This Author published in this journals
All Journal Gema Pendidikan
Kadir Tiya -
Universitas Halu Oleo

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

DAMPAK INTERVENSI MODEL PENURUNAN Unmet Need KB dan PENINGKATAN KB PRIA TERHADAP PENCAPAIAN SASARAN PROGRAM DHS-I PADA PROGRAM KB DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Kadir Tiya -
Gema Pendidikan Vol 20, No 2 (2013): JURNAL GEMA PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.262 KB) | DOI: 10.1234/gapend.v20i2.2790

Abstract

Studi dalam penelitian ini adalah Cross Sectional dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif untuk memperoleh data PUS dan kesertaan KB pria yang diperoleh dari data sekunder laporan pencapaian PA. Sedang pendekatan kualitatif untuk menggali informasi tentang mekanisme operasional intervensi. Kesimpulan yang dapat dikemukakan, antara lain : PUS Unmet Need memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap user/penggunanya, terlihat dari tingginya kesadaran bagi pengelola program dalam memberikan pelayanan maupun peserta KB, sehingga berdampak pada menurunnya angka PUS Unmet Need secara bertahap. Disamping itu, dukungan yang diberikan oleh stakeholder, cukup memberikan andil dalam mengadvokasi program PUS Unmet Need terhadap publik. Alat kontrasepsi pria memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap user, inipun terlihat dari tingginya kesadaran bagi pengelola program dalam memberikan layanan terhadap user. Dengan kondisi ini tentunya memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada tingginya angka penggunaan alat kontrasepsi pria, khususnya vasektomi dan kondom. Juga dukungan yang diberikan oleh stakeholder dan media massa secara bertahap cukup antusias dalam mengadvokasi program KB pria. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari kedua program pada tahap evaluasi program, memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menurunkan angka PUS Unmet Need maupun peningkatan penggunaan KB Pria. Dengan demikian maka, program tersebut diharapkan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan melalui proyek DHS. Rekomendasi yang dapat dikemukakan berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, yaitu : Frekuensi penyuluhan kepada publik akan PUS Unmet Need dan penggunaan alat kontrasepsi pria masih perlu ditingkatkan. Alat kontrasepsi seyogyanya diberikan secara gratis kepada masyarakat luas, pengelola program diberikan bimbingan/pelatihan secara kontinu, agar pemberian pelayanan kepada masyarakat lebih optimal