Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL TIME EQUIVALENT (FTE) DI UD ROTI ALVINE Widya S. Madiun; Ariviana L. Kakerissa
ARIKA Vol 11 No 2 (2017): ARIKA
Publisher : Industrial Engineering Study Program, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.037 KB) | DOI: 10.30598/arika.2017.11.2.89

Abstract

UD Roti Alvine merupakan Perusahaan Rumahan atau Home Industry yang bergerak dibidang produksi roti (Usaha Bakery). Hasil pengamatan awal ditemukan bahwa, Para pekerja bagian produksi melakukan pekerjaan rangkap yakni tidak adanya ketidakjelasan tugas dan tanggungjawab para pekerjanya. Tentu hal ini juga berpengaruh pada output yang dihasilkan, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah beban kerja yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan. Untuk itu pihak perusahaan harus memperhatikan beban kerja yang akan diberikan kepada karyawan agar tercapai produktivitas yang optimal. Analisa beban kerja sangat penting untuk menghitung tepatnya berapa banyak karyawan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua tugas di bagian atau departemen pada perusahaan. Dalam penelitian ini, dilakukan pengidentifikasian aktivitas tiap pekerja, menganalisis beban kerja bagi tiap pekerja dan jumlah kebutuhan karyawan bagian produksi dengan menggunakan metode Full Time Equivalent. Hasil penelitian menunjukan bahwa beban kerja yang dihasilkan pekerja bagian produksi berdasarkan perhitungan beban kerja dengan Metode Full Time Equipment (FTE), rata-rata beban kerja dalam indeks FTE seluruh pekerja produksi berada pada kondisi Overload dengan nilai rata-rata Indeks FTE 1,89 dimana nilai tersebut > 1,28. Sedangkan jumlah kebutuhan tenaga kerja optimal pekerja bagian produksi adalah 9 karyawan.
PALA BOOI : PROSPEK PEMBANGUNAN INDUSTRI RUMAH TANGGA BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL Ariviana L. Kakerissa; Hendri Dony Hahury
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.1.2018.122-128

Abstract

Pala Booi merupakan sebutan masyarakat negeri Booi, kecamatan Saparua, kabupaten Maluku Tengah bagi tanaman pala milik mereka. Luas areal perkebunan pala di negeri Booi adalah 13 HA dengan jumlah pohon pala sekitar 1274 pohon. Kapasitas panen buah pala adalah 900-1200 buah pala gelondongan (utuh) per pohon atau 37,5–50Kg. Daging buah pala yang dapat dihasilkan adalah 30-40Kg/pohon dan dalam setahun terdapat 3 kali musim panen, sehingga kapasitas panen daging buah pala dalam setahun adalah 120Kg/pohon. Dengan kondisi ini, dapat diperkirakan jumlah daging buah pala yang terbuang di negeri Booi adalah sebanyak 152.880 Kg atau 152,88 ton daging buah pala per tahun. Besaran tersebut mengisyaratkan bahwa pala Booi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk unggulan dan turunannya. Keberadaan sumberdaya pala yang melimpah dan ditunjang tradisi “memungut biji pala” sebagai bentuk kearifan lokal masyarakat negeri Booi tentunya merupakan kelebihan tersendiri bagi negeri Booi dalam membangun industri rumah tangga berbasis sumber daya lokal. Namun sampai saat ini, kondisi masyarakat negeri Booi sama sekali belum tersentuh industri rumah tangga berbasis sumberdaya pala. Hasil Studi Kelayakan Bisnis yang dilakukan terhadap aspek hukum, sosial, budaya, pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, keuangan, ekonomi dan lingkungan menyimpulkan bahwa Pala Booi sebagai sumberdaya lokal layak untuk dikembangkan menjadi industri rumah tangga masyarakat negeri Booi.
PENGEMBANGAN KONSEP ALAT BANTU PEMETIK BUAH PALA (STUDI KASUS : PERKEBUNAN PALA NEGERI BOOI) Aminah Soleman; Ariviana L. Kakerissa
ALE Proceeding Vol 1 (2018): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.1.2018.129-135

Abstract

Era perkembangan teknologi industri saat ini sangat penting dalam mendukung kegiatan manusia. Penggunaan teknologi tidak terlepas dari keterlibatan semua kalangan, baik kalangan masyarakat maupun pihak industri . Inovasi bukan hanya terkait dengan seberapa canggih produk tersebut, tetapi bagaimana produk tersebut dapat membantu kelangsungan hidup manusia serta dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Kegiatan panen buah pala yang dilakukan petani pala, selama ini dilakukan dengan cara memanjat pohon yang memiliki tinggi rata-rata ± 5-12 m. Pala yang sudah dipetik akan jatuh ke tanah dan harus dikumpulkan kembali kedalam keranjang (atiting), Proses demikian dinilai tidak memberikan efisiensi dan efektifitas kerja yang memuaskan. Penelitian yang bertujuan melakukan pengembangan konsep pada alat bantu pemetik buah pala ini, melalui beberapa tahapan, yaitu mencari gagasan berdasarkan alat bantu pemetik pala yang sementara digunakan saat ini, kemudian melalui pernyataan misi produk, sehingga akan diklarifikasi dengan metode pohon tujuan. Pengembangan konsep juga dilakukan dengan jajak pendapat dengan pengguna alat bantu pemetik buah pala tradisional, selanjutnya tahap penyusunan konsep menggunakan tabel kombinasi. Hasil penelitian yang didapatkan berdasarkan proses identifikasi gagasan-gagasan pengembangan konsep alat bantu pemetik buah pala, Berdasarkan spesfikasi alat bantu Pemetik buah pala ini akan sangat bermanfaat untuk meringankan pekerjaan petani buah pala dalam aktivitas memanen pala. Dengan alat ini juga, pekerjaan tersebut bisa lebih mudah, menghemat waktu dan tenaga.
PENGUKURAN PERSEPSI DOSEN FAKULTAS TEKNIK TENTANG IMPLEMENTASI REMUNERASI DI UNIVERSITAS PATTIMURA Alfredo Tutuhatunewa; Ariviana L. Kakerissa; Tradessantia Syatauw
ALE Proceeding Vol 4 (2021): Archipelago Engineering (ALE)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.4.2021.83-88

Abstract

This study aims to determine the perception of lecturers of the Faculty of Engineering on the policy of implementing remuneration at the Pattimura University. Perceptions related to remuneration implementation can be measured from several indicators, including grading determination, tariff setting, performance reporting system, reward system, performance appraisal system as well as experience and years of service. The analysis was carried out by clustering using K-mean cluster. The results showed that of the three clusters formed, there were significant differences, with high, medium and low perceptions. The limitations of the study and suggestions for further research are discussed at the end of this paper.
STRATEGI BERSAING KOMUNITAS RUMAH FILM WALANG KREATIF Aditya Hardianto Muin; Ariviana L. Kakerissa; Alfredo Tutuhatunewa
ALE Proceeding Vol 6 (2023): Archipelago Engineering
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ale.6.2023.145-149

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Mengembangkan Strategi Bersaing bagi komunitas Rumah Film Walang Kreatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 33 dari 50 populasi yang menggunakan rumus slovin. Sementara itu metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menjukkan bahwa Perhitungan bobot faktor internal Rumah Film Walang Kreatif diperoleh hasil dimana kekuatan utama dari Rumah Film Walang Kreatif adalah memiliki peralatan produksi yang update, variasi Produk yang beragam, dan Kualitas SDM yang dimiliki. Untuk faktor internal kelemahan, didapatkan hasil perhitungan bobot terkecil pada faktor kurangnya promosi dan iklan. Perhitungan nilai rating yang diperoleh dari faktor internal variabel kekuatan yaitu memiliki peralatan produksi yang update ,Variasi Produk yang beragam, dan Kualitas SDM yang dimiliki. Ketiga faktor tersebut memiliki nilai rating yang sama, dan disusul oleh Harga Produk. Sementara, untuk faktor internal variabel kelemahan kurangnya promosi dan iklan merupakan faktor dengan nilai rating terkecil yang faktor tersebut merupakan kelemahan utama yang dimiliki oleh Rumah Film Walang Kreatif.