Hendhy Nansha
Institut Teknologi Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

APLIKASI BENTUK MANGKOK SEBAGAI ELEMEN INTERIOR DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MARBLING Nugraha, Aditya; Nansha, Hendhy
Craft Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Makan merupakan kebutuhan primer seseorang, namun dari situlah seringkali kualitas hidup seseorang di takar. Piring, mangkok, gelas, sendok,garpu, dan jenis tableware lainnya seringkali ditata secara konseptual dengan berbagai aturan tertentu di atas meja. Tata jamuan ini dicitrakan menjadisebuah karya seni. Hal ini pada masa sekarang, menunjukan bahwa tableware bukan hanya berfungsi sebagai tableware saja, namun memilikipergeseran yang cukup signifikan dalam dunia desain, yaitu menjadi instalasi seni. Pergeseran tableware menjadi instalasi seni menjadikan sebuahpajangan yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari. Fenomena ini menjadi hal yang menarik sehingga tercetuslah sebuah gagasan untukmembuat tableware sebagai wallhanging. Jenis tableware yang dipilih adalah mangkok. Mangkok ditata sedemikian rupa dengan alur tertentu padasebuah panel kayu agar menciptakan kesan dinamis. Aplikasi wall hanging pada ruang interior diharapkan dapat menambah nilai estetis suatu ruangdan juga memperkuat konsep ruang yang dirancang tersebut.
APLIKASI RAGAM HIAS GAMELAN KRATON YOGYAKARTA PADA COFFEE SET UNTUK RUANG TUNGGU EKSKLUSIF BANDARA Sashanti, Purbaningsih Dini; Nansha, Hendhy
Craft Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Craft

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.174 KB)

Abstract

Manusia menggunakan alat bantu, seperti perkakas bercocok tanam, memasak dan menyimpan air. Upaya manusia tidak hanya berhenti sampai disitu. Manusia juga memiliki keinginan untuk menjadikan sebuah benda tidak hanya bernilai fungsional tetapi juga indah untuk dilihat. Manusia menciptakan ragam hias sesuai dengan kepercayaan dan daerahnya.Ragam hias gamelan Kraton Yogyakarta adalah ragam hias yang menjadi dekorasi pada wadah gamelan Kraton Yogyakarta. Gamelan Kraton Yogyakarta sebagai salah satu warisan budaya di negeri Indonesia wajib dilestarikan agar tetap dapat dinikmati keindahannya hingga generasi selanjutnya.Penerapan ragam hias tradisional pada produk utiliter sehari-hari dapat menjadi salah satu solusi untuk melestarikan kebudayaan. Penerapan motif timbul dengan teknik emboss pada cetakan dan teknis lukis pada permukaan dapat menjadi cara yang tepat untuk mengaplikasikan ragam hias tersebut ke permukaan produk.
TRANSFORMASI PERHIASAN YANG DIGUNAKAN PADA BAGIAN KEPALA OLEH PENGANTIN PERNIKAHAN DI WILAYAH SUNDA PRIANGAN: THE TRANSFORMATION OF JEWELRY USED ON THE HEAD BY BRIDES IN THE SUNDA PRIANGAN REGION Mahogany Ramla Lubis; Nansha, Hendhy
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 8 No. 3 (2025): Jurnal Seni dan Reka Rancang
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jsrr.v8i3.23951

Abstract

The Transformation Of Jewelry Used On The Head By Brides In The Sunda Priangan Region. in Jewelry in wedding ceremonies is used as a form of cultural representation. This is also true of the culture in the Sunda Priangan region, which is the center of Tatar Sunda. Bridal jewelry is worn on almost all parts of the bride's body, including the head. The jewelry worn on the heads of both bride and groom plays an important role and has always been worn by brides and grooms throughout history. This indicates that the bridal jewelry has undergone a series of transformations involving various visual and material elements, thereby influencing its functional and cultural values. The transformations that have occurred can be identified historically, dating back to the period when the ancient Sundanese culture was identified with the Hindu-Buddhist-influenced Sunda Kingdom. The identification of this period influenced how, in the Sunda Priangan region, wedding jewelry began to undergo a narrowing of its characteristics. The influence of Islam affected the cultural patterns of the kingdom, and the arrival of colonialism also contributed to the transformations that occurred. Cultural integration has influenced the characteristics of bridal jewelry. The transformation that has taken place can be identified through the bridal jewelry worn on the head, such as the use of crowns, which later transformed into bendo and siger. The transformation is emphasized in its visual and material elements, which can be seen from the changes that have occurred. This also affects the functional and cultural values implicit in jewelry, causing a shift. The identifiable transformation results in a fusion of traditional and modern cultural elements, creating a new aesthetic that is widely used in modern wedding ceremonies.