Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT DI PULAU SAPARUA, MALUKU: PERSEPSI DAN PENGETAHUAN KADER TENTANG POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR Christiana Rialine Titaley; Bertha Jean Que; Filda de Lima; Anggun L. Hussein; Liyani Sartika Sara; Annastasia Ohoiulun; Marthen Matakupan; Leonardo S. Liesay; Putri Ulandari; Ona G. Natasian
Molucca Medica VOLUME 14 JUNI 2021 : EDISI KHUSUS PENGABDIAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.461 KB) | DOI: 10.30598/molmed.2021.v14.ik.75

Abstract

Peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu upaya pengendalian PTM dibangun berdasarkan komitmen dan keterlibatan masyarakat adalah melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM. Pada kenyatannya, pelaksanaan Posbindu PTM di Indonesia, masih menghadapi berbagai masalah, termasuk di Provinsi Maluku. Oleh karena itu, Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, bekerja sama dengan kader kesehatan dari kelima Puskesmas di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku melakukan kegiatan pelatihan kader dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam memberikan pelayanan Posbindu PTM Dasar di wilayah kerjanya. Pelatihan kader dilaksanakan di Pulau Saparua pada tanggal 15 November 2019, dihadiri 26 kader dari lima Puskesmas di Pulau Saparua. Evaluasi kegiatan pelatihan ini terdiri dari: (1) Evalasi kuantitatif dan (2) Evaluasi kualitatif. Dari evaluasi evaluasi kuantitatif yang dilakukan, tampak peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan kader tentang Posbindu PTM, yang ditunjukkan dengan perbedaan persentase jawaban benar sebelum dan setelah dilakukannya pelatihan (p<0.001). Dari evaluasi kualitatif berupa diskusi kelompok dengan para kader, terlihat bahwa kader sangat menyambut baik pelaksanaan Posbindu PTM walaupun ada beberapa kendala yang ditengarai dapat menjadi faktor penghambat, termasuk keterbatasan sumber daya manusia terutama kader, kurangnya dukungan dari lintas sektor, terbatasnya pendanaan serta kondisi geografis yang cukup luas dan sulit. Hambatan ini penting untuk diperhatikan para pemangkukebijakan sehingga Posbindu PTM di Pulau Saparua dapat terlaksana dengan baik.
Hubungan Pengetahuan Dan Kepatuhan Ibu Hamil Konsumsi Tablet Tambah Darah Dengan Kejadian Anemia Di Kecamatan Leitimur Selatan Dan Teluk Ambon Elpira Asmin; Armando Salulinggi; Christiana Rialine Titaley; Johan Bension
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas Vol 6, No 1: Februari 2021
Publisher : Master of Epidemiology, School of Postgraduate Studies, Diponegoro University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jekk.v6i1.10180

Abstract

Background: Anemia is a public health nutritional problem, especially for pregnant women. Anemia in pregnancy can adversely affect the morbidity and mortality of both mother and baby. According to the WHO, the prevalence of anemia in Indonesia was 40.5% in 2015, and 42% in 2016. One of the government's efforts to reduce the rate of anemia is the provision of iron tablets. In Indonesia, the coverage of giving at least 90 tablets during pregnancy in 2017 reached 80.81%. However, in Maluku Province, the coverage of iron supplementation (47.35%) was included amongst the four lowest provinces. This study aims to examine the relationship between pregnant women's knowledge and consumption of iron tablets and anemia in the Districts of South Leitimur and Teluk Ambon. Methods: This research is an analytical study with a cross-sectional approach. The subjects of this study were 165 pregnant women who were taken by purposive sampling.Result: The results showed 50.3% of pregnant women had anemia and only 21.8% complied with taking iron tablets. We found that there was no statistically significant association between pregnant women's knowledge of iron supplementation (p=0.443), as well as compliance with taking iron supplements (p=0.135), and anemia. Nevertheless, the percentage of women with anemia was lower in pregnant women who complied with taking iron supplements than those who did not comply. Conclusion : This study shows that efforts are still required to reduce the prevalence of anemia in Ambon City, including increasing women's compliance to take iron tablets.