Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Industri Telekomunikasi Seluler di Indonesia: Pendekatan SCP (Structure Conduct Perfoemance) Annuridya Rosyidta Pratiwi Octasylva; Joko Rurianto
INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia Vol. 3 No. 3 (2020): INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia - Edisi Juni 2020
Publisher : Forum Inovasi Bisnis dan Manajemen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.001 KB) | DOI: 10.31842/jurnalinobis.v3i3.146

Abstract

Industri telekomunikasi di Indonesia terus bergerak seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta meningkatnya jumlah pengguna telepon seluler pada beberapa tahun terakhir. Peningkatan jumlah pelanggan tersebut diikuti dengan bertambahnya jumlah operator seluler yang memasuki industri. Pendekatan paradigma SCP (Structure-Conduct-Performance) yang dilakukan pada penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis struktur, perilaku, dan kinerja industri telekomunikasi Indonesia secara terstruktur dan komprehensif. Struktur pasar akan dilihat dari jumlah pelanggan, market share antara operator, serta entry barrier. Perilaku industry dapat terlihat dari strategi korporasi melalui strategi produk, strategi bersaing, strategi pemasaran, dan analisa biaya investasi (CAPEK – OPEX) masing-masing perusahaan. Sedangkan kinerja industri dinilai melalui rasio likuiditas, profitabilitas, maupun leverage. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur pasar pada industri telekomunikasi dalam hal ini adalah provider telepon seluar di Indonesia adalah jenis pasar oligopoli ketat. Perilaku industri yang tercermin pada strategi produk menunjukan bahwa inovasi merupakan hal penting dalam industri telekomunikasi. Kinerja industri telekomunikasi dengan parameter rasio ROA menunjukkan tingkat positif dengan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) sebagai perusahaan yang memiliki nilai (ROA) Return on Asset paling tinggi dengan capaian nilai rerataannya pada industri telekomunikasi sebesar 25% - 30% selama 5 tahun terakhir.