Enggar Apriyanto
Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian UNIB

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TUMBUHAN BAWAH PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TUA (TM) DAN SAWIT MUDA (TI) DENGAN PEREMAJAAN TEKNIK UNDERPLANTING DI PT. BIO NUSANTARA TEKNOLOGI Trisna Trisna; Wiryono Wiryono; Enggar Apriyanto
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6022

Abstract

Komoditas kelapa sawit secara nasional dari segi luas dan produksinya semakin meningkat setiap tahunnya selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2015-2017. Tahun 2015 luas area perkebunan, tahun 2015 mencapai 11.260.277 ha/th dan pada tahun 2017 sebesar 12.307.677 ha/th. Faktor yang lain yaitu produksi kelapa sawit sebesar 31.070.015 ton/th dan pada tahun 2017 sebesar 35.359.384 ton/th (Dirjen Perkebunan, 2017). Akhir-akhir ini, perusahaan perkebunan baik milik negara maupun rakyat mulai melakukan pembaharuan dalam proses peremajaan. Permasalahan yang timbul pada saat peremajaan adalah tumbuhan bawah yang tumbuh dengan sangat cepat dan sulit untuk dikendalikan yang mengganggu tanaman akibat dari peremajaan secara konvensional sehingga dikembangkan teknik baru yaitu underplanting. Peremajaan dengan teknik konvensional ini sering ditemui permasalahan seperti biaya yang tinggi, terbukanya lahan secara besar-besaran dan timbulnya erosi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi jenis tumbuhan bawah serta jenis asing dan jenis asli yang tumbuh pada tiga kondisi kebun kelapa sawit di PT. Bio Nusantara Teknologi  (sawit yang tua (TM dan sawit muda  (TI)) dan menghitung indeks keragaman jenis tumbuhan bawah pada ketiga kondisi kebun kelapa sawit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuadrat. Ukuran kuadrat yang digunakan adalah 1x1 m. Banyaknya jumlah kuadrat mengacu pada metoda kurva spesies area dengan luas minimum 40 m2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi tumbuhan bawah pada TM ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 5 jenis asli dan 15 jenis asing dan pada kebun TI ditemukan 20 jenis yang terdiri dari 8 jenis asli dan 12 jenis asing. Tingkat keragaman jenis tumbuhan bawah (H’) tergolong rendah dengan besaran masing-masing pada TM sebesar 0,637 dan TI dengan nilai 1,94. Jenis yang mendominasi pada kedua kondisi kebun kelapa sawit adalah Axonopus compressus dengan INP 130,238% (TM) dan 42,237% (TI). Kata Kunci: Kelapa Sawit, Underplanting, Komposisi Tumbuhan Bawah, Keragaman Jenis, Metode Kuadrat, Kurva Species Area
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PERAMBAH DAN PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI AIR SAMBAT REG 84 DI KABUPATEN KAUR PROPINSI BENGKULU Arif Budiman; Gunggung Senoaji; Enggar Apriyanto
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6025

Abstract

Masyarakat yang sudah lama beraktifitas dan bermukim di dalam Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84 Kecamatan Maje dan Kaur Selatan Kabupaten Kaur telah mendesak kawasan Hutan Produksi tersebut menjadi lahan garapan untuk berkebun dan pemukiman. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi masyarakat perambah di Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84, mengetahui klasifikasi tutupan lahan di Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84, mengetahui perubahan tutupan lahan pada Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84 dan merumuskan Strategi Pengelolaan Hutan di Kawasan Hutan Produksi Air Sambat Reg. 84. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif untuk karakteristik sosial ekonomi perambah dan laju perubahan tutupan lahan menggunakan analisis spasial (Sistem Informasi Geografi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa umur perambah di Hutan Produksi Air Sambat merupakan kategori umur produktif dengan pendidikan yang cukup rendah. Sebagaian besar jumlah anggota keluarga perambah tersebar pada keluarga kecil (4-5 orang), daerah asal perambah 55.50% berasal dari desa-desa tidak sekitar hutan lindung, asal lahan rambahan 57.29% diperoleh dengan cara membuka lahan sendiri, dengan motivasi merambah 46.88% dilatar belakangi oleh faktor ekonomi. Sebagian besar perambah juga memiliki pekerjaan selain dari mengusahakan lahan di kawasan hutan yaitu buruh harian, buruh tani dan berdagang, pengumpul, ojek dan lain sebagainya. Pendapatan total rumah tangga perambah dari lahan rambahan rata-rata Rp. 11.607.812,50/tahun. Jika dilihat dari tingkat kesejahteraan rata-rata perambah berada pada kategori cukup sejahtera. Laju perubahan tutupan lahan yang mengalami peningkatan luas wilayah dalam jumlah yang paling besar adalah pertanian lahan kering campur. Tutupan lahan pertanian lahan kering campur mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar 1.264,55 hektar atau 264.55 % lebih luas dibandingkan dengan tahun 2009. Sedangkan tutupan lahan hutan sekunder mengalami penurunan luas wilayah sebesar 1.268,80 hektar atau 35.36% dari luas tahun 2009. Adapun Strategi pengelolaan yang sesuai di Hutan Produksi Air Sambat adalah Perhutanan Sosial melalui Program Hutan kemasyarakatan seluas ± 963 Ha dan untuk kawasan permukiman melalui program Tanah Obyek Reforma Agraria seluas ± 90,25 Ha. Kata Kunci: Hutan Produksi, Perambahan, Tutupan Lahan, Sosial ekonomi, Perhutanan sosial.