Daerah penelitian terletak di Pegunungan Kulon Progo dan merupakan bagian dari zona Pegunungan Selatan berdasarkan Van Bemmelen (1949) yang berbentuk “dome” / kubah dengan arah perpanjangan barat laut - tenggara. Stratigrafi daerah penelitian dibagi menjadi dua satuan batuan, yaitu lava andesit dan andesit porfiri. Terdapat rekahan yang terisi oleh kuarsa (vein) di sekitar lava andesit. Rekahan yang terisi oleh urat tersebut dapat mengakibatkan adanya mineralisasi yang dibuktikan dengan adanya mineral mineral ubahan (alterasi) berupa alterasi advanced argilic dan propilitik yang didasarkan pada studi literatur menurut Pambudi (2018). Daerah penelitian termasuk dalam endapan epitermal sulfida rendah.Berdasakan adanya indikasi tersebut, dilakukan penelitian menggunakan metode geomagnetik untuk menentukan adanya struktur bawah permukaan sebagai pengontrol mineralisasi pada daerah penelitian. Dari metode geomagnetik dilakukan pengolahan hingga menghasilkan Peta Anomali Medan Magnet (HA), Peta Reduce to Pole (RTP), dan Peta Tilt Derivative (TDR). Peta RTP memiliki anomali medan magnet yang monopole. Berdasarkan nilai anomali medan magnet yang cenderung rendah pada Peta RTP dapat diindikasikan struktur sesar berarah barat laut – tenggara, barat – timur, serta barat daya – timur laut. Pada Peta TDR, dilakukan analisa struktur sesar berdasarkan sudut fasa dengan nilai 0 dengan hasil arah struktur sesar yaitu barat laut – tenggara, barat – timur, serta barat daya – timur laut. Indikasi struktur tersebut diduga merupakan pengontrol adanya mineralisasi pada daerah penelitian.