Abstrak                                           Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya pemahaman konsep siswa yang diindikasikan dengan rendahnya kemampuan siswa untuk menerangkan secara verbal mengenai apa yang telah dicapainya, sehingga tidak mampu menerapkan hubungan antara konsep dengan kenyataan.Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perbedaan pemahaman konsep siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips dengan siswa yang mendapatkan metode ceramah setelah perlakuan (posttest) di SMA Negeri 1 Garawangi, (2) mendeskripsikan perbedaan peningkatan (gain) pemahaman konsep siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips dengan yang mendapatkan metode ceramah di SMA Negeri 1 Garawangi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen dengan memakai desain “nonequivalen control group design” yang dilakukan terhadap siswa kelas X SMA Negeri 1 Garawangi yang terdiri dari kelas Eksperimen (X IPS 2)  dan kelas Kontrol (X IPS 3) sebagai subjek penelitian ini.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips dengan yang mendapatkan metode ceramah setelah perlakuan (posttest), (2) terdapat perbedaan peningkatan (gain) pemahaman konsep siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips dengan yang mendapatkan metode ceramah.Berdasarkan temuan tersebut saran yang dapat dibeikan diantaranya : Dalam perencanaan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips, guru mampu mempersiapkan dengan baik, agar penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Chips dapat berjalan dengan efektif sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Guru mampu berperan sebagai faslitator dan motivatir. Dalam penerapan model pembelajaran Talking Chips guru mampu menyesuaikan dengan kemampuan siswa.Kata Kunci : Model Kooperatif Tipe Talking Chips, Pemahaman Konsep.