Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

AGAMA, TAKHAYUL DAN KEARIFAN LOKAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT BERBASIS PARIWISATA Mukhammad Fatkhullah
Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling, and Creative Economy Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam - Institut Agama Islam Negeri Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.567 KB) | DOI: 10.21274/ar-rehla.2021.1.1.35-46

Abstract

Abstrak: Dalam pariwisata, eksotisme budaya merupakan daya tarik bagi wisatawan. Akan tetapi, tidak semua budaya menghasilkan dampak yang sama. Beberapa justru menjadi penghambat upaya mengembangan masyarakat, terlebih pada upaya eksplorasi sumberdaya alam potensial untuk menunjang tujuan pembangunan. Penelitian ini bermaksud untuk melihat bagaimana budaya masyarakat lokal memberikan kontribusi pada sektor pariwisata, dengan menggunakan metode eksploratis berdasarkan studi literatur. Hasilnya, budaya masyarakat lokal mampu mendukung sektor pariwisata dengan syarat terdapat unsur kearifan didalamnya. Adapun unsur tersebut dapat bersumber dari Agama, bahkan takhayul sekalipun. Akan tetapi, hal tersebut hanya berlaku pada komunitas yang homogen. Takhayul yang ada pada masyarakat yang heterogen hanya akan menimbulkan keacuhan masyarakat, hingga penelantaran lingkungan. Adapun upaya untuk menghapus takhayul dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan aspek keagamaan. Lebih lanjut, studi ini menemukan bahwa pengembangan wisata berbasis budaya tetap dapat diupayakan dengan mempertimbangkan: (1) regulasi yang beroritentasi pada pengembangan masyarakat dan berwawasan lingkungan, (2) pengembangan yang berfokus pada keunikan dan identitas lokal, serta (3) strategi pemasaran yang menekankan pada pengalaman spiritual. Kata Kunci: Agama; Takhayul; Kearifan Lokal; Pariwisata; Pengembangan Masyarakat. Abstract: In the tourism industry, cultural exoticism is an asset that can attract tourists. However, not all cultures offer wisdom. Some become obstacles to community development efforts, especially the exploration of natural resource potentials to support development goals. This study intends to see how the local culture contributes to the tourism sector, using an exploratory method based on literature studies. As a result, the culture of local communities can support the tourism sector if there is an element of wisdom in it. These elements can be derived from religion, even superstition. However, this can only apply if society is homogeneous. A superstition exists in heterogeneous societies that can lead to natural resource neglect or destruction. Efforts to eradicate superstition can be made through improving the quality of education and religious aspects. Furthermore, this study finds that cultural-based tourism development efforts can still be pursued by considering: (1) regulations that are oriented towards community development and sustainable environment, (2) development that focuses on uniqueness and local identity, and (3) marketing strategies emphasize spiritual experiences. Keywords: Religion; Superstition; Local Wisdom; Tourism; Community Development.
Strategi Pengembangan Masyarakat Petani Lahan Gambut melalui Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Analisis Pendekatan Penghidupan Berkelanjutan Mukhammad Fatkhullah; Iwed Mulyani; Bambang Imawan
Journal of Social Development Studies Vol 2 No 2 (2021): Asset and Innovation in Community Empowerment
Publisher : Department of Social Development and Welfare, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsds.2186

Abstract

Indonesia memiliki kontribusi pada perubahan iklim global melalui lahan gambut yang tersebar dari Sumatra, Kalimantan, hingga Papua. Sayangnya, pengelolaan lahan gambut di Indonesia belum mengindahkan aspek keberlanjutan. Hal ini berkaitan erat dengan kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat petani. Penelitian ini berfokus untuk melihat bagaimana strategi pengembangan masyarakat petani lahan gambut dengan menggunakan pendekatan penghidupan berkelanjutan melalui program Desa Wisata Gambut Sejahtera (DEWIGATRA). Hasilnya, DEWIGATRA berhasil menyejahterakan kelompok petani lahan gambut melalui dua cara. Pertama, mitigasi kebencanaan melalui peningkatan kualitas modal social, human dan physical. Hal ini diwujudkan dengan melakukan reintegrasi kelompok Masyarakat Peduli Api, pelaksanaan pelatihan mitigasi bencana karhutla, serta pengadaan sarana dan prasarana berupa alat pemadam dan embung. Kedua, pengembangan modal natural dan financial melalui program pemberdayaan. Upaya ini dilakukan dengan mengubah sistem pertanian dengan menghadirkan inovasi drip irrigation system. Kata kunci: Pengembangan Masyarakat, Petani Lahan Gambut, Penghidupan Berkelanjutan Indonesia has an important role in global climate change because of its peatlands that spread from Sumatra, Kalimantan to Papua. Unfortunately, peatland management in Indonesia has not heeded the sustainability aspect. This is closely related to the poverty and backwardness of the farming community. This study aims to determine the development strategy of peatland farming communities with using a sustainable livelihood approach through Desa Wisata Gambut Sejahtera (DEWIGATRA) program. As a result, DEWIGATRA prospered peatland farmer groups in two ways. First, disaster mitigation through improving the quality of social, human and physical capital. This is realized by reintegrating the Fire Care Community group, implementing forest fire disaster mitigation training, as well as providing facilities and infrastructure in the form of fire extinguishers and reservoirs. Second, increasing natural and financial capital through empowerment programs. This effort is carried out by changing the agricultural system by introducing the drip irrigation system innovation. Keywords: Community Development, Peatland Farmer, Sustainable Livelihood
AGAMA, TAKHAYUL DAN KEARIFAN LOKAL DALAM UPAYA PENGEMBANGAN MASYARAKAT BERBASIS PARIWISATA Mukhammad Fatkhullah
Journal of Islamic Tourism Halal Food Islamic Traveling and Creative Economy Vol 1 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam - Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/ar-rehla.2021.1.1.35-46

Abstract

Abstrak: Dalam pariwisata, eksotisme budaya merupakan daya tarik bagi wisatawan. Akan tetapi, tidak semua budaya menghasilkan dampak yang sama. Beberapa justru menjadi penghambat upaya mengembangan masyarakat, terlebih pada upaya eksplorasi sumberdaya alam potensial untuk menunjang tujuan pembangunan. Penelitian ini bermaksud untuk melihat bagaimana budaya masyarakat lokal memberikan kontribusi pada sektor pariwisata, dengan menggunakan metode eksploratis berdasarkan studi literatur. Hasilnya, budaya masyarakat lokal mampu mendukung sektor pariwisata dengan syarat terdapat unsur kearifan didalamnya. Adapun unsur tersebut dapat bersumber dari Agama, bahkan takhayul sekalipun. Akan tetapi, hal tersebut hanya berlaku pada komunitas yang homogen. Takhayul yang ada pada masyarakat yang heterogen hanya akan menimbulkan keacuhan masyarakat, hingga penelantaran lingkungan. Adapun upaya untuk menghapus takhayul dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pendidikan dan aspek keagamaan. Lebih lanjut, studi ini menemukan bahwa pengembangan wisata berbasis budaya tetap dapat diupayakan dengan mempertimbangkan: (1) regulasi yang beroritentasi pada pengembangan masyarakat dan berwawasan lingkungan, (2) pengembangan yang berfokus pada keunikan dan identitas lokal, serta (3) strategi pemasaran yang menekankan pada pengalaman spiritual. Kata Kunci: Agama; Takhayul; Kearifan Lokal; Pariwisata; Pengembangan Masyarakat. Abstract: In the tourism industry, cultural exoticism is an asset that can attract tourists. However, not all cultures offer wisdom. Some become obstacles to community development efforts, especially the exploration of natural resource potentials to support development goals. This study intends to see how the local culture contributes to the tourism sector, using an exploratory method based on literature studies. As a result, the culture of local communities can support the tourism sector if there is an element of wisdom in it. These elements can be derived from religion, even superstition. However, this can only apply if society is homogeneous. A superstition exists in heterogeneous societies that can lead to natural resource neglect or destruction. Efforts to eradicate superstition can be made through improving the quality of education and religious aspects. Furthermore, this study finds that cultural-based tourism development efforts can still be pursued by considering: (1) regulations that are oriented towards community development and sustainable environment, (2) development that focuses on uniqueness and local identity, and (3) marketing strategies emphasize spiritual experiences. Keywords: Religion; Superstition; Local Wisdom; Tourism; Community Development.