Warni Djuwita
UIN MATARAM

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Urgensi Bermain Sebagai Stimulasi Perkembangan Otak dan Solusi Mengatasi Kekerasan (Child Abuse) dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Warni Djuwita
QAWWAM Vol. 12 No. 1 (2018): Qawwam: Journal for Gender Mainstreaming
Publisher : Pusat Studi Gender dan Anak Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/qawwam.v12i1.750

Abstract

Usia emas, usia stimulasi fungsi otak. otak tumbuh sangat pesat mencapai 70-8% diawal kehidupan anak, bayi 3 bulan ojtaknya telah membentuk koneksi yang jumlahnya 2 kali orang dewasa sekitar 1000 triliun melalui berbagai aktivitas visual, auditori, sensori dan motori Neurobiologis perkembangan otak dipicu oleh stimulasi dan pengalaman-pengalaman baru1 Silberg cara terbaik untuk mengembangkan jaringan hubungan pada otak anak kecil adalah dengan memberinya apa yang dibutuhkan, yakni suatu lingkungan yang menarik untuk dijelajahi, yang aman, dipenuhi dengan orang-orang yang merespons kebutuhan emosional maupun intellektualnya, yakni melalui program bermain2. Musfiroh Tadkiroatun Stimulasi lingkungan ibarat pahatan yang bekerja membentuk sel-sel otak sehingga otak dapat berkembang dengan baik. Stimulasi yang menyenangkan, yang memberikan keleluasaan anakuntuk bereksplorasi melalui kegiatan menyanyi, menari, melukis, atau kegiatan bermain lainnya ( Erikson, 1990, dalam Gutama. 2003)3. dalam bermain ada penyaluran bagi energi emosional yang terpendam, bermain merupakan sarana bagi anak untuk menyalurkan ketegangan atau traumatik (kekerasan) yang disebabkan oleh pembatasan lingkungan terhadap prilaku mereka. Melalui program bermain, solusi untuk menetralisir, memori bawah sadar anak, untuk tidak menjadi catatan-catatan buruk (child abuse) yang terbawa hingga dewasanya dalam agamapun bergerak dan bermain itu tersirat dalam Sabda Rosulillah Saw " keringat anak kecil menambah kecerdasannya diwaktu dewasa" ( HR. AT-Tarmidzi)