Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SILIKA BEBAS NATRIUM DARI LIMBAH SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN MINERAL TRIOXIDE AGGREGATE Leny Yuliatun; Anissa Riyawati; Nuryono
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) Vol. 1 No. 01 (2019): JPPL, September 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jppl.v1i01.38

Abstract

One of the basic ingredients of making White Mineral Trioxide Aggregate (MTA) was silica. The sources of silica was from white rice husk ash (RHA) and silica extracted from RHA. Silica could be extracted from natural ingredients in the form of rice husk ash. The purpose of this study were to extract silica from rice husk ash and purify the silica extracted by washing using distilled water to free sodium, so that it could be used as the basic ingredient in making MTA. Sodium was a hygroscopic metal that could cause the presence of pores in MTA material if applied to the teeth. The amount of washing volume varies to a certain volume which indicates that silica was free Na. Based on the results of the experiment it could be concluded that the washing of silica by stirring with distilled water would produce free Na silica by washing 450 mL. This wasnot proven at peak 2θ (300), as well as proof of the presence of silanol and siloxane groups before and after washing with FTIR spectroscopy. In addition, the washing volume also affects the intensity of the –OH peak in wave numbers 1635,64 cm-1 the more volume used, the intensity of the –OH group increases, so that the water hydrated in silica also increases. Silica free Na would be used as the starting material for making MTA which was applied to teeth medicament or root canal treatment.
ANALISIS MANAJEMEN WAKTU DAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE ANALYSIS DAN METODE CRASHING (STUDY KASUS PADA PROYEK TOLL ROAD DEVELOPMENT OF SEMARANG- DEMAK 1C) Nuryono
Journal of Scientech Research and Development Vol 6 No 2 (2024): JSRD, December 2024
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v6i2.525

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis kinerja proyek pada waktu akhir penyelesaian proyek menggunakan EVA (Earned Value Analysis). (2) Menganalisis perkiraan biaya percepatan akhir proyek. (3) Menganalisis percepatan waktu & efesiensi biaya dengan metode crashing. Dikarenakan pada proyek Toll Road Development of Semarang-Demak 1C mengalami keterlambatan dalam pekerjaannya sehingga diperlukan analisis Earned Value agar pekerjaan pada proyek Toll Road Development of Semarang Demak 1C dapat berjalan sesuai dengan rencana. Schedule yang ada antara lain perhitungan Planed Value (PV), Earned value (EV), Actual Cost (AC), Schedule Variance (SV), SPSchedule Performance Index (SPI), Cost Performance Index (CPI). Sedangkan prakiraan waktu dan biaya penyelesaian akhir proyek digunakan perhitungan Estimate to Complete (ETC), Estimate at Completion (EAC), Time Estimated (TE). Metode Crashing dapat digunakan Critical Path Method ((CPM), Time Cost Trade Off, dan Managemen Efektivitas waktu dan efektvitas biaya. Dari analisis metode EVA didapatkan Perbandingan waktu akhir penyelesaian proyek berdasarkan nilai time estimated (TE) maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek yaitu selama 125 minggu. Sedangkan estimasi penyelesaian proyek selama 135 minggu yakni terlambat selama 67 hari sesuai dengan nilai Schedule Variance (SV) pada minggu 49. Nilai SPI pada minggu 49 menunjukkan nilai ≤ 1 yang artinya bahwa kinerja proyek lebih lambat dari jadwal rencana. Sedangkan nilai CV sebesar 1 = 1 artinya biaya akhir proyek sama dengan anggaran yang dikeluarkan yakni sebesar Rp. 761.285.689.433. Optimalisasi biaya untuk mengejar keterlambatan pekerjaan pada nilai SV sebesar - Rp. 22.053.936.104 dengan waktu 67 hari. Maka perlu dilakukan penambahan kapasitas produksi pada beberapa item pekerjaan diantaranya pada pekerjaan pemancangan CSP 1000 yang mengalami deviasi sebesar 61 titik dengan kapasitas produksi perhari sebanyak 2 titik sehingga dapat dislesaikan selama 31 hari. dan pengadaan CCSP W-325 L=18 m sebanyak 654 batang kapasitas produksi pengiriman perhari sebanyak 30 batang dengan waktu penyelesaian pengiriman selama 22 hari, Untuk pekerjaan capping beam dari 30 hari pekerjaan maka dilakukan percepatan pekerjaan yakni 15 hari pekerjaan. Untuk analisa waktu dan biaya pada proyek maka dengan waktu kontrak selama 880 hari dengan biaya sebesar Rp.761.285.689.433 sedangkan perkiraan kinerja akhir proyek yakni membutuhkan waktu selama 945 hari dengan biaya sebesar Rp. 799.432.048.905, dan waktu percepatan proyek dapat diselesaikan selama 812 hari dengan biaya sebesar Rp. 748.713.108.409