Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Transformasi Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan Bagi Generasi Milenial Untuk Revitalisasi Anti Korupsi Supriyadi Ahmad
SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Sharia and Law UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjsbs.v4i1.7868

Abstract

Abstract.Pancasila learning in schools and universities has seemed difficult to understand by the millennial generation, as well as National Knowledge Education. Therefore, it is necessary to transform or change the form, nature and function of Pancasila Education, so that this State Philosophy becomes attractive, attracts interest, and can be easily implemented in everyday life. Anti-Corruption Education is also time to be revitalized, rejuvenated, and re-actualized, so that it can be more easily absorbed by the millennial generation in particular, and the citizens of Indonesia in general from an early age. The chronic economic conditions of the Indonesian people, one of which is caused by the rise of corruption in certain groups of this nation. Therefore, it is time for various efforts to improve learning for both aspects that are very urgent in the life of this nation and state.Keywords: Transformation, Pancasila, Nationalism Insights, Millennial Generation, and Anti Corruption Abstrak.Pembelajaran Pancasila di sekolah dan Perguruan Tinggi selama ini terkesan sulit dipahami oleh generasi milenial. Begitu juga Pendidikan Wawasan Kebangsaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan transformasi atau perubahan bentuk, sifat, dan fungsi Pendidikan Pancasila agar Falsafah Negara RI ini menjadi atraktif, mengundang minat, dan dapat diimplementasikan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Anti Korupsi juga sudah saatnya direvitalisasi, direjuvenasi, dan direaktualisasi agar dapat dengan lebih diserap oleh generasi milenial khususnya, dan warga bangsa Indonesia pada umumnya sejak dini. Kronisnya kondisi perekonomian rakyat Indonesia, salah satunya disebabkan oleh maraknya korupsi di kalangan tertentu bangsa ini. Oleh karena itu, sudah saatnya dilakukan berbagai upaya untuk membenahi pembelajaran untuk kedua aspek yang sangat urgen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini.Kata Kunci: Transformasi, Pancasila, Wawasan Kebangsaan, Generasi Milenial, dan Anti Korupsi.
KOMPETENSI DOSEN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN: TELAAH ATAS KONSTRUKSI SOAL UAS PERSPEKTIF HIGHER EDUCATION Supriyadi Ahmad
SALAM: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Sharia and Law UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/sjsbs.v2i1.2250

Abstract

 Abstract: Competency of Lecturers at Islamic State University (UIN) Syarif Hidayatullah  Jakarta in implementing the Teaching Evaluation. Before teaching, the important things that lecturer should do are to design teaching’s competence and decide the topics of the subject, choose the method and make authentic evaluation. In deciding teaching’s competence, lecturer’s competence in constructing the material of final examination (UAS) is essential. This article is aimed to identify the form of aforementioned materials constructed by the lecturer and to evaluate the conformity the materials with the “higher education” principles and also to identify efforts’ of leader in university in increasing lecturer’s competence. Population of the Research are all the lecturer of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, academic year 2013/2014 110 lecturer from ten Faculties (13,10 %) with the purposive sampling technic and quota sampling. This research use descriptive analysis method with content analysis approach.Key Words: lecturer’s competence, material of final examination’s construction and higher education  Abstrak: Kompetensi Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran. Sebelum melakukan pembelajaran hal penting yang harus disiapkan dosen adalah merumuskan kompetensi pembelajaran, menentukan materi, memilih metode yang tepat, dan melakukan evaluasi autentik. Saat menentukan evaluasi pembelajaran, kompetensi dosen dalam mengkonstruksi soal UAS menjadi sangat urgen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk soal yang dikontruksi oleh dosen, mengevaluasi kesesuaian butir-butir soal tersebut dengan kaidah-kaidah higher education, dan mengidentifikasi usaha-usaha pejabat dalam peningkatan kompetensi dosen. Populasi penelitian ini adalah seluruh dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun akademik 2013/2014 yang tersebar di sebelas fakultas yang berjumlah 833 orang (527 laki-laki dan 306 perempuan), dengan sampel sebanyak 110 orang (13,10 %) dengan teknik Purposive Sampling dan Quota Sampling. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analisis dengan pendekatan content analysis. Kata Kunci: Kompetensi dosen, Konstruksi Soal, dan Higher Education DOI: 10.15408/sjsbs.v2i1.2250
Rejuvenasi Empat Pilar Kehidupan berbangsa dan bernegara Melalui Nilai-Nilai Transendental Di Era MEA Supriyadi Ahmad
Mizan: Journal of Islamic Law Vol 4, No 2 (2016): Mizan
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32507/mizan.v4i2.183

Abstract

Abstract: The era of AEC (Asean Economic Community), which began in early 2016 has led to an influx of foreign workers -of course also commodities tradewhich can cause problems of social, political, economic, and security in the Republic of Indonesia. In turn, the inclusion of these cultures can cause depletion of the understanding and implementation of the Indonesian people against the Four Pillars of Life Nation and State, the Pancasila, the 1945 Constitution, the Republic of Indonesia, and national unity. Therefore, Indonesia needs to do rejuvenasi Four Pillars, not only with the understanding that the value-free, butmust be accompanied by the planting of transcendental values that implicated a universal divinity, humanity, and the reward, which must be constantlyrevitalized.Keywords: Rejuvenating, Revitalization, Four Pillars, Era MEAAbstrak: Era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang dimulai pada awal tahun 2016 telah menyebabkan masuknya tenaga kerja asing -tentu saja juga komoditas perdagangan- yang dapat menimbulkan persoalan sosial, politik, ekonomi, dan keamanan di Negara Republik Indonesia. Pada gilirannya, masuknya budaya tersebut dapat menyebabkan menipis bahkan melunturnya pemahaman dan implementasi bangsa Indonesia terhadap Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu, bangsa Indonesia perlu melakukan rejuvenasi Empat Pilar tersebut, bukan saja dengan pemahaman yang bebas nilai, tetapi harus disertai dengan penanaman nilai-nilai transendental yang berimplikasi pada nilai universal ketuhanan, kemanusiaan, dan pahala, yang harus terus-menerus direvitalisasi.Kata Kunci: Rejuvenasi, Revitalisasi, Empat Pilar, Era MEA
Selisik Upaya Pencegahan Korupsi dan Gratifikasi Di Kota Tangerang Selatan Banten Supriyadi Ahmad; Yuniati Nuraini
Mizan: Journal of Islamic Law Vol 2, No 1 (2018): MIZAN
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32507/mizan.v2i1.211

Abstract

Abstract:The rise of corruption and gratification in Indonesia has caused this country to be ranked 97th out of 176 countries in this crime. Such thing inspired the City Administration of South Tangerang, Banten to make efforts to prevent corruption and gratification within the State Civil Apparatus (ASN) and government officials in this region. These efforts are the Issuance of Mayor Regulation Number 17 of 2017 and the Mayor's Decree which regulates gratification Number 700 / Kep.188-Huk / 2015. These efforts were carried out intensively and significantly succeeded in preventing corruption and gratification in the South Tangerang Government area, although there were some things that still needed to be improved. Among the obstacles to preventing corruption and gratification in South Tangerang are religious and ethical education and several other obstacles.Keywords: Corruption Prevention, Gratification, South Tangerang  Abstrak:Maraknya korupsi dan gratifikasi di Indonesia menyebabkan negeri ini masih terpuruk ke peringkat 97 dari 176 negara di dunia dalam tindak pidana ini. Hal seperti itu menginspirasi Pemerintah Kota Administratif Tangerang Selatan, Banten untuk melakukan upaya-upaya pencegahan korupsi dan gratifikasi di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pejabat pemerintah di wilayah ini. Upaya-upaya tersebut adalah Penerbitan Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2017 dan Keputusan Walikota yang mengatur tentang gratifikasi Nomor 700/Kep.188-Huk/2015. Upaya-upaya tersebut dilakukan secara intensif dan berhasil secara signifikan dalam pencegahan korupsi dan gratifikasi di wilayah Pemerintahan Tangerang Selatan, meskipun ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki. Di antara kendala pencegahan korupsi dan gratifikasi di Tangerang Selatan adalah pendidikan agama dan etika dan beberapa kendala lainnya.Kata Kunci: Pencegahan Korupsi, Gratifikasi, Tangerang Selatan
Impak Disparitas Konsep Teologi Islam Terhadap Peradaban Umat Supriyadi Ahmad
Mizan: Journal of Islamic Law Vol 3, No 1 (2015): Mizan
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32507/mizan.v3i1.154

Abstract

Abstract: Disparity or difference of opinion among Muslims often associated with false hadiths "اختلاف أمتي رحمة " or "اختلاف أصحابي لكم رحمة ". Likewise disparities theological concept in Islam. Differences of opinion among friends great Prophet Muhammad had been there since he was approaching death, or perhaps earlier. However, the disparity of the opinion that there is a cause divisions, and even war, but some are not. The latter may be a blessing. Islamic theology as a branch of Islamic science that is built to maximize the power of reason reason or logic, is closely associated with Manthiq Science and diversity or dissent. It is also closely related to the growth of streams in the Science of Kalam as part of the Islamic civilization. In the end, the disparity concept of Islamic theology that will bring maturity Muslim civilization.Keywords: Disparities, Theology Islam, and the Muslim CivilizationAbstrak: Disparitas atau perbedaan pendapat di kalangan umat Islam sering dikaitkan dengan hadis palsu "اختلاف أمتي رحمة" atau “اختلاف أصحابي لكم رحمة ”. Demikian juga disparitas konsep teologi dalam Islam. Perbedaan pendapat di kalangan sahabat-sahabat besar Nabi Muhammad Saw sudah ada sejak beliau menjelang wafat, atau mungkin sebelumnya. Namun, disparitas pendapat itu ada yang menyebabkan perpecahan, bahkan peperangan, tetapi ada pula yang tidak demikian. Yang terakhir inilah yang mungkin dapat menjadi rahmat. Teologi Islam sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan Islam yang dibangun dengan memaksimalkan daya nalar akal atau logika, sangat erat kaitannya dengan Ilmu Manthiq, dan keragaman atau perbedaan pendapat. Hal ini juga erat kaitannya dengan pertumbuhan aliran-aliran dalam Ilmu Kalam sebagai bagian dari peradaban dalam Islam. Pada akhirnya, disparitas konsep Teologi Islam itu akan membawa kedewasaan peradaban umat Islam.Kata Kunci: Disparitas, Teologi Islam, dan Peradaban Umat Islam
Dari Mahar Politik Hingga Mental Politik Transaksional: Kajian Komparatif Tentang Korupsi Di Era Milenial Indonesia Supriyadi Ahmad
Mizan: Journal of Islamic Law Vol 5, No 1 (2017): Mizan
Publisher : Fakultas Agama Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32507/mizan.v5i1.173

Abstract

Abstract: The simultaneous elections in Indonesia led to a number of corrupt behaviors such as political dowries, transactional mental politics, and others that indicate the rampant corruption in the millennial era. All political transactions or other modes that can harm the state's finances and economy, because profitable personally, or others, or corporations are corrupt. Islam views corruption as an illegitimate crime, and the perpetrators will be held accountable in the Akherat. In the perspective of Positive Law, corruption is a crime that must be proven and accounted for by the perpetrators. If found guilty, the perpetrator shall be punished in accordance with applicable laws and regulations.Keywords: Corruption, Political Affairs, Mental Transactional Politics, Millennial Era, Islamic Law, and Positive LawAbstrak: Pilkada serentak di Indonesia memunculkan sejumlah perilaku koruptif seperti mahar politik, mental politik transaksional, dan lain-lain yang mengindikasikan maraknya korupsi di era millennial. Semua transaksi politis atau modus lain yang dapat merugikan keuangan dan perekonomian negara, karena menguntungkan pribadi, atau orang lain, atau korporasi adalah korupsi. Islam memandang korupsi sebagai tindak pidana yang haram, dan pelakunya akan dimintai pertanggungjawaban di akherat. Dalam perspektif Hukum Positif, korupsi adalah tindak pidana yang harus dibuktikan dan dipertanggungjawabkan oleh pelakunya. Jika terbukti bersalah, pelakunya harus dihukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Kata Kunci: Korupsi, Mahar Politik, Mental Politik Transaksional, Era Millennial, Hukum Islam, dan Hukum Positif