Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BIAYA MEDIS LANGSUNG PASIEN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) ARJAWINANGUN DAN RSUD WALED KABUPATEN CIREBON Dosi Ahmad Yani; Prih Sarnianto; Yusi Anggriani
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.8 KB) | DOI: 10.37874/ms.v4i1.123

Abstract

Penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan global dengan biaya tinggi. Terapi Pengganti Ginjal (TPG) yang paling sering dilakukan yaitu hemodialisis (HD). Saat ini sebagian besar pasien PGK yang melakukan HD dijamin pembiayaannya oleh Badan Penyelengara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS-K) dengan besaran jaminan sesuai tarif Indonesian Case-Base Groups (Ina-CBGs) yang pernah mengalami penurunan pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripskan biaya medis langsung pasien yang menjalani hemodialisis untuk mengetahui rata-rata biaya pelayanan selama satu tahun (real cost), mengetahui besaran biaya apabila pelayanan diberikan sesuai standar pelayanan menurut Perhimpunan Nefrologi Indonesia, PERNEFRI (ideal cost) serta membandingkan ideal cost dengan tarif Ina-CBGs untuk RS pemerintah tipe B. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dari sudut pandang pemberi pelayanan (Rumah Sakit) pada pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Data biaya diambil dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan data klaim InaCBGs. Analisis data dilakukan untuk melihat rata-rata biaya medik langsung dan membandingkannya dengan biaya untuk pelayanan ideal. Dari 93 pasien yang dianalisis, 51,6% berjenis kelamin laki-laki, usia rata-rata (minimal-maksimal) 48 (20-75) tahun, 86% menikah, pendidikan sekolah dasar atau dibawahnya 49,5%. Biaya medis langsung Rp. 791.967; 9,9% lebih kecil dari biaya klaim InaCBGs. Namun biaya ideal HD rata-rata Rp 958.467; 8,7% lebih besar dari biaya klaim InaCBGs. Kesimpulan penlitian adalah biaya InaCBGs HD masih lebih besar dari real cost, namun lebih kecil dari ideal cost.
Pengaruh Gel Kolagen Sisik Ikan Kakap Merah (Lutjanus Russellii) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih Jantan (Rattus Norvegicus) Subagja Subagja; Dosi Ahmad Yani; Neliana Neliana
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.603 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i4.6669

Abstract

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan oleh sumber panas, radiasi, listrik, dan bahan kimia. Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai penyembuhan luka bakar adalah kolagen dari sisik ikan kakap merah (Lutjanus russelli). Limbah kulit, sisik ikan merupakan kolagen tipe I sedangkan kolagen tipe V terdapat pada jaringan ikat dalam kulit dan tendon serta kolagen tipe lain yang belum teridentifikasi pada gelembung renang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari gel kolagen sisik ikan kakap merah terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan dan untuk mengetahui konsentrasi dari gel kolagen sisik ikan kakap merah yang paling baik untuk penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan eksperimen yaitu melakukan perlakuan atau percobaan pada obyek yang sedang diteliti dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul akibat perlakuan yang telah diberikan dan untuk memperoleh data. Data kemudian diolah dengan program SPSS versi 21. Hasil uji efektivitas penyembuhan luka bakar gel kolagen sisik ikan kakap merah (Lutjanus russellii) pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) pada masing-masing kelompok berupa presentase kesembuhan luas luka selama 13 hari adalah 9,22% untuk konsentrasi 1%, dan 18,18 % untuk konsentrasi 2%, kemudian 13,68% untuk konsentrasi 3%. Kesimpulannya yaitu gel gel kolagen sisik ikan kakap merah (Lutjanus russellii) dengan konsentrasi 2% memiliki efektivitas yang paling efektif terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus).
Evaluation of Drug Procurement Pattern and Drug Availability for JKN Patients at X Hospital and Y Hospital, Cirebon District, January-December 2022 Period Siti Jabal Mastura; Prih Sarnianto; Shirly Kumala; Dosi Ahmad Yani; Hery Prambudi
Daengku: Journal of Humanities and Social Sciences Innovation Vol. 4 No. 5 (2024)
Publisher : PT Mattawang Mediatama Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35877/454RI.daengku2569

Abstract

The era of National Health Insurance (JKN) brought changes in the health care system, which required hospital pharmacists to adapt to drug regulations and planning. Procurement planning and procedures have a significant impact on the availability of drugs and the financial situation of the hospital in drug management. One of the most crucial aspects of the hospital is the availability of guaranteed goods and sufficient drug supplies in order to provide the best service. This research was conducted to evaluate the procurement and availability of drugs at X Hospital as a public hospital and Y Hospital as a private hospital in Cirebon Regency. The analysis used in this study is descriptive-evaluative, namely the research method used to obtain data in a descriptive form and a systematic analysis is carried out to evaluate based on the descriptive data. Data collection was carried out by means of in-depth interviews with the hospital and distributors as external parties who also contributed to fulfilling the availability of drugs. The data is also complemented by the results of field observations and review of document reports related to the National Formulary (Fornas), Hospital Formulus (Forkit), and Drug Needs Plan (RKO). The results of this study found that the Drug Needs Plan, procurement and availability of drugs at X Hospital and Y Hospital were in accordance with the standards. This shows that most of the drugs available and given to patients are in accordance with the drugs listed in the National Formulary. There is a difference in the pattern of procurement. Hospitals conduct procurement twice a month, but private hospitals conduct procurement patterns twice a week. The two hospitals both use the SIMRS and Teramedik management information systems for the evaluation process of drug procurement and availability