Yustus Adipati
Cipanas Theological Seminary

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

‘Ngelmu’: Analisis Kritis Erich Fromm Tentang Relasi Cinta Kepada Oranglain Yustus Adipati
The New Perspective in Theology and Religious Studies Vol 3, No 1 (2022): June
Publisher : Cipanas Theological Seminary

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.71 KB) | DOI: 10.47900/nptrs.v3i1.53

Abstract

         Artikel ini membahas perspektif Erich Fromm terkait membangun relasi cinta kepada oranglain sebagai citra diri ‘ngelmu’. Masalah yang muncul dalam artikel ini adalah: bagaimana tata laku ‘ngelmu’ direpresentasikan dengan cinta kepada oranglain; serta bagaimana ‘ngelmu’ terikat dengan perilaku membangun cinta kepada oranglain. Berdasarkan permasalahan tersebut, kemudian analisis kritisnya dibangun berdasarkan konsep cinta universal yang dikemukakan oleh Erich Fromm, yakni cinta aktif kepada sang Pencipta, alam ciptaanNya, dan kepada sesamanya manusia. Metode yang dilakukan adalah berdasakan kajian terhadap pandangan Erich Fromm melalui pemahamannya tentang cinta universal. Artikel ini ingin menunjukkan keyakinan bahwa cinta  universal yang merujuk pada kebutuhan untuk membangun cinta kepada oranglain menjadi bagian penting yang berdampak langsung pada ‘ngelmu’ itu sendiri. Kata Kunci: Ngelmu,  Oranglain, Analisis Kritis.
USIA EMAS (‘GOLDEN-AGE’): MENYOAL KEPEDULIAN ORANGTUA TERHADAP PAUD (Menyambut ‘Kehadiran’ FKIP Prodi: PAUD di I-3, Batu, Jawa Timur) Yustus Adipati
Missio Ecclesiae Vol. 2 No. 2 (2013): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v2i2.31

Abstract

Berdasarkan berbagai penjelasan berkenan dengan kepedulian orangtua terhadap PAUD, maka beberapa faktor disebutkan sebagai berikut: Fakfor ‘Skill Anak’: Memberikan perhatian seperti sarana penunjang bagi kesehatan fisik anak; pemenuhan kebutuhan gizi anak melalui makan dan minuman yang sehat, serta kebutuhan vitamin, sampai kepada pemenuhan kebutuhan asupan-asupan penunjang lainnya; Faktor Pola Belajar Anak: Memberikan perhatian berupa kebutuhan fasilitas sarana prasarana belajar, seperti alat bermain anak untuk membangun antusiasme serta rasa keingin-tahuan anak, dengan berkesinambungan, konsistensi, keteraturan agar pembiasaan belajar itu menjadi ‘Daily Habit’; Faktor Respon Anak dalam Mengatasi Konflik: Memberikan pengalaman mencurahkan isi hati anak kepada orangtua; menempatkan diri di tengah persaingan, serta mempelajari pelbagai aturan atau norma yang berlaku. Melalui penjelasan di atas, dapat dirangkum beberapa indikator mengenai Kepedulian orangtua terhadap PAUD, sebagai berikut: (1) Faktor ‘Skill Anak’, dengan indikator-indikatornya, meliputi: a) Kesehatan Fisik, b) Kebutuhan Gizi; (2) Faktor Pola Belajar Anak, dengan indikator-indikatornya, meliputi: a) Fasilitas Belajar, b) Fasilitas bermain, c) Kebiasaan belajar; (3) Faktor Respon Anak dalam Mengatasi Konflik, dengan indikator-indikatornya, meliputi: a) Pencurahan hati, b) Persainan, c) aturan.
MEMAKNAI NILAI DASAR DARI TINDAKAN ORANGTUA DALAM MENOLONG ANAK Yustus Adipati
Missio Ecclesiae Vol. 5 No. 2 (2016): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v5i2.60

Abstract

Di era globalisasi dan perubahan lingkungan yang demikian cepat ini, maka dalam perjalanan gereja selanjutnya telah menimbulkan berbagai tantangan baru dan menuntut gereja untuk peka terhadap berbagai persoalan berkaitan dengan keberadaan jemaat di masa kini dan yang akan datang. Dalam mengantisipasi perubahan zaman ini, gereja menghadapi tantangan yang cukup berat sebagai dampak atau akibat negatif dari kemajuan umat manusia dan hal yang nyata, salah satu di antaranya adalah terabaikannya hak anak dalam hal pendidikan. Bentuk-bentuk kegiatan mulai dari perencanaan, proses pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan penilaian hasil belajar merupakan unsur-unsur penting dalam pendidikan. Sedangkan, upaya menolong anak, semuanya bermuara pada kegiatan pendidikan. Tanggungjawab keluarga menjadi sangat penting terutama bagi dan untuk masa depan anak di kemudian hari. Salah satu implementasi akademisnya adalah bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran serta pengembangan pribadi dengan tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakat anak. Sekalipun, tugas dan tanggungjawab terhadap pembinaan serta pendidikan anak secara teologis masih terkait dengan fungsi gereja; namun dalam praktik pelaksanaannya bahwa tugas pokok ini sangat tergantung sepenuhnya pada keterlibatan semua orangtua agar berperan nyata di tengah keluarga berdasarkan kemurahan hati.
‘Pendidikan Multikultural’: Membangun Ilmu Teologi Konteks Indonesia Yustus - Adipati
The New Perspective in Theology and Religious Studies Vol 3, No 2 (2022): December
Publisher : Cipanas Theological Seminary

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.319 KB) | DOI: 10.47900/nptrs.v3i2.62

Abstract

Wacana ‘Pendidikan Multikultural’ di sekolah-sekolah teologi di Indonesia akan menjadi salah satu upaya tepat dan kontekstual berwawasan kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam perspektif ilmu, bahwa kebhinekaan membutuhkan kesadaran teologis ‘NKRI-Minded’, agar kesatuan dan persatuan Indonesia tetap terjaga di tengah-tengah ancaman pertikaian antar suku, kelompok, maupun ancaman global dari luar teritorial Indonesia. Masalah yang muncul dalam artikel ini adalah: bagaimana memperlakukan ilmu teologi yang mampu menjaga nilai-nilai utama dari konsensus wawasan kebangsaan di Indonesia; dan bagaimana ‘Pendidikan Multikultural’ mampu memelihara prinsip-prinsip dan nilai-nilai bagi keutuhan NKRI. Rumah Ramah Indonesia (RRI) menjadi pokok utama bagi terwujudnya kebhinekaan yang ramah dan damai, serta berkontribusi maksimal di empat konsensus kebangsaan, yang terdiri dari Panca Sila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI. Metode yang dilakukan adalah meneliti kajian Pustaka terkait perspektif teologi sebagai ilmu, dan ‘Pendidikan Multikultural’. Artikel ini berkeyakinan bahwa teologi sebagai ilmu berperan juga sebagai peletak dasar bagi keutuhan NKRI dari ancaman internal dan eksternal. Salah satu upaya pentingnya adalah membangun nilai-nilai keutamaan melalui ‘Pendidikan Multikultural’.
Persepsi Umat Parmalim Tentang Dosa Dalam Upacara Mangan Napaet David Lambok Mangapul Manullang; Yustus Adipati; Limbong Samuel Monang; Yonatan Abrianus Nikel
The New Perspective in Theology and Religious Studies Vol 3, No 2 (2022): December
Publisher : Cipanas Theological Seminary

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.341 KB) | DOI: 10.47900/nptrs.v3i2.67

Abstract

Ugamo Malim adalah kepercayaan tradisional suku Batak. Penganutnya disebut sebagai Parmalim. Dalam kepercayaan Ugamo Malim dikenal upacara Mangan Napaet sebagai ritual penghapusan dosa. Ritual tersebut berupa memakan makanan yang pahit, asam, pedas, sepat, dan asin. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Memahami bagaimana ritual Mangan Napaet dapat menghapuskan dosa dalam kepercayaan Parmalim dan; (2) Memahami konsep dosa dalam agama Parmalim dilihat dari Mangan Napaet. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara yang disertai studi pustaka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa menurut Parmalim dosa memberikan kepahitan dan penderitaan dalam hidup manusia sekaligus menambah kepahitan dalam diri orang-orang suci (Malim Debata). Dosa merupakan penghalang tujuan hidup dalam Ugamo Malim yaitu hidup suci sehingga pada hari akhir beroleh perkenan untuk hidup bersama Debata. Ritual Mangan Napaet hanyalah sarana untuk memohon pengampunan dosa dari Debata. Penyesalan yang sungguh-sungguh dan niat untuk benar-benar bertobat adalah hal terpenting dalam Ritual Mangan Napaet.
Hak Belajar Mahasiswa Kampus Merdeka Dalam Perspektif John Dewey Yustus Adipati
The New Perspective in Theology and Religious Studies Vol 4, No 1 (2023): Jurnal NPTRS
Publisher : Cipanas Theological Seminary

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47900/nptrs.v4i1.91

Abstract

        Artikel ini membahas tentang hak belajar dalam kampus merdeka. Dalam aturan terbaru bahwa Perguruan Tinggi (PT) wajib memberikan hak belajar bagi mahasiswa di luar PT sebanyak 2 semester atau setara 40 SKS, ditambah 1 semester  setara 20 SKS di luar prodi agar PT memiliki delapan kriteria indikator kerja utama (IKU), dimana salah satu diantaranya mahasiswa memperoleh pengalaman di luar kampus. Fokus masalah dalam artikel ini adalah: bagaimana memahami pesan sekolah sebagai alat sosial kesadaran dalam relasinya dengan hak belajar mahasiswa di luar PT; serta bilamana terjadinya titik temu antara berlangsungnya hak belajar mahasiswa di luar PT dengan tujuan institusi PT. Fenomena tersebut kemudian dilihat berdasarkan perspektif pembelajaran dari John Dewey. Artikel ini ingin menunjukkan hubungan dan relasi yang kuat antara hak belajar di luar PT dengan tujuan institusi PT dalam mengantar kompetensi mahasiswa menjadikan unggul, berkarakter, siap pakai, dan relevan dengan tantangan dan kebutuhan zaman, guna memiliki tercapainya profil lulusan, sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Sandar Pendidikan Nasional Pendidikan Tinggi.
Sansiotte Sampate-Pate: Analitis Kritis Terhadap Nilai Persaudaraan Dalam Masyarakat Talaud Julapri Bernadt Bawaeda; Yustus Adipati; Meytri Almi Amisi; Vonia Nusa
The New Perspective in Theology and Religious Studies Vol 4, No 1 (2023): Jurnal NPTRS
Publisher : Cipanas Theological Seminary

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47900/nptrs.v4i1.68

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan analitis kritis nilai persaudaraan antara warga masyarakat Talaud. Sansiote sampate-pate sendiri memiliki arti “kebersamaan dalam satu persatuan”. Warisan ini memiliki nilai-nilai kerbersaam dan juga persatuan yang sudah ada sejak dahulu kala dan akan terus terjaga sampai selama-salamanya. Dalam tulisan ini menggunakan metode penelitian kepustakaan tentang sansiote samppate-pate. Oleh sebab itu warisan ini menjadi salah satu bagian yang sangat penting dan mendukung bagi pembangunan nilai-nilai sosial dan keagamaan, baik dalam hubungan kekeluargaan di masyrakat Talaud dan khususnya dalam menjalani relasi antar umat beragama yang harmonis dan saling menghormati di masyarakat Talaud sampai saat ini.