Julistio Djais
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Prevalensi Underweight, Stunting, Dan Wasting Prevalensi Underweight, Stunting, Dan Wasting Pada Anak Usia 12-18 Bulan Di Kecamatan Jatinangor Rahimah Nur Hanifah; Julistio Djais; Siti Nur Fatimah
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 5, No 3 (2020): Volume 5 Nomor 3 Maret 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsk.v5i3.28768

Abstract

Status gizi rendah di Indonesia merupakan masalah kesehatan yang belum teratasi. Sumedang termasuk kabupaten di Jawa Barat yang masuk dalam daftar 100 kabupaten prioritas penanganan stunting karena memiliki angka prevalensi stunting yang tinggi. Ketika anak berusia 12-18 bulan kebutuhan nutrisinya akan meningkat dan anak sudah mengenali selera lidahnya, sehingga cenderung menjadi pemilih makanan. Hal ini dapat meningkatkan risiko anak mengalami malnutrisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi underweight, stunting dan wasting pada anak usia 12-18 bulan di Kecamatan Jatinangor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif potong lintang. Penilaian status gizi dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus tahun 2019 di Posyandu Desa Hegarmanah dan Cipacing menggunakan pengukuran antropometri berat dan panjang badan anak, kemudian hasilnya akan dipetakan kedalam kurva pertumbuhan WHO. Dari 99 anak yang diteliti, terdapat 4 anak underweight (4%), 11 anak stunting (11%), dan 5 anak wasting (5%). Ketika data dibagi berdasarkan kelompok usia, terdapat peningkatan prevalensi stunting pada kelompok anak usia 15-≤18 bulan. Pada usia ini kebutuhan nutrisi utama anak didapatkan dari MP-ASI. Dapat disimpulkan bahwa prevalensi malnutrisi pada anak usia 12-18 bulan di Jatinangor masih tergolong sedang, namun terdapat peningkatan prevalensi malnutrisi pada kelompok anak usia 15-≤18 bulan. Perlu adanya sosialisasi dan pelatihan praktik pemberian MP-ASI pada anak.Kata Kunci:Prevalensi, Status Gizi, Stunting,  Underweight, Wasting
Hubungan pemberian ASI Eksklusif dan Makanan Pendamping ASI terhadap Balita Pendek Usia 2 sampai 5 tahun di Kecamatan Jatinangor Yogi Subandra; Yenni Zuhairini; Julistio Djais
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 3, No 3 (2018): Volume 3 Nomor 3 Maret 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.698 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v3i3.16990

Abstract

Balita pendek masih menjadi masalah generasi di Indonesia. Balita pendek disebabkan oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MP-ASI) terhadap kejadian balita pendek usia 2 sampai 5 tahun. Penelitian analitik observasional ini dilakukan dengan pendekatan potong lintang. Subjek sebanyak 65 balita usia 2 sampai 5 tahun dengan kriteria inklusi memiliki riwayat berat lahir dan usia kehamilan normal di Kecamatan Jatinangor pada bulan Juni-Agustus 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling acak bertahap. Pengambilan data karakteristik, pemberian ASI, dan MP-ASI dilakukan dengan cara wawancara. Pengukuran status gizi dilakukan berdasarkan TB/U. Analisis statistik yang digunakan adalah uji statistik Chi square dan Fisher. Angka kejadian balita pendek pada penelitian ini sebesar 40%. Pola menyusui ASI parsial memiliki proporsi paling banyak dibandingkan ASI eksklusif. Jenis pemberian MP-ASI umumnya diberikan dari pabrik (usia 6-9 bulan) dan buatan sendiri (usia 9-24 bulan). Pada usia 12 s.d. 24 bulan, seluruh balita diberikan jenis MP-ASI dari buatan sendiri. Hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI dengan balita pendek masing-masing p<0,05 dan p>0,05. Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dan balita pendek, tetapi tidak terdapat hubungan antara MP-ASI dan balita pendek.Kata Kunci: ASI eksklusif, Jatinangor, MP-ASI, pendek