Current technological developments indicate a change in direction for literacy habits, from physical literacy to digital literacy. Therefore, it is important to promote Bible literacy for young people who are accustomed to using and accessing digital content. This writing is a biblical study of the text of Psalm 119:9, as a biblical foundation for digital Bible literacy, in the process of discipleship of today's church youth. The data used in this study comes from the results of the APJII survey, while the exegesis method used is poetry criticism and interpretive journey. APJII data shows that (1) internet users in Indonesia have increased very rapidly in the last 10 years (2) there has been a decline in physical literacy. The results of the text study produce (1) the Word of God that is studied has the will to shape human behavior; (2) God's word needs to be creatively communicated in human life situations; (3) The Bible has a unified theme, and it is that theme that is communicated to God's people throughout the ages. These findings lead to recommendations for the formation of digital literacy and Bible study groups, as well as aiding youth in these studies. Literacy and learning need to be arranged in certain varied themes. The church and family also have a role to play in familiarizing young people with Bible literacy, so that their behavior can be educated and formed as early as possible. The use of various digital platforms can be a means of contextual learning and literacy for youth. AbstrakPerkembangan teknologi saat ini menunjukkan perubahan arah bagi kebiasaan literasi, dari literasi secara fisik kepada literasi secara digital. Karena itu mengupayakan literasi Alkitab kepada para pemuda yang telah terbiasa menggunakan dan mengakses konten digital menjadi sebuah hal yang penting untuk dilakukan. Penulisan ini merupakan kajian biblika terhadap teks Mazmur 119:9, sebagai landasan alkitabiah bagi literasi Alkitab digital, dalam proses pemuridan pemuda gereja masa kini. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari hasil survey APJII, sedangkan untuk metode eksegesis yang digunakan adalah poetry criticism, dan interpretive journey. Data APJII menunjukkan bahwa (1) pengguna internet di Indonesia melonjak dengan sangat pesat dalam 10 tahun terakhir (2) terjadi penurunan dalam literasi secara fisik. Hasil kajian teks menghasilkan (1) Firman Tuhan yang dipelajari memiliki akan membentuk perilaku manusia; (2) firman Tuhan perlu dikomunikasikan secara kreatif dalam situasi hidup manusia; (3) Alkitab memiliki kesatuan tema, dan tema itu juga yang dikomunikasikan kepada umat Allah di sepanjang zaman. Temuan ini mengarah pada rekomendasi untuk pembentukan kelompok-kelompok literasi dan pembelajaran Alkitab secara digital, serta memberikan pendampingan kepada para pemuda dalam pembelajaran tersebut. Literasi dan pembelajaran tersebut perlu disusun dalam tema-tema tertentu yang secara variatif. Gereja dan keluarga juga memiliki peran untuk membiasakan literasi Alkitab bagi para pemuda, sehingga perilaku mereka dapat terdidik dan terbentuk sedini mungkin. Penggunaan berbagai platform digital dapat menjadi sarana pembelajaran dan literasi yang kontekstual bagi para pemuda.