Abstrak: Sampah masih menjadi masalah yang belum menemukan solusi terbaik, karena sampai saat ini perilaku kepedulian manusia terhadap sampah masih sangat rendah). Sampah juga merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit yang diakibatkan oleh tatanan PHBS yang rendah. Berangkat dari masalah tersebut penulis melihat salah satu program yang digagas Bappeda Kbupaten Tangerang dapat menjadi solusi masalah persampahan. Tujuan dilaksankannya pengabdian masyarakat ini adalah untuk melihat keefektifitasan program Kurassaki dalam membentuk karakter remaja yang peduli lingkungan. Metode pengabdian masyarakat ini dilakukakan menggunakan penyuluhan kesehatan mode daring. Mitra dalam kegiatan ini adalah Bappeda Kabupaten Tangerang dan SMAN 24 Kabupaten Tangerang dengan peserta sebanyak 300 orang. Evaluasi terhadap kegiatan ini dilihat dari questioner yang diberikan sbelum dan sesudah kegiatan ini dilaksanakan. Hasil dari kegiatan ini didapatkan terfapat peningkatan sebesar 50 % kepedulian remaja terhadap lingkungan pada ketegori baik dan peningkatan 10 % kepedulian remaja terhadap lingkungan. Berdarskan hasil uji statitik dengan uji Wilcoxon rank test didapatkan p value (0.000 < 0.05) yang artinya terdapat perbedaan kepedulian remaja terhadap lingkungan melalui program Kurassaki. Abstract: Garbage is still a problem that has not found the best solution, because until now the behavior of human concern for waste is still very low). Garbage is also one of the causes of disease caused by the low PHBS order. Departing from this problem, the author sees that one of the programs initiated by the Tangerang Regency Bappeda can be a solution to the solid waste problem. The purpose of this community service is to see the effectiveness of the Kurassaki program in shaping the character of teenagers who care about the environment. This community service method is carried out using online mode health counseling. Partners in this activity are Bappeda Tangerang Regency and SMAN 24 Tangerang Regency with 300 participants. Evaluation of this activity is seen from the questionnaires given before and after this activity is carried out. The results of this activity showed that there was an increase of 50% of youth's concern for the environment in the good category and an increase of 10% of youth's concern for the environment. Based on the results of the statistical test with the Wilcoxon rank test, a p value (0.000 < 0.05) was obtained, which means that there are differences in adolescent awareness of the environment through the Kurassaki program. Abstrak:Sampah masih menjadi masalah yang belum menemukan solusi terbaik, karena sampai saat ini perilaku kepedulian manusia terhadap sampah masih sangat rendah). Sampah juga merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit yang diakibatkan oleh tatanan PHBS yang rendah. Berangkat dari masalah tersebut penulis melihat salah satu program yang digagas Bappeda Kbupaten Tangerang dapat menjadi solusi masalah persampahan. Tujuan dilaksankannya pengabdian masyarakat ini adalah untuk melihat keefektifitasan program Kurassaki dalam membentuk karakter remaja yang peduli lingkungan. Metode pengabdian masyarakat ini dilakukakan menggunakan penyuluhan kesehatan mode daring. Mitra dalam kegiatan ini adalah Bappeda Kabupaten Tangerang dan SMAN 24 Kabupaten Tangerang dengan peserta sebanyak 300 orang. Evaluasi terhadap kegiatan ini dilihat dari questioner yang diberikan sbelum dan sesudah kegiatan ini dilaksanakan. Hasil dari kegiatan ini didapatkan terfapat peningkatan sebesar 50 % kepedulian remaja terhadap lingkungan pada ketegori baik dan peningkatan 10 % kepedulian remaja terhadap lingkungan. Berdarskan hasil uji statitik dengan uji Wilcoxon rank test didapatkan p value (0.000 < 0.05) yang artinya terdapat perbedaan kepedulian remaja terhadap lingkungan melalui program Kurassaki. Kata Kunci: PHBS; Kurassaki; Lingkungan; Peduli; RemajaAbstract: Garbage is still a problem that has not found the best solution, because until now the behavior of human concern for waste is still very low). Garbage is also one of the causes of disease caused by the low PHBS order. Departing from this problem, the author sees that one of the programs initiated by the Tangerang Regency Bappeda can be a solution to the solid waste problem. The purpose of this community service is to see the effectiveness of the Kurassaki program in shaping the character of teenagers who care about the environment. This community service method is carried out using online mode health counseling. Partners in this activity are Bappeda Tangerang Regency and SMAN 24 Tangerang Regency with 300 participants. Evaluation of this activity is seen from the questionnaires given before and after this activity is carried out. The results of this activity showed that there was an increase of 50% of youth's concern for the environment in the good category and an increase of 10% of youth's concern for the environment. Based on the results of the statistical test with the Wilcoxon rank test, a p value (0.000 < 0.05) was obtained, which means that there are differences in adolescent awareness of the environment through the Kurassaki program.Keywords: PHBS; Kurassaki; Environment; Care; Teenager