Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG SUPERVISI IPCLN DENGAN KEPATUHAN KEWASPADAAN STANDAR PENGGUNAAN APD DI RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Asep Rahmadiana; Hilman Mulyana
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 6 No 2 (2020): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v6i2.2431

Abstract

ABSTRACT Introduction: IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse) as the executor of the Infection Prevention and Control Program (PPI) in hospitals is required capable of performing their duties in monitoring compliance with standard precautions nurses. Important PPI implemented in hospitals to protect patients, staff, visitors, and families from the risk of transmission of infection. Purpose: To identify the relationship perception of nurses on adherence supervision IPCLN with the use of standard precautions Personal Protective Equipment (PPE) in RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya City. Methods: A quantitative research method descriptive design correlation and cross-sectional approach, the entire population of nurses from 16 inpatient units by the number of samples taken as many as 152 nurses, variable data retrieval perception about supervision of nurses by questionnaires and standard precautions for compliance with PPE use action observation. The research was conducted from May to June 2019 in RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya City. Analysis of the research data with nonparametric statistics and Mann Whitney test. Results: Nurses' perceptions of IPCLN supervision are at an average score of 73.11, so more than half of nursing nurses perceive supervision by IPCLN to be effective. The results of observations based on the standard precautions of using PPE for nurses with an average value of 65.86%. The relationship exists perception of nurses about the supervision of compliance with PPE use IPCLN with ρ- value 0,002 <alpha of 0.05. Discussion: These results indicate that the perception of nurses in implementing effective supervision be improved adherence to nursing standard precautions when performing nursing care actions. Management of the hospital need to increase socialization IPCLN understanding about the importance of the supervision of the nurses while giving care to resocialization IPCLN duties and functions as well as the implementation of reward and punishment.
Dukungan Keluarga Pada Anggota Keluarga Anak Stunting dan TB-MDR Hilman Mulyana; Ade Iwan Mutiudin; Ana Ikhsan Hidayatulloh; Asep Mulyana; Baharudin Lutfi S; Septiandi Eka Darusman; Asep Rahmadiana; Deni Wahyudi; Rikky Gita Hilmawan; Ai Rahmawati; Heni Aguspita Dewi; Yani Sri Yani; Mamay Sugiharti; Fitriani Mardiana Hidayat; Reni Nurdianti; Budy Nugraha
Karya Kesehatan Siwalima Vol 1, No 2 (2022): September
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/kks.v1i2.828

Abstract

Global Report melaporkan bahwa Indonesia termasuk 27 high burden TB-MDR countries, salah satunya terdapat di provinsi Jawa Barat sebanyak 28 pasien TBC kebal rifampisin pada tahun 2017. Terdapat 30 pasien TBC di kota Tasikmalaya yang tersebar di beberapa wilayah kerja Puskesmas di tahun 2018. Menariknya terdapat 16 orang dari 30 pasien tersebut memiliki anggota keluarga dengan kondisi anak stunting, serta di kota tasikmalaya terdapat 32% anak stunting yang cukup tinggi diatas standard yang ditetapkan WHO yaitu 20%. Kondisi demikian tentunya berpengaruh terhadap dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada klien. Langkah pertama kegiatan dengan melibatkan mitra yaitu keluarga atau anggota keluarga yang memiliki anak dengan kondisi stunting dan anggota keluarga yang memiliki klien TBC, tahapannya meliputi  pra kegiatan, kedua survei lokasi, dan ketiga persiapan sarana dan prasarana. Langkah kedua pelaksanaan kegiatan, meliputi pre-test, pelaksanaan edukasi, dan diakhiri dengan post-test. Langkah ketiga evaluasi,  pengukuran pengetahuan mitra dengan cara membandingkan dan menganalisis hasil dari pre-test dan post-test. Terdapat peningkatan dukungan keluarga mitra setelah mendapatkan edukasi sebelum dan sesudah, meliputi emosional dari 68.7% menjadi 87.5%, informasi dari 62.5% menjadi 93.7%, instrumental dari 50% menjadi 81.2%, dan penilaian dari 56.2% menjadi 68.7%.  Terdapat peningkatan dukungan keluarga terutama pada dimensi emosional 18.8% dan dimensi informasional 31.2%, serta secara keseluruhan mitra sudah memberikan dukungan bersifat Favorable sebanyak 68.7%. Perlu adanya pengabdian kepada masyarakat lanjutan berupa peningkatan sikap ataupun perilaku yang berkelanjutan dari mitra sampai benar-benar menjadi kebiasaan yang positif.