Dearny Aggryeva Sihaloho
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERUBAHAN PEMANFAATAN LAHAN PADA KAWASAN PENDIDIKAN TINGGI DAN ASOSIASINYA TERHADAP LALU LINTAS DI KORIDOR SIMPANG TIGA K.H.SIROJUDIN-MULAWARMAN RAYA Dearny Aggryeva Sihaloho; Okto Risdianto Manullang
Jurnal Pengembangan Kota Vol 6, No 2: Desember 2018
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.17 KB) | DOI: 10.14710/jpk.6.2.155-163

Abstract

Pusat pertumbuhan baru dengan fungsi utama pendidikan tinggi memicu munculnya aktivitas pendukung kawasan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Aktivitas pendukung kawasan membawa perubahan fungsi bangunan serta perubahan lahan non-terbangun menjadi lahan terbangun di sekitar kampus terutama pada lahan di sisi akses utama karena memiliki aksesibilitas yang tinggi. Perubahan ini didominasi oleh perdagangan dan jasa dengan bangkitan tarikan yang menambah beban pada jalan. Lahan yang belum dilengkapi ruang parkir akan menambah hambatan samping dan dapat menimbulkan kemacetan. Tipologi perubahan pemanfaatan lahan di koridor terdiri dari warung makan, café, supermarket, toko ATK, toko pakaian, laundry, print/fotocopy, dan kost-an. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis regresi, analisis trip rate, dan analisis komparasi tingkat perjalanan dengan volume lalu lintas. Identifikasi perubahan pemanfaatan lahan 10 tahun terakhir (2008-2018) dilakukan untuk menentukan sampel yang akan dicari datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan pemanfaatan lahan yang paling banyak terjadi adalah pada aktivitas warung makan. Jenis aktivitas tersebut berkontribusi 34% terhadap volume lalu lintas di koridor. Identifikasi tingkat perjalanan perdagangan dan jasa menunjukkan prediksi volume lalu lintas yang akan timbul jika perubahan pemanfaatan lahan di sisi akses utama menuju kampus masih terus berlanjut. Tingkat perjalanan aktivitas ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh stakeholders dalam mengendalikan pemanfaatan ruang di kawasan pendidikan tinggi.