Cahya Milia Tirta Safitri
Universitas Selamat Sri

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Keterkaitan Antara Job Insecurity dan Perceived Organizational Support dengan Job Burnout di Masa Pandemi Cahya Milia Tirta Safitri; Laelatul Anisah

Publisher : Ilmu Psikologi Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/jip.v8i1.2488

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perceived organizational support dan job insecurity dengan job burnout. Hipotesis mayor dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara perceived organizational support dan job insecurity dengan job burnout. Sedangkan Hipotesis minor pada penelitian ini adalah : (H1) Ada hubungan positif antara job insecurity dengan job burnout. (H2) Ada hubungan negatif antara perceived organizational support dengan job burnout. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi dua predictor menunjukkan Rx1x2y = 0,341 dengan F = 3,752 dan p = 0,029 (p<0,05). Artinya ada hubungan yang signifikan antara job insecurity dan perceived organizational support dengan job burnout. Hipotesis minor satu dan dua diuji menggunakan teknik korelasi product moment. Hasil uji hipotesis minor satu menunjukkan adanya hubungan positif antara job insecurity dengan job burnout, dimana nilai rx1y = 0,332 dan p = 0,000 (p<0,01). Pada uji hipotesis minor dua menunjukkan adanya hubungan negatif antara perceived organizational support dengan job burnout, dimana nilai rx2y = -0,108 dan p = 0,000 (p<0,01). Penelitian ini juga menunjukkan nilai R square job insecurity dan perceived organizational support sebesar 0,116. Artinya job insecurity dan perceived organizational support mempengaruhi job burnout sebesar 11,8%, sisanya 88,4% dipengaruhi oleh faktor lain.
KETAHANAN KELUARGA DI MASA PANDEMI (STUDI KASUS PADA ISTRI YANG MENJALANI LONG DISTANCE MARRIAGE) DI KABUPATEN KENDAL Laelatul Anisah; Cahya Milia Tirta Safitri
JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING AR-RAHMAN Vol 7, No 2 (2021): December
Publisher : UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.249 KB) | DOI: 10.31602/jbkr.v7i2.5780

Abstract

Menjalani long distance marriage bukanlah hal yang mudah, terutama di masa pandemi. Salah satu faktor terbesar yang melatarbelakangi hal tersebut adalah faktor ekonomi. Problematika mengenai long distance marriage ini lebih banyak dirasakan oleh istri, sehingga berdampak pada rentannya ketahanan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam bagaimana ketahanan keluarga di masa pandemi pada istri yang menjalani long distance marriage. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif  dengan pendekatan fenomenologis. Adapun pengumpulan data mengunakan observasi dan wawancara mendalam. Analisa data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.Partisipan berjumlah tiga orang dengan kriteria istri yang menjalani long distance marriage. Adapun hasil penelitian dari ketiga partisipan menunjukkan bahwa long distance marriage membuat mereka kesulitan dalam berkomunikasi secara efektif, sehingga mengakibatkan perselingkuhan, perubahan perilaku dan pertengkaran yang tidak ada habisnya. Saran dari penelitian ini diharapkan bagi pasangan yang menjalani long distance marriage dapat meningkatkan komunikasi yang intim dan efektif baik melalui media sosial maupun telepon supaya ketahanan yang dibangun sejak awal perkawinan dapat berjalan harmonis._____________________________________________________________________Living a long distance marriage is not an easy thing, especially during a pandemic. One of the biggest factors behind this is the economic factor. The problem with long distance marriage is mostly felt by the wife, so it has an impact on the vulnerability of the family's resilience. This study aims to dig deeper into how family resilience during the pandemic is for wives who undergo long distance marriage. The method used is a qualitative method with a phenomenological approach. The data collection uses observation and in-depth interviews. Analysis of the data used is descriptive data analysis. Data analysis was carried out in three stages, namely data reduction, data presentation and data verification.There are three participants with the criteria of a wife undergoing long distance marriage. The results of the research from the three participants showed that long distance marriage made it difficult for them to communicate effectively, resulting in infidelity, behavior changes and endless fights. Suggestions from this research are expected for couples who undergo long distance marriage can improve intimate and effective communication both through social media and telephone so that the resilience that was built since the beginning of the marriage can run harmoniously.