Launa Afkar
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Subjektivitas Kekuasaan Dalam Pemberitaan Media Online Launa Afkar; Samdar Rery
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 24, No 1 (2020): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31445/jskm.2020.2047

Abstract

At present, the social media newsroom has been widely used to branding images that are certain political symbols, while deconstructing political images. The news portal Detik.com and Kompas.com include those that are widely used to construct or deconstruct certain political images. In the year of politics, where presidential elections will be held, it is difficult to avoid the subjectivity of power sneaking into the media room. This fact is proven through the study of the reporting of the hashtag (#)2019overthepresident’s on the news portal Detik.com and Kompas.com. This descriptive-interpretive qualitative study with the Pan-Kosicki framing analysis found an element of subjectivity in discourse #2019overthepresident’s on both news portals. Judging from the syntactic, script, thematic, and rhetorical elements of analysis there are aspects of subjectivity in the news Detik.com and Kompas.com. Through the language analysis tool on the four elements of Pan-Kosicki, found a tendency to positive framing on #2019Ganti President's hashtag at Detik.com. On the contrary, Kompas.com tends to give negative framing on #2019overthepresident’s hashtag. There is power subjectivity in news framing in both sample media with different variations, accents, and degrees.Saat ini ruang berita media sosial telah banyak digunakan untuk mem-brading citra yang menjadi simbol politik tertentu, sekaligus mendekonstuksi citra politik. Portal berita Detik.com dan Kompas.com termasuk yang cukup banyak dimanfaatkan untuk mengonstruksi atau mendekonstruksi citra politik tertentu. Di tahun politik, ketika pemilihan presiden akan digelar, sulit dihindari subjektivitas kekuasaan menyelinap masuk ke ruang media. Fakta ini dibuktikan melalui kajian pemberitaan tagar (#)2019GantiPresiden di portal berita Detik.com dan Kompas.com. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif-interpretif dengan analisis framing Pan-Kosicki untuk menemukan adanya unsur subjektivitas pemberitaan media online terkait wacana #2019GantiPresiden di kedua portal berita. Hal tersebut dapat diketahui dari elemen analisis sintaksis, skrip, tematik, dan retoris terdapat aspek subjektivitas dalam pemberitaan Detik.com dan Kompas.com. Melalui analisis bahasa pada keempat elemen analisis Pan-Kosicki, ditemukan kecenderungan framing positif pada tagar #2019GantiPresiden di Detik.com. Sebaliknya, Kompas.com cenderung memberi framing negatif pada tagar #2019GantiPresiden. Terdapat subjektivitas kekuasaan dalam framing berita di kedua media sampel dengan variasi, aksentuasi, dan derajat yang berbeda.
REPRESENTASI IDEOLOGI APARATUR NEGARA DALAM MEDIA (Studi Konstruksi Realitas Wartawan Humas Pemda DKI Mengenai Lingkungan Pemda DKI dalam Pemberitaan Website beritajakarta.com) Launa Afkar
Jurnal Studi Komunikasi dan Media Vol 21, No 2 (2017): Jurnal Studi Komunikasi dan Media
Publisher : BPSDMP Kominfo Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31445/jskm.2017.210206

Abstract

Penelitian ini pada dasarnya berupaya menemukan ideologi yang direpresentasikan aparat negara (wartawan Humas Pemda DKI) melalui konstruksi realitasnya mengenai Lingkungan Pemda DKI dalam pemberitaan di Website beritajakarta.com. Dari hasil  analisis terkait dengan “Tema Minor (frame) dan Wacana Aparatur Pemerintah Dalam Pemberitaan Lingkungan Pemda DKI pada website beritajakarta.com” dapat disimpulkan bahwa meskipun wartawan tampak lebih banyak memposisikan pihak Pemprov DKI sebagai pihak yang ‘positiv’ dalam konstruksi realitasnya menyangkut masalah realitas di lingkungan Pemda DKI, namun mereka sekali-sekali terlihat juga berupaya memposisikan pihak-pihak di luar Pemprov DKI  dalam pewacanaannya. Kemudian terkait dengan “Kepentingan (interest) Pemerintah (Pemprov DKI) versus Kepentingan      (interest) Publik”, dapat disimpulkan bahwa dalam konstruksi realitas wartawan menyangkut masalah-masalah lingkungan Pemda DKI itu, pihak wartawan berindikasi cenderung lebih berpihak kepada kepentingan pihak Pemprov DKI itu sendiri sebagai “tuannya’. Kemudian terkait dengan “Ideologi Aparatur di balik pemberitaan mengenai Lingkungan (environment) Pemda DKI dalam website beritajakarta.com.”, maka bertolak dari argumentasi menyangkut konsep Governance dan Government, kiranya dapat diidentifikasi dan dimaknai bahwa : Ideologi Aparatur di balik pemberitaan mengenai Lingkungan                    (environment) Pemda DKI dalam website beritajakarta.com. itu, tampaknya secara relatif lebih merepresentasikan ideologi government (8) dari pada ideologi yang Governance (4).  Dengan demikian, ideologi yang dominan di balik pemberitaan di  website beritajakarta.com. itu adalah ideologi yang berifat Government. Jadi, wartawan aparatur negara tampaknya cenderung lebih mementingkan interest pihak Pemda DKI dari pada pihak warga/publik DKI Jakarta dalam aktifitas pemberitaannya di website beritajakarta.com.