ardini raksanagara
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNPAD

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI JAWA-BARAT ardini raksanagara; nita arisanti; Fedri Rinawan
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.711 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i1.10339

Abstract

Lingkungan merupakan determinan kesehatan yang dapat memengaruhi kesehatan masyarakat selain faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik serta kependudukan. Pada saat terjadi perubahan lingkungan termasuk perubahan iklim global yang menjadi isu sangat penting. Perubahan iklim tersebut dipicu oleh terjadinya pemanasan global (global warming) dan efek rumah kaca (greenhouse effect). Perubahan iklim yang terjadi dapat berupa peningkatan suhu, kelembaban, peningkatan curah hujan yang menjadi faktor risiko terhadap derajat kesehatan masyarakat karena timbulnya  penyakit menular yang ditularkan melalui udara, air dan vektor. Penyakit Demam Berdarah merupakan penyakit menular yang ditularkan melalui perantara vektor nyamuk dan erat kaitannya dengan perubahan iklim. Tempat perindukan nyamuk ini sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat (altitude), kemiringan lereng (slope) dan penggunaan lahan (land use), sedangkan unsur cuaca memengaruhi metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan populasi nyamuk tersebut. Curah hujan dengan penyinaran yang relatif panjang turut memengaruhi habitat perindukan nyamuk. Tujuan penelitian ini adalah mengumpulkan informasi awal untuk mengukur keterkaitan perubahan iklim khususnya perubahan curah hujan dengan terjadinya demam berdarah di Jawa Barat.  Metode yang digunakan untuk analisis kerentanan masalah kesehatan yang disebabkan oleh perubahan iklim ini (curah hujan) yang merupakan faktor determinan kesehatan yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit tular vektor (demam berdarah). Data yang didapat dianalisis berdasarkan teori derajat kesehatan masyarakat (Henrik L Blum) yang menyatakan bahwa lingkungan, dalam hal ini adalah perubahan suhu, curah hujan, kelembaban akan memengaruhi kejadian penyakit yang ditularkan oleh vektor seperti  demam berdarah. Dari data awal yang dikumpulkan dapat dikatakan  bahwa Curah hujan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian DBD, di mana curah hujan mempunyai nilai prediksi yang berhubungan dengan terjadinya demam berdarah. Walaupun demikian, terdapat perbedaan waktu (time lag) antara peningkatan curah hujan dan peningkatan kasus. Perubahan  iklim berpengaruh terhadap kerentanan kesehatan, sehingga perubahan iklim ini harus dihadapi. Oleh karena itu, melindungi diri dari perubahan iklim dibagi atas upaya mitigasi (minimalisasi penyebab dan dampak) dan adaptasi (menanggulangi risiko kesehatan). Early warning system terhadap kejadian luar biasa DBD harus dilaksanakan di setiap daerah dengan memperhatikan kecenderungan perubahan faktor iklim. Selain itu diperlukan perbaikan lingkungan yang harus disertai dengan perubahan faktor lain seperti perilaku dan pelayanan kesehatan.Kata kunci: Curah Hujan, Demam Berdarah, Perubahan Iklim, Penyakit Tular, Vektor
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEBAGAI DETERMINAN KESEHATAN YANG PENTING PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG ardini raksanagara; Ahyani Raksanagara
Jurnal Sistem Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Volume 1 Nomor 1 September 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.48 KB) | DOI: 10.24198/jsk.v1i1.10340

Abstract

Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya promosi kesehatan yang bertujuan agar orang-orang Indonesia tinggal di lingkungan yang bersih dan sehat. Program ini diimplementasikan dalam beberapa tatanan yaitu, Tatanan Fasilitas Kesehatan, Rumah Tangga, Tempat Kerja, Fasilitas Umum dan Sekolah. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga memiliki peran yang sangat penting dalam kejadian penyakit menular dan penyakit tidak menular. Kota Bandung merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Saat ini, penyakit menular atau tidak menular baik di daerah perkotaan maupun kumuh perkotaan di Kota Bandung tetap tinggi. Pada Program PHBS terdapat 10 indikator yang dapat menjadi penyebab kejadian penyakit menular. Pada saat ini, di berbagai belahan bumi mengalami berbagai masalah akibat perubahan iklim. Dampak perubahan iklim terhadap masalah kesehatan adalah terjadinya penyaki tmenular. Dapat dikatakan bahwa perubahan iklim in imenjadi faktor risiko untuk terjadinya penyakit menular,  diantaranya diare dan penyakit tular vector seperti demam berdarah. Agar masyarakat terhindar dari penyakit menular ini, maka berbagai indikator yang terdapat pada Program PHBS perlu dilaksanakan. Dapat dikatakan bahwa PHBS merupakan determinan kesehatan yang penting pada tatanan rumah tangga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pelaksanaan Program PHBS di tatanan rumah tangga dengan kejadian penyakit diare dan demam berdarah yang diduga sebagai akibat dampak perubahan iklim di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di wilayah Kota Bandung BagianBarat, program PHBS berhubungan dengan kejadian Diare, Demam Berdarah dan angka bebas larva dalam rumah tangga. Semakin tinggi nilai PHBS, semakin rendah kejadian penyakit diare, demam berdarah dan angka bebas larva. Hasil studi ini dapat digunakan oleh para pembuat kebijakan kesehatan untuk menempatkan Program PHBS sebagai faktor penentu dan menjadi program utama dalam pengendalian penyakit menular dan mitigasi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakatKata kunci: Determinan Kesehatan, Perubahan Iklim, Perilaku Hidup Bersih dan   Sehat                   (PHBS)