Dwi Runjani Juwita
Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Madiun

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini di Era Milenial Dwi Runjani Juwita
At-Tajdid: Jurnal Ilmu Tarbiyah Vol 7 No 2 (2018): July 2018
Publisher : Institut Studi Islam Muhammadiyah (ISIMU) Pacitan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1029.406 KB)

Abstract

Pendidikan adalah sebuah proses internalisasi keilmuan kepada anak atau peserta didik. Akan tetapi yang harus di tanamkan para pendidik dan orang tua tidak hanya menyoal tentang itu saja, persoalan akhlak atau karakter juga sangat penting untuk ditanamkan. Apalagi melihat hari ini keadaan dunia sudah semakin berbeda. Pada zaman yang sering kita sebut dengan zaman melenial ini sering terjadi penyimpangan moral anak bangsa. Dengan maraknya kerusakan moral tersebut perlu kiranya dunia pendidikan kita segera membenahi penanaman karakter atau akhlak kepada anak-anak bangsa ini agar generasi penerus yang di isi oleh anak zaman milenial dan anak zaman now tetap dapat menjaga budaya ketimuran yang dimiliki bangsa ini.
FIQIH DALAM TRADISI PESANTREN Dwi Runjani Juwita
El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama Vol. 2 No. 1 (2014)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1941.646 KB)

Abstract

Pesantren sebagai lembaga Islam telah membuktikan dirinya sebagai lembaga pendidikan yang memiliki peranan besar dalam memajukan kehidupan masyarakat Indonesia. Namun sistem pembelajatran dalam pesantren belum memiliki kurikulum yang pasti dan seragam antar berbagai pesantren. Begitu juga dalam pembelajaran fiqh, yang merupakan prosentase terbesar dalam penidikan dipesantren.Masyarakat pesantren menggunakan kitab-kitab fiqh masa lalu dan mengambil pendapat para imam madzhab secara penuh terutama para imam empat madzhab.Sehingga masyarakat pesantren terkesan belum bisa menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat. Mereka memahami kitakitab fiqh secara tekstual sehingga fiqh yang seharusnya bisa menjawab berbagai persoalan yang berkembang, belum bisa diterapkan secara maksimal.