Kartika Nuraini
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR DETERMINAN PENYEBAB JATUH PADA LANSIA DENGAN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANTUL 1 YOGYAKARTA Nuraini, Kartika
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 4, No 2 (2017): Mei 2017
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.316 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v4i2.93

Abstract

Lansia dengan diabetes mellitus beresiko untuk jatuh. Perawat dapat mencegah kejadian jatuh pada lansia dengan diabetes melitus dengan mengetahui faktor determinan jatuh. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan faktor determinan jatuh pada lansia dengan diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Bantul 1 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional dengan purposive sampling. Total populasi sebanyak 85 lansia dan didapat sampel 69 lansia. Variabel dependen lansia dengan resiko jatuh dan variabel independen faktor penyebab jatuh. Instrumen yang digunakan yaitu lembar checklist penyebab jatuh. Analisis data dengan uji regresi logistik didapatkan nilai p value faktor epidemiologi 0,020, faktor farmakologi 0,009 dan faktor ergonomik 0,018 yang artinya faktor epidemiologi, faktor farmakologi dan faktor ergonomik ada hubungan dengan lansia mellitus. Faktor yang paling mempengaruhi yaitu faktor farmakologi dengan Exp(B) 6,8. Lansia diabetes mellitus yang memiliki faktor farmakologi akan mengalami jatuh sebesar 7 kali lebih tinggi dibandingkan lansia diabetes mellitus yang tidak memiliki faktor farmakologi setelah dikontrol variabel epidemiologi dan ergonomiknya. Faktor farmakologi merupakan faktor determinan penyebab jatuh pada lansia dengan diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Bantul 1 Yogyakarta. Petugas Puskesmas perlu menambahkan pemeriksaan seperti pemeriksaan fungsi penglihatan dan pemeriksaan sensasi di ekstremitas bawah pada lansia dengan diabetes mellitu.
Respon Kadar Gula Darah Terhadap Konsumsi Lumpia Semarang Basah Dan Goreng Nuraini, Kartika; Irene Kartasurya, Martha; Widajanti, Laksmi
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 2, No 1 (2014): JANUARI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.087 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v2i1.6380

Abstract

Kelebihan asupan makanan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit gula darah atau Diabetes Melitus. Prevalensi Diabetes Mellitus di Kota Semarang dari tahun 2007-2010 sebesar 20,5%, dengan angka kejadian Diabetes Mellitus sebanyak 68.673 kasus. Salah satu makanan camilan khas Kota Semarang yang sangat diminati adalah Lumpia Semarang, Lumpia Semarang adalah camilan terbuat dari kulit lumpia yang diisi rebung dan varian telur atau daging yang mengandung energi yang cukup tinggi, terutama pada lumpia goreng dibandingkan dengan lumpia basah sehingga menjadi pertanyaan apakah konsumsi lumpia semarang beresiko terhadap kenaikan kadar gula darah dan respon kadar gula darah terhadap konsumsi lumpia goreng lebih tinggi dibandingkan lumpia basah. Selain itu aspek kehalalan produk lumpia menjadi hal yang dipertanyakan mengingat Lumpia Semarang adalah makanan adaptasi dari Negara China. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan adakah perbedaan kadar gula darah subjek penelitian terhadap konsumsi Lumpia Basah dan Goreng yang telah diobservasi kehalalannya. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental kuasi dengan metode time series design. Populasi dalam penelitian ini adalah orang dewasa muda usia 20-23 tahun dan jumlah subjek penelitian sebanyak 40. Data karakteristik subjek dan konsumsi lumpia dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dan pengukuran langsung. Analisis data menggunakan Uji Beda Wilcoxon. Hasil analisis data menyatakan bahwa pada menit ke 30-60 postprandial terjadi perbedaan kadar gula darah terhadap konsumsi lumpia basah dengan lumpia goreng dengan nilai p=0,03 dan perbedaan penurunan kadar gula darah pada menit ke 60-120 postprandial terhadap konsumsi lumpia basah dan goreng dengan nilai p=0,04. Kesimpulan dari penelitian ini adalah diketahui ada perbedaan hasil pengukuran respon kadar gula darah antara setelah mengkonsumsi lumpia basah dengan lumpia goreng, yaitu pada menit ke 60 dan 120, pada konsumsi lumpia basah menjadi lebih tinggi dibandingkan konsumsi lumpia goreng pada menit ke 60 dan respon penurunan kadar gula darah setelah konsumsi lumpia basah lebih cepat dibandingkan lumpia goreng