Dedy Julkarnain
Universitas Muhammadiyah Mataram

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERANG INGGRIS-JERMAN (KAJIAN GEOPOLITIK PADA TAHUN 1940-1942) Dedy Julkarnain
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 4, No 1 (2019): JUNE
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.425 KB) | DOI: 10.31764/historis.v4i1.1391

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ssejarah tentang kekalahan yang tidak terduga yang dialami oleh Jerman pada perang Inggris-Jerman 1940-1942 tidak hanya keunggulan militer yang dimiliki oleh Inggris, tetapi keunggulan Geopolitik (geografis dan politik) yang dimiliki Inggris yang mampu menggagalkan invasi Jerman ke Inggris merupakan suatu hal yang menarik. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Inggris memanfaatkan letak geografisnya dalam memenangkan perang dan bagaimana keadaan politik kaitannya dengan perang 1940-1942. Skripsi ini menelusuri jalannya perang atau konflik Inggris-Jerman dengan menggunakan teori konflik Charles Darwin. Jenis penelitian ini kualitatif deskriptif dengan pendekatan Hitoris dan menggunakan metode sejarah yang lazim digunakan untuk membuat rekrontuksi masa lampau secara sistematis dan objektif untuk memverifikasi bukti dan menegakkan fakta. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data, penarikan atau verifikasi kesimpulan yang menghasilkan atau menyimpulkan menjadi Negara yang berkepulauan maka Inggris memanfaatkan sebaik mungkin akan letak geografisnya, keadaan alam ataupun sebagainya dengan cara memperkuat angkatan lautnya, serta memanfaatkan sebaik mungkin akan adanya cuaca buruk pada Oktober dan Desember serta di tunjang oleh system radarnya. Maka untuk melindungi tanah jajahnya dan mempertahankan dominasi politiknya di Eropa Inggris pula melakukan politik pertimbangan agar kekuatan daratnya tidak tertandingi oleh Negara Eropa lain,terutama Jerman serta membangun Politik persemakmuran Bangsa-bangsa. Selain itu pula AS mulai menjalankan politik Containment. Abstract: The study aims to determine the history of the unexpected defeat suffered by the Germans during the English-German war 1940-1942 not only the British-owned military excellence, but the geopolitical superiority (geographical and That the British-owned, capable of thwarting the German invasion of England is an interesting thing. Therefore, the research aims to determine how the British capitalize its geographical location in winning the war and how the political situation relates to the 1940-1942 war. This thesis traces the course of the English-German war or conflict using Charles Darwin's conflict theory. This type of research is qualitative descriptive with the Hitoris approach and uses a historical method that is commonly used to make past rechrontuctions systematically and objectively to verify evidence and enforce facts. Data analysis through data reduction, data presentation, withdrawal or verification of conclusions that generate or conclude into an archipelago of countries then the UK utilizing the best possible geographical location, nature or so on By strengthening its navy, as well as making good use of inclement weather in October and December and supported by its system of rades. Thus, to protect the soil and maintain its political dominance in British Europe also conducted political considerations in order to power his powers unmatched by other European countries, especially Germany and build the political Commonwealth The nations. In addition, the U.S. began to run political Containment.
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KERAJAAN PEKAT PASCA LETUSAN GUNUNG TAMBORA TAHUN 1815 DI KECAMATAN PEKAT KABUPATEN DOMPU Ahmad Afandi; Ilmiawan Mubin; Dedy Julkarnain
Historis : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah Vol 3, No 1 (2018): JUNI
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.247 KB) | DOI: 10.31764/historis.v3i1.1376

Abstract

Abstrak: Kerajaan Pekat merupakan salah satu dari tiga kerajaan yang tertimbun oleh letusan Gunung Tambora pada tahun 1815. Wilayah bekas kerajaan Pekat sekarang sudah ditempati kembali setelah lama tidak terpakai. Maka dari itu, perlu diteliti apa yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Pekat pada tahun 1815, bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat kerajaan Pekat pasca letusan gunung Tambora, serta apa saja yang menjadi peninggalan dari kerajaan Pekat. Penelitian ini bertujuan untuk mendetulisankan dan menjelaskan penyebab runtuhnya kerajaan Pekat pasca letusan gunung Tambora, dan bagaimanakah kehidupan sosial ekonomi dari masyarakat kerajaan Pekat pasca letusan gunung Tambora, serta untuk mengetahui peninggalan-peninggalan dari kerajaan Pekat. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif.Lokasi penelitian bertempat di Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik analisis data; 1) reduksi data, 2) penyajian dan 3) penarikan kesimpulan. Kesimpulannya yakni, kerajaan Pekat adalah salah kerajaan yang hilang saat kejadian meletusnya gunung Tambora pada tahun 1815, dengan jumlah penduduknya yang paling banyak tertimbun dibandingkan dengan kerajaan Sanggar dan kerjaan Tambora. Pekat sendiri berasal dari kata Papekat yang berarti “burung kakak tua”. Bekas wilayah dari kerajaan Pekat sekarang sudah ditempati setelah lama tidak terpakai pasca letusan Tambora 1815, dan diberi nama dengan nama yang sama dari kerajaan Pekat yaitu Kecamatan Pekat. Kecematan Pekat ditempati oleh berbagai macam suku, dan mata pencaharian mereka pun berbeda-beda. Kehidupan sosial ekonomi masyarakatnya begitu baik dan maju. Adapun peninggalan yang merupakan bukti nyata akan keberadaan kerajaan Pekat di Pulau Sumbawa yang sampai saat ini masih terjaga kelestariannya yakni; 1) tare/Nampan, 2) peti emas, 3) tempat rempah dan penumbuk sirih, dan 4) tempat rempah-rempah.Abstract: The concentrated kingdom was one of three kingdoms that were buried by the eruption of Mount Tambora in 1815. The territory of the former concentrated kingdom is now reoccupied after a long unused. Therefore, it should be examined what caused the collapse of the concentrated kingdom in 1815, how the social economic life of the people of the concentrated Kingdom post the eruption of Mount Tambora, as well as anything that became a relic of the concentrated kingdom. This research aims to Mendetulisankan and explain the cause of the collapse of the concentrated kingdom after the eruption of Mount Tambora, and how the socio-economic life of the people of the concentrated Kingdom post the eruption of Mount Tambora, and to know the relics of the dense kingdom. This method of research uses qualitative methods of descriptive. The research site is located in concentrated district of Dompu district. Data collection techniques using observation techniques, interviews, and documentation. Data analysis techniques; 1) data reduction, 2) presentation and 3) withdrawal of conclusion. In conclusion, the concentrated kingdom is one of the kingdoms lost in the event of the eruption of Mount Tambora in 1815, with the most populous population buried in comparison with the Kingdom of Sanggar and the work of Tambora. Concentrated itself is derived from the word Papekat which means "old bird". The former territory of the concentrated Kingdom is now occupied after a long unused post-eruption of Tambora 1815, and was given the name of the same name from the concentrated kingdom of the concentrated district. Concentrated jealousy is occupied by a wide variety of tribes, and their livelihoods also vary. The socio-economic life of the people is so good and advanced. The relic that is the apparent evidence of the existence of the concentrated kingdom on Sumbawa Island is still preserved in its sustainability, namely; 1) tare/tray, 2) Gold crates, 3) place spices and betel nut, and 4) place spices.