Dikdik Tandika
Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Manajemen, Universitas Islam Bandung (Unisba)

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengukuran kinerja Badan Amil Zakat (BAZ) Dengan balanced scorecard Dikdik Tandika
Jurnal Manajemen Bisnis Performa Vol 6, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/performa.v6i2.6548

Abstract

Seperti halnya organisasi bisnis, Badan Amil Zakat (BAZ) sebagai organisasi publik perlu melakukan pengukuran kinerjanya, sehingga dapat dinilai tingkat keberhasilannya dalam melaukan pengelolaan zakat. Salah satu cara pengukuran kinerja orgnaisasi yang dapat dipilih adalah dengan menggunakan Balanced Scorecard yang memiliki empat perspektif dibandingkan dengan organisasi bisnis yag mengutamakan laba sebagai fokus utamanya. Perspektif yag diukur oleh Balanced Scorecard untuk BAZ, yaitu perspektif Customer & Stakeholders, financial, internal business procees, dan employees & organization capacity. Dengan menganalisis pola hubungan antar perspektif secara komprehensif dapat ditentukan ukuran kinerja organisasi untuk aspek financial dan nonfinancial.Kata kunci: Organisasi Publik, Empat Perspektif Balanced Scorecard.
Optimalisasi manajemen zakat Dikdik Tandika
Jurnal Manajemen Bisnis Performa Vol 5, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/performa.v5i2.6539

Abstract

Secara infrastuktur kelembagaan Lembaga pengelola zakat di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Dimana BAZ telah memiliki hierarki mulai BAZ Nasional, BAZ propinsi, Baz daerah Kabupaten dan Kota, dan BAZ di tingkat kecamatan. Dalam pelaksanaannya (terutama dalam praktek penghimpunan zakat), nampaknya BAZ dan LAZ belum optimal. Terdapat beberapa penyebab belum optimalnya penghimpunan zakar, diantaranya adalah disebabkan oleh: (1). Ada atau tidak adanya political will dari pemerintah, (2). Masih kurangnya kesadaran dari masyarakat umat Islam Indonesia mengenai asset wajib zakat, dan (3). Daya jangkau BAZ dan LAZ relative masih terbatas.Dalam penghimpuan zakat oleh BAZ dan LAZ terkendala oleh ketidakpercayaan para Muzzaki, yang cenderung menyerahkan zakatnya langsung kepada Mustahiq, melalui para ulama, atau melalui masjid-masjid. Akibatnya BAZ dan LAZ tidak mampu mengoptimalkan pengelolaan zakatnya, agar BAZ dan LAZ menjadi kepercayaan para Muzakki, maka BAZ dan LAZ perlu melakukan optimalisasi manajemen zakat melalui pelaksanaan fungsi penghimpunan da pendayagunaan zakat. Untuk mengoptimalkan penghimpunan upaya yang dapat dilakukan adalah memperluas jaringan penghimpunan melalui masjid-masjid sebagai Unit Pengumpulan Zakat (OPZ) dan kerjasama kemitraan dengan pihak perbankan Syariah. Sedangkan optimaliasi pendayagunaan, upayanya adalah melaksanakan program-program pemberdayaan Mustahiq yang sesuai dengan kebutuhan agar suatu pada saat Mustahiq mampu berubah menjadi Muzakki. Kata Kunci: Manajemen Zakat, Penghimpunan Zakat, Jaringan Masjid.