Desi Andreswari
ProgramStudi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMETAAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN DAN JEMBATAN NASIONAL DI PROVINSI BENGKULU MENGGUNAKAN METODE TOPSIS DAN FUZZY C-MEANS Deta Oktariani; Desi Andreswari; Yudi Setiawan
Rekursif: Jurnal Informatika Vol 5, No 2 (2017): Volume 5 Nomor 2 Juli 2017
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.251 KB) | DOI: 10.33369/rekursif.v5i2.1321

Abstract

Jalan dan jembatan nasional merupakan jalan yang menghubungkan provinsi satu ke provinsi lainnya. Menimbang jalan dan jembatan tersebut merupakan jalan lintas antar provinsi, dan besarnya volume kendaraan serta beban yang dibawa oleh kendaraan tersebut, tentulah jalan dan jembatan tersebut lebih rentan terhadap kerusakan dibandingkan dengan yang lainnya. Jalan dan jembatan nasional tersebut diperbaiki menggunakan dana APBN yang sangat terbatas sehingga harus diprioritaskan beberapa jalan dan jembatan nasional saja untuk masing-masing perbaikan(rekonstruksi, pemeliharaan rutin, dan pemeliharaan berkala). Untuk itu, maka sistem ini membantu pihak P2JN dalam menentukan jalan dan jembatan yang akan diprioritaskan sesuai dengan jenis penanganannya. Sistem ini telah melakukan pengelompokan menggunakan metode Fuzzy C-Means dan melakukan perankingan menggunakan metode TOPSIS. Untuk hasil validitas data pengelompokan, didapatkan dari hasil tabulasi data, bahwa hasil pengelompokan 99.33 % sesuai dengan yang diharapkan. Begitu pula hasil perankingan yang juga 99.33 % sesuai dengan hasil yang diharapkan. Untuk pemetaan kondisi jalan dan jembatan nasional. 86.66 % sesuai dengan yang diharapkan. Hasil perbandingan sistem manual dengan sistem yang dibangun adalah, pada variabel kemudahan pengguna, sistem yang dibangun 26.66% lebih unggul daripada sistem lama. Sedangkan untuk variabel kinerja pengolahan, sistem yang dibangun lebih unggul 40%. Secara fungsional, sistem telah berhasil berjalan 100% dari 73 skenario yang ada.