Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERSEPSI TREN ARSITEKTUR BANGUNAN MINIMALIS PADA DESAIN ARSITEKTURAL PERUMAHAN Nandang, Debagus
TATAL Vol 6, No 1 (2010): TATAL VOL.6 NO.1 SEPTEMBER 2010
Publisher : TATAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gaya yang diklaim sebagai arsitektur minimalis yang tengah marak saat ini pada dasarnya bukan bentuk arsitektur baru ataupun eforia baru. Model gaya seperti ini sudah lama muncul di masyarakat tradisional, lalu diidentifikasi sebagai sebuah model yang lebih kokoh keakuannya di awal tahun 1920-an, dan disepakati telah bersemi kembali mulai tahun 2000-an. Tentunya bahwa gaya ini telah hadir dengan motivasi, interpretasi dan aplikasi ”tertentu” yang khasdari satu generasi ke generasi lainnya. Konteks minimalis sebenarnya tidak tumbuh khusus untuk arsitektur saja. Kritikus seni Juan Carlos Rego (Minimalism: Design Source, Singapore, 2004) mengatakan, minimalis merupakan pendekatan estetika yang mencerminkan kesederhanaan. Fenomena ini tumbuh di berbagai bidang, seperti seni lukis, patung, interior, arsitektur, mode dan musik. Minimalis dalam arsitektur menekankan hal-hal yang bersifat esensial dan fungsional. Bentuk-bentuk geometris elementer tanpa ornamen atau dekorasi menjadi karakternya. Awal munculnya model minimalis sebenarnya sudah ada pada masyarakat tradisional contohnya di Asiayakni Jepang dengan konsep keheningan zen, sedang di dunia barat sendiri para arsitek mulai mencari bentuk baru untuk mendobrak gaya-gaya klasik sejalan dengan ramainya kemajuan sebagai dampak dari Revolusi Industri awal abad ke-20. Pada saat itu situasi sangat mendukung bahkan memberi tantangan baru dalam dunia rancang bangun karena pesatnya inovasi material bangunanseperti baja, beton dan kaca, juga dalam sistem standardisasi dan efisiensi. Kehadiran arsitektur minimalis pada saat itu diidentifikasi pada karya-karya Le Corbusier dan Ludwig Mies van der Rohe. Alasan mengapa bangunan kita harus memakai suatu gaya harus jelas sebagai titik penentuan sikap. Hal ini karena yang namanya desain ”tidak ada yang benar dan juga tidak ada yang salah”. Namun demikian standar proporsional harus tetap dijaga, karena terlalu minimalis akan menjadi steril, terlalu teratur akan menjadi membosankan, terlalu kompleks akan membingungkan.Arsitek perlu meletakkan karyanya terhadap sebuah trend secara obyektif dan tidak hanya mengakomodasi eforia model. Etikanya, bagi klien dalam hal ini masyarakat pemakai perlu diajak bernalar atas suatu gaya bangunan yang dipilihnya. Sebab apapun gaya yang dipilih tentu ada konsekuensi logis, ada kekurangan dan kelebihannya sehingga bisa ditimbang apakah cocok baginyaatau tidak. Kata kunci : Persepsi, tren arsitektur, minimalis
PENGARUH URBANISASI TERHADAP TUMBUHNYA RUMAH BEDENG DI SEMARANG Nandang, Debagus
TATAL Vol 6, No 2 (2011): TATAL VOL.6 NO.2 MARET 2011
Publisher : TATAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Urbanization is a global phenomenon, which is a lame one ofimpact the provision of urbanservices , speciallyhousing and settlements . Not one city in the world who escaped from the clutter. Indeveloped and developing countries, the city has been broken due to urbanization. Berduyunnya people tothe city all of a sudden, especially since the era of industrialization, are the main cause that makes the citynot ready to face reality. Urbanization in cities of developing countries the problem is more complicated,because population growth is happening faster than in developed countries.The growth of cities that are not predictable cause various problems Development of the city, such as highlevels of density of buildings, insufficient availability of infrastructure and urban facilities (urban facilities),rapid growth and development of slums in the center city and also uncontrolled physical changes of thecity. Those who are less fortunate get jobs and decent incomes, quite content to be in town though it mustbe domiciled metropolitan area of settlements that lack infrastructure as in most of those found in urbanareas. They generally live around the factory / industry in a relatively close radius to save on transportationcosts. Another form of settlement between the houses plot with rental fees are relatively inexpensive,because workers are generally hired by industrial plants with minimal income.Key words: Urbanization, slums, no permanent home
DESAIN TAMAN BERMAIN ANAK DI PEMUKIMAN PERUMAHAN Dwi Ananta Devy; Debagus Nandang
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 19, No 2 (2018): Teodolita
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.763 KB) | DOI: 10.53810/jt.v19i2.265

Abstract

Playground is one of all primary keys in private settlement, but there are not comfort and safety. So willimpact on domain of cognitive, affective and psychomotor of children as user. The research objectives are(1) describe the conditions of safety and comfort of the playground in domains of cognitive, affective andpsychomotor (2) knowing the safety and comfort criteria of the playground in domains of cognitive,affective and psychomotor (3) designing the safety and comfort of the playground in domains of cognitive,affective and psychomotorThe research is a case study with a qualitative approach, with children data sources and informants areparents of children. Data collection tools are (a) observation guidelines (b) interview guidelines and (c)documentsThe results showed that the criteria for safety and comfort are important in shaping the cognitivedomains such as the shape, size and color of the park or game vehicle. Affective, namely feeling happyand appreciating other children and psychomotor that is a variety of children's movements while playingKey words: Safety and Comfort of Playground, Cognitive, Affective and PsychomotorABSTRAKTaman bermain merupakan salah satu fasilitas penunjang utama di perumahan, namun keberadaanya saatini, belum sesuai dengan kaidah keamanan dan kenyamanan. Oleh karena itu akan menghambatpembentukan doman kognitif, afektif dan psikomotor anak sebagai pengguna. Tujuan penelitian adalah(1) mendeskripsikan kondisi keamanan dan kenyamanan taman bermain dalam membentuk domainkognitif, afektif dan psikomotor (2) mengetahui kriteria keamanan dan kenyamanna taman bermain dalammembentuk domain kognitif, afektif dan psikomotor (3) mendesain keamanan dan kenyamanan tamanbermain dalam membentuk domain kognitif, afektif dan psikomotorPenelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif, dengan sumber data anak dan informanadalah orang tua anak. Alat pengumpul data adalah (a) pedoman observasi (b) pedoman wawancara dan(c) dokumenHasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria keamanan dan kenyamanan penting dalam membentukdomain kognitif seperti bentuk, ukuran dan warna taman atau wahana permainan. Afektif, yaitu perasaansenang dan menghargai anak lain dan psikomotor yaitu beraneka ragam gerakan anak saat bermainKata-kata Kunci: Keamanan dan Kenyamanan Taman Bermain, Kognitif, Afektif dan Psikomotor