Ema Khotimah
Program Studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Kritis Wacana Poligami: Praktik Marjinalisasi dan Demonologi Islam dalam Wacana Poligami Ema Khotimah
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 9, No 1 (2008): Isu Komunikasi Kesehatan yang Ter-”Pojok”-kan
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v9i1.1139

Abstract

Polygamy (and also anti-polygamy) always become hot issue in Indonesia. There are at least two national events which reintroduced polygamy discourse: the second-marriage of famous religious leader—KH Abdullah Gymnastiar, and pornographic video depicting sexual relationship between Yahya Zaini—a high political figure—and Maria Eva—a wannabe celebrity. A strong and emotional debate over those two events marginalized the main issue of polygamy itself in the world of Islam. A critical discourse analysis toward polygamy discourse has found that marginalization practices are conducted even by prominent members of Islamic organizations and intellectuals, as well as members of legislative body. It turned out that polygamy discourse was biased and misrepresented.
Memahami Komunikasi Antarbudaya Ema Khotimah
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 1, No 1 (2000): Salam (Pembuka)
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v1i1.680

Abstract

Setiap hari, setiap dari kita berkomunikasi. Tetapi, tidak dengan sendirinya setiap orang akanterampil melakukan komunikasi yang efektifdengan orang lain. Terlebih, bila orang yang terlibat dalam komunikast itu berbeda budaya. Sejarah telah membuktikan, dari masa Ice masa, kesalahpahaman memahami pesan, perilaku .atau peristiwa komunikasi; telah menyebabkan suasana yang tidak diharapkan, mulai dari penilaian yang merendahkan terhadap orang lain, cemoohan; cercaan, isolasi, sampai kepada tindakan-tindakan kekerasan. Bahkan, beberapa peperangan antarbangsa; antamegara, dan antarsuku, diakibatkan perbedaan dan kekeliruan dalam mempersepsi pesan, perilaku, dan peristiwa komunikasi. Oleh karena itu, kajian komunikasi antarbudaya sangat relevan dengan berbagaipersoalan kekinian, di mana setiap orang, disengaja atau tidak; suka atau tidak; akan semakin intensifterlibat dalam kontak sosial dengan orang-orangyang berbeda budaya.