Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PELATIHAN PENGGUNAAN MESIN PENGGILING JAHE DAN PENGOLAHAN LIMBAH AMPAS JAHE MENJADI BUBUK JAHE Ngatirah Ngatirah; Christina Wahyu Ari Dewi
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 1 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.937 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i1.3355

Abstract

ABSTRAKProgram Kemitraan Masyarakat (PKM) dilaksanakan dengan mitra industri rumah tangga (IRT) Jahe Instan “Merapi Mantap" di Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Salah satu permasalahan yang dihadapi mitra adalah belum adanya mesin penggiling jahe dan belum adanya pengolahan limbah perasan jahe. Selama ini mitra selalu menggilingkan jahe ke pasar sehingga menambah biaya produksi. Selain itu limbah perasan jahe belum dimanfaatkan dan biasanya hanya dibuang di kebun. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengurangi biaya produksi dengan melakukan introduksi mesing penggiling jahe dan perlu dilakukan pelatihan untuk pengolahan limbah perasan jahe menjadi tepung jahe. Tujuan PKM ini adalah (1) introduksi dan pelatihan mesin penggiling jahe (2) pelatihan pengolahan limbah perasan jahe menjadi tepung jahe. Metode yang dilakukan menggunakan pendekatan partisipatif yang melibatkan mitra secara aktif, dengan tahapan pengadaan mesin penggiling jahe, pelatihan penggunaan mesin penggiling jahe dan pengolahan limbah perasan jahe menjadi bubuk jahe. Hasil kegiatan PKM ini adalah transfer teknologi tepat guna penggunaan mesin penggiling jahe dan pemanfaatan limbah jahe menjadi bubuk jahe dengan rendemen 18.5% dan kadar air sekitar 10%. Dampak kegiatan ini adalah adanya pengurangan biaya produksi untuk penggilingan jahe dan adanya produk tepung jahe yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk. Dampak lingkungan yaitu dapat mengurangi pencemaran limbah. Kata kunci: mesin penggiling jahe; pengolahan limbah, bubuk jahe. ABSTRACTThis activity was implemented in domestic industry partners Jahe Instan "Merapi Mantap" in Kinahrejo Village, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. The problems is the absence of ginger grinding machines and the absence of ginger-based waste treatment. The partner always grinds ginger to the market so the cost of production increased. In addition, the waste of  ginger squeeze is not utilized and usually only disposed of in the garden. The purpose of this activity is (1) introduction and training of ginger grinding machine (2) training of processing waste squeeze ginger into ginger powder. The method is carried out using a participatory approach, with the stage of making the procurement of ginger grinding machine, training the use of ginger grinding machine and conducting ginger squeeze waste treatment activities into ginger flour. The result of the activity is the transfer of appropriate technology regarding the use of ginger grinding machines and the utilization of ginger squeeze waste into ginger flour. The yield of ginger powder is 18.5% with water content about 10%. Impact of this activity is the reduction of production costs for ginger milling and the powder ginger as new product that can be utilized for various products. Environmental impacts can reduce waste pollution. Keywords: ginger grinding machine; waste treatment; ginger powder
TEKNOLOGI MESIN PRODUKSI GULA JAHE BAGI INDUSTRI RUMAH TANGGA JAHE INSTAN ”MERAPI MANTAP” DI DUSUN KINAHREJO YOGYAKARTA Ngatirah Ngatirah; Christina wahyu Ari Dewi
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 2 (2021): December
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v6i2.2360

Abstract

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dilaksanakan di industri rumah tangga (IRT) Jahe Instan “Merapi Mantap" di Dusun Kinahrejo, Yogyakarta. Salah satu  permasalahan di IRT tersebut adalah kapasitas produksi gula jahe yang relatif rendah dan belum bisa memenuhi permintaan pasar, proses produksi masih secara manual dengan peralatan sederhana. Tujuan PKM ini adalah membuat rancang bangun dan pelatihan penggunaan mesin produksi gula jahe sehingga kapasitas dan efisiensi produksi dapat ditingkatkan. Metode yang dilakukan adalah perancangan dan pembuatan peralatan Mesin Produksi gula jahe serta training penggunaan mesin produksi. Hasil kegiatan PKM ini adalah adanya introduksi mesin pembuat gula jahe dengan kapasitas 50 kg/jam untuk sekali proses serta alat pencetak gula jahe. Kegiatan ini berdampak pada p.  
Karakteristik Mi Kering Glukomanan dengan Variasi Konsentrasi Glukomanan dan Jumlah Penambahan Air Kapur Sirih Dewi Permata Sari; Ngatirah Ngatirah; Reza Widyasaputra
Agroteknika Vol 7 No 3 (2024): September 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i3.215

Abstract

Glukomanan adalah salah satu senyawa utama umbi porang yang bersifat hidrokoloid kuat, rendah kalori dan merupakan serat pangan larut air. Salah satu pemanfaatan glukomanan adalah diolah menjadi mi kering. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi glukomanan dan jumlah air kapur sirih terhadap sifat-sifat mi glukomanan kering dan menentukan mi kering glukomanan yang disukai panelis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Blok Lengkap (RBL) faktorial yaitu konsentrasi glukomanan (6%, 9%, 12% b/v) dan jumlah air kapur sirih (5%, 10%, 15% v/v). Analisis hasil penelitian meliputi pengujian sifat fisik (warna dengan chromameter, elastisitas, daya rehidrasi, tekstur), pengujian sifat kimia (kadar air, abu, protein), dan kesukaan organoleptik (rasa, tekstur, aroma dan warna). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa konsentasi glukomanan makin tinggi berpengaruh terhadap peningkatan total perbedaan warna, meningkatkan kekompokan (cohesiveness) mi, serta meningkatkan skor kesukaan warna dan rasa, namun tidak berpengaruh terhadap tingkat kecerahan, elastisitas, daya rehidrasi, tekstur (hardness, fracture, dan chewiness), kadar air, kadar abu, kadar protein, aroma, dan tekstur. Makin tinggi jumlah air kapur cenderung meningkatkan daya rehidrasi mi serta meningkatkan skor kesukaan organoleptik (warna, rasa, dan aroma), namun tidak berpengaruh terhadap kecerahan, total perbedaan warna, elastisitas, tekstur (hardness, fracture, chewiness, dan cohesiveness), kadar air, abu, protein, dan kesukaan tekstur. Produk mi kering glukomanan terbaik diperoleh dengan penggunaan glukomanan 12% dan jumlah penambahan air kapur 15 mL.