Penyakit TB merupakan masalah Kesehatan masyarakat terbanyak di Kabupaten Kepulauan Talaud. Dari 19 Puskesmas yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud, Puskesmas Beo adalah salah satu puskesmas yang tertinggi kasus TB pada tahun 2014-2015 sebanyak 38 kasus dengan angka kematian sebanyak 2 orang. Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penyakit tuberkulosis di wilayah Puskesmas Beo. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan Case control, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner dan hasil pengukuran ventilasi, kelembaban dan pencahayaan. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu seluruh rumah penderita yang positif tuberkulosis terdiri dari 38 rumah responden dan 38 rumah kontrol. Hasil analisis secara bivariat dengan menggunakan uji Chi square yaitu ada hubungan yang bermakna antara jenis lantai dengan kejadian Tb Paru (p = 0,000), ada hubungan yang bermakna antara jenis dinding dengan kejadian Tb Paru (p= 0,022), ada hubungan yang bermakna antara luas ventilasi dengan kejadian Tb Paru (p= 0,003), tidak ada hubungan yang bermakna antara kelembaban dengan kejadian Tb Paru (p= 0,165), ada hubungan yang bermakna antara pencahayaan dengan kejadian Tb Paru (p= 0,00). Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan yang bermakna antara kondisi fisik rumah (lantai, dinding, ventilasi, dan pencahayaan) dengan kejadian Tb Paru. Saran bagi seluruh masyarakat yang sedang dalam proses membangun rumah agar lebih memperhatikan aspek sanitasi rumah, seperti pencahayaan dan ventilasi, membuka jendela untuk menghindari penularan penyakit Tb Paru.