract

Isu Intoleransi beragama yang ada di Indonesia telah mengakar kuat sampai saat ini. Dimulai dari mengklaim agama yang dianut adalah agama yang paling benar atau menilai agama lain sesat dan dianggap sebagai musuh. Bahkan ada sebagian masyarakat yang bersedia mengorbankan nyawa mereka demi membela agama, yang kemudian menunjukkan eksistensinya di ruang publik, seperti aksi bom bunuh diri, aksi perusakan fasilitas publik, hingga provokasi masyarakat untuk bersikap intoleran. Berbagai upaya telah dilakukan oleh beberapa akademisi untuk meminimalisir tindakan-tindakan tersebut. Selain itu media masa turut memberikan peran penting sebagai usaha tambahan peminimalisiran isu ini, salah satunya akun NUgarislucu di media Instagram. Akun NUgarislucu hadir dengan nuansa humor yang renyah namun mengandung edukasi yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap toleransi beragama. Tulisan ini menggabungkan dua teori sekaligus, pertama konsep Ruang Publik Jurgen Habermas yang menjadikan ruang publik sebagai media untuk mengutarakan semua asumsi secara bebas. Kedua teori Cyberspace yang diusung Yasraf Amir Piliang untuk melihat eksistensi Nugarislucu di ranah media massa mengingat fenomena diruang ini mulai menyaingi isu yang terjadi di dunia nyata termasuk intoleransi beragama. Penggabungan dua konsep ini dapat melihat akun NUgarislucu sebagai media sekaligus ruang publik yang menjadi konsumsi masyarakat hingga dapat membentuk opini publik.