Tuntas Rayinda
Departemen Dermatologi Dan Venereologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat Dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peran Sinar Matahari terhadap Derajat Keparahan dan Progresivitas Penyakit Vitiligo Tuntas Rayinda; Prasta Bayu Putra; Sunardi Radiono; Yohanes Widodo Wirohadidjojo
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Vol. 31 No. 3 (2019): DESEMBER
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.846 KB) | DOI: 10.20473/bikk.V31.3.2019.116-121

Abstract

Latar belakang: Peran sinar matahari dalam vitiligo belum sepenuhnya dipahami. Terapi ultraviolet merupakan salah satu terapi yang efektif untuk vitiligo. Akan tetapi, teori lain mengatakan bahwa peningkatan reactive oxygen species (ROS) yang diinduksi oleh paparan sinar matahari dapat menyebabkan kerusakan tirosinase dan sensitisasi sel T. Simple 1-week sun exposure recall (S1WSER) merupakan kuesioner yang telah digunakan untuk memprediksi sirkulasi 25-hidroksivitamin D pada ras Kaukasia dengan menghitung jumlah paparan sinar matahari harian. Tujuan: Mengevaluasi peran sinar matahari pada derajat keparahan dan progresivitas penyakit vitiligo. Metode: Sebanyak 22 pasien vitiligo yang menjalani narrow band ultraviolet-B (NBUVB) seluruh tubuh diminta untuk menilai jumlah paparan sinar matahari harian menggunakan S1WSER. Progresivitas penyakit didapatkan dari perbedaan antara nilai Self Assessed Vitiligo Area Severity Index (SAVASI) berdasar kondisi kulit sebelum memulai fototerapi dan kondisi lesi kulit saat ini (ΔSAVASI). Keparahan penyakit didapatkan dari skor Vitiligo Area Scoring Index (VASI) yang dinilai oleh dokter. Hasil: Jumlah area tubuh yang terpapar oleh sinar matahari atau Total Body Areas Exposed by Sunlight (TBAES) dan total skor S1WSER lebih tinggi pada kelompok pasien vitiligo, yang menunjukkan perbaikan setelah foterapi NBUVB dibandingkan kelompok yang tidak mengalami perbaikan (p<0.05). Korelasi negatif ditemukan antara TBAES dan ΔSAVASI (p<0,05, r=-0,457), meskipun demikian total skor S1WSER dan jumlah waktu terpapar sinar matahari Total Time Exposed by Sunlight (TTES) tidak berkorelasi dengan ΔSAVASI (p>0.05). Tidak didapatkan  korelasi yang signifikan antara skor VASI dan skor total S1WSER, TBAES, atau TTES (p>0.05). Simpulan: Sinar  matahari memperlambat progresifitas penyakit vitiligo. Derajat keparahan vitiligo tidak berkorelasi dengan jumlah dan waktu paparan sinar matahari.
Profil penyakit kulit pada pelajar sekolah asrama di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Tuntas Rayinda; Devi Artami Susetiati; Sri Awalia Febriana
Journal of Community Empowerment for Health Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.382 KB) | DOI: 10.22146/jcoemph.38312

Abstract

Individuals who live in boarding schools often experience various skin diseases, both infection and non-infectious because of exposure to various risk factors such as hormonal changes, poor hygiene and sanitation, and dense living quarters. To date, data on the prevalence of disease in adolescents in boarding schools are still very limited. This study is an observational cross-sectional study that aims to describe skin diseases that often occur in adolescents who live in boarding schools. Surveys and clinical examinations are carried out by dermatologist. Based on a survey of 1,250 students aged 10 - 16 years, 1,073 students (85.8%) had at least one skin disease. A total of 1,073 cases from 27 different types of skin diseases were found in these students. The five most common skin diseases are dermatophytosis, scabies, acne vulgaris, ecthyma, and pityriasis versicolor. Education, periodic surveys, mass treatment, and interventions to improve hygiene and living conditions are key to success in the management of skin diseases in students living in boarding schools.